Seorang anak kecil digendong ayahnya mengintip
di balik kaca, melihat sosok bayi mungil di depannya. Ayahnya lalu
menurunkannya dan pergi sebentar. “jangan kemana – mana ya...ayah akan segera
kembali”
Si kecil berjalan masuk ke ruangan bayi dan
mencabut papan nama bayi tersebut. Suster masuk dan terkejut melihat papan nama
yang sudah tergeletak di lantai, tanpa berfikir panjang suster menempelkan
papan nama tersebut di box bayi.
Ayah datang dan menggendong anak kecil
tersebut keluar, anak kecil tersebut memandangi si bayi (kayaknya dia tahu
kalau si suster salah nempelin papan nama)
Jun suh berada di ruangan seni sambil
membenahi alat lukisnya yang tercecer di kolong meja. Seorang gadis tiba – tiba
masuk dan menangis “dasar Jun Suh kurang Ajar!”
Mendengar namanya, Jun Suh lalu muncul dan
mengagetkan si gadis. Si gadis terkejut dan akhirnya mengaku kalau ia kesal karena
Jun Suh membuang surat cintanya.”ah..maaf, itu karena kau tidak menuliskan
namamu, jadi kubuang saja”
Eun Suh melihat di depan pintu dan si gadis
menabraknya pergi karena kesal. Eun Suh masuk dan menyerahkan surat cinta +
kado dari gadis – gadis. Jun Suh kesal dan membuangnya ke ember bekas cat.
“jangan lakukan ini lagi!” kata Jun Suh lalu
pergi
Gadis – gadis yang menitipkan kado tersebut
datang “bagaimana? Apakah ia menerimanya?” Eun Suh lesuh dan melirik ke arah
ember.
“aiss! Sial! Apa – apaan si Jun Suh!! Dia
bahkan belum melihat isinya”
Eun Suh kabur sambil tertawa geli.
Jun Suh mengambil sepedanya dan meninggalkan
Eun Suh,”kakak,tunggu! Aku kan tidak bisa naik sepeda”. Mereka lalu berjalan
beriringan sambil menenteng sepeda.
Eun Suh meminta maaf dan janji tidak akan
melakukan hal tadi, Jun Suh tersenyum “kau dimaafkan. Jangan lakukan hal tadi
ya.. karena kakak sudah punya orang yang kakak sukai ^^”
“siapa kak?” Eun Suh rewel memaksa kakaknya
memberitahunya, Jun Suh lalu menantang Eun Suh bermain gunting-batu-kertas.
“kalau kau menang aku akan memberitahumu”
Eun Suh kontan mengambil ancang – ancang, Jun
Suh hanya tersenyum melihat adiknya. “gunting batu kertas!!” Eun Suh kalah!
Hahahaha
“kenapa aku kalah terus ya?” Eun Suh cemberut
pergi “itu karena kau selalu mengeluarkan batu” Jun Suh bergumam dan tersenyum
geli.
Hujan turun dengan deras, Eun Suh dan Jun Suh
mengayuh sepeda mereka di bawah hujan yang lebat. Mereka berteduh di emperan
gedung tua menunggu hujan reda.
“ah~ sial, rok ku semakin berat gara – gara
basah” Eun Suh lalu membuka roknya, Jun Suh terkejut dan melidungi adiknya “apa
yang kau lakukan?”
Jun Suh tersenyum melihat adiknya, “kakak, aku
kan juga sudah besar makanya aku pakai rok seperti ini ^^”
Di rumah, Eun Suh mandi bersama ibunya.
“ibu,ibu pasti akan kaya. Telinga ibu tebal...aku tipis” kata Eun Suh
“ah~ ibu pasti mengadopsi aku kan ^^ hahahaha”
Eun Suh dan ibunya bercanda. Ibu memeluk Eun Suh dari belakang dan memegang
dada Eun Suh “wah~ begini rupanya ^^”
Makan malam di keluarga Yoon...
Eun Suh mengeluh kekenyangan dengan manja.
Ibunya meledek kalau Eun Suh butuh banyak gizi agar dadanya bisa bagus (haduu..Hyo Rin bingung nulisnya gimana ^^).
“ibu! Ibu membuatku malu! Kan ada ayah dan
kakak!!”
Ayah dan Jun Suh tertawa melihat Eun Suh,
“sini,biar kakak lihat!” Jun Suh kejar – kejaran dengan Eun Suh. Benar – benar
keluarga yang bahagia, dengan 2 anak yang akur ^^
Paginya...
Eun Suh dan Jun Suh berangkat ke sekolah
bersama, hari ini Eun Suh akan ikut pemilihan ketua kelas dan menyombongkan
diri kalau dirinya akan menang
“apa kau yakin, kau bisa jadi ketua kelas?”
ledek Jun Suh
“tentu saja, aku pasti akan mengalahkan Choi
Shin Ae”
“Choi Shin Ae? Apa dia menyulitkanmu?” Jun Suh
selalu menghawatirkan adiknya, ia takut ada yang membuat susah Jun Suh
“tidak, tidak pernah”
Shin Ae dan temannya menunggu di depan ruang
seni, Jun Suh datang dan Shin Ae lalu mendekatinya,
“kakak kelas, aku sangat menyukai lukisanmu.
Mm... bisakah kau buatkan aku sketsa lukisan untuk lomba puisi nanti?” kata
Shin Ae
Jun Suh yang memang tidak suka diganggu kesal
“apa kau pernah melihatku sebelumnya? Apa kau kenal aku? Kenapa kau
menyuruhku?”
Shin Ae kesal dan pergi, temannya berteriak
“hei Choi Shin Ae..tunggu aku!”
Jun Suh mendengar kalau anak yang tadi itu
ternyata Choi Shin Ae, teman sekelas Eun Suh.
Pemilihan ketua kelas.. Eun Suh menang dan mengalahkan Shin Ae. Eun Suh tersenyum seumringah sementara Shin Ae menahan
amarahnya. Ibu guru juga mengumumkan kalau yang mewakili kelas untuk lomba
puisi bukan Shin Ae tetapi Eun Suh (padahal kemampuan Shin Ae diatas Eun Suh)
“Shin Ae..tidak apa – apa kan.. Eun Suh yang
akan lomba, dia bisa dibantu oleh kakaknya” kata Ibu guru
“tidak apa – apa” kata Shin Ae cemberut
“anak – anak.. besok ibu Eun Suh akan membawa
kue beras untuk kita semua, terimakasih Eun Suh ^^” ibu guru lagi – lagi
meninggikan Eun Suh.
Pelajaran olahraga dimulai.. seluruh kelas
mengganti pakaian kecuali Shin Ae. “wah lucu sekali” kata teman Eun Suh,Kang
Hee melihat Rok milik Eun Suh
Shin Ae and the gank kesal melihat duo manja
ini selalu tersenyum dan bahagia di kelas. Teman Shin Ae meledek mereka yang
selalu berlindung di ketiak Jun Suh. “apa hebatnya punya kakak seorang
pangeran!”
Eun Suh rada kesal “benar! Kakakku adalah
pangeran dan aku putri!” “kalau kak Ju Suh adalah pangeran berarti aku putri
pasangannya” kata Kang Hee ikut – ikutan.
Eun Suh mengahmpiri Shin Ae dan mengulurkan
tangannya “kelak kita akan bekerja sama, kalau ada yang ingin kau katakan
katakan saja padaku”
Kelas dimulai, Eun Suh bermain gembira dengan
Kang Hee dan teman sekelasnya di lapangan. Sementara itu, Shin Ae menangis kesal
di dalam kelas.
Kelas selesai dan Eun Suh bingung karena
roknya hilang. Kang Hee dengan nafas terengah – engah menghampirinya dan bilang
kalau roknya digantung di pohon depan lapangan.
Benar saja. Satu sekolah gempar melihat rok
bertuliskan Yoon Eun Suh 1 – 2
Kang Hee kesal dan menduga ini ulah Shin Ae,
ia ingin melapor ke guru tapi Eun Suh menahannya “sudahlah..”
Eun Suh dengan berani memanjat pohon tersebut
dan membuat semua orang bersorak. Dari jauh kakaknya melihatnya dan khawatir
sekaligus kesal, ia memikirkan siapa yang berani melakukan hal itu pada Eun
Suh.
Eun Suh berhasil mengambil roknya, dan semua
orang menyorakinya hebat ^^
Jun Suh, Eun Suh, Kang Hee pulang bersama.
Jun Suh kesal karena Eun Suh tidak memberitahu
siapa yang melakukan hal tadi padanya. Kang Hee yang memang cerewet kontan
bilang kalau Shin Ae pelakunya.
Jun Suh melihat Shin Ae diseberang jalan dan
berniat memberinya pelajaran.
Eun Suh khawatir kakaknya memukul Shin Ae, ia
berusaha mengayuh sepedanya dan CRASH !!!!!!! Eun Suh tertabrak mobil dan
pingsan.
Ayah dan ibu tiba di rumah sakit, Jun Suh
menangis meminta maaf karena semua ini salhnya “Eun Suh akan dioperasi, ayah
ibu..ini semua karena aku” ibu lalu memeluknya
Ayah
dan ibu pergi ke ruang dokter dan bersedia untuk mentransfusi darah. “jadi
siapa diantara tuan dan nyonya bergolonan darah B?”
Ayah dan ibu bingung, mereka sekeluarga
berdarah O, bagaimana mungkin Eun Suh bergolongan darah B. Mereka memutuskan
untuk tes darah dan hasilnya tetap sama.. O
Ibu dan ayah pulang, diperjalanan ayah terus
memikirkan tentang perbedaan golongan darah, sedangkan ibu takut memikikannya.
Ayah terus – terusan bertanya “siapa anak kita?”, ibu kesal dan frustasi
menutup telinganya “anakku hanya Eun Suh!!!”
Di rumah sakit.. Jun Suh memegang tangan Eun
Suh dan meminta maaf, “kumohon bangunlah..aku minta maaf”
“kau dimaafkan!” Eun Suh ternyata sedari tadi
sadar dan pura – pura pingsan ^^.
“Yoon Eun Suh!!!!” kakaknya panik
“kalau aku tidak pura – pura pingsan..kaka
tidak akan minta maaf ^^, mm..mana ibu?”
“ibu pulang dan akan ke sini besok”
“kakak kenapa tidak pulang?”
“aku akan menjagamu, kau kan sangat berati
bagi kakak”
Sementara itu di rumah, suasana masih kaku
“apakah Eun Suh tertukar?” kata ayah
Ibu marah – marah dan berkata kalau ini sudah
jelas, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Eun Suh adalah putrinya.
Besoknya, ayah peri ke rumah sakit tempat Eun
Suh pernah dilahirkan, ia mengkonfirmasi kalau Eun Suh putrinya apa bukan.
Dokter berakta kalau hari itu ada 2 bayi yang lahir dan sama – sama
perempuan,yang satu bergolongan darah B dan yang satunya O !!
Sementara itu, Jun Suh menemui Shin Ae. Ia
mengancam agar Shin Ae tidak mengganggu adiknya lagi, ia akan menolong Shin Ae
membuat ilustrasi lukisan untuk puisinya.
Shin Ae kesal “apa kau sanggup berlutu di
hadapanku?”, Jun Suh tanpa berfikir panjang berlutut! Apapun ia lakukan dmi Eun
Suh. Shin Ae makin kesal dan pergi. Kenapa semua orang rela melakukan apa saja
demi Eun Suh.
Jun Suh melihat mobil ayah lewat, ia penasaran
untuk apa ayah dan ibunya kemari.
Ayah dan ibu ternyata mencari alamat ibu bayi
yang juga melahirkan di waktu yang sama dengan ibu. Mereka terkejut melihat
rumah yang mereka cari ternyata kumuh dan lebih cocok dijadikan gudang.
“pergi kau bajingan!” seorang ahjumma dengan
rambut pendek tak terawat keluar dari rumah tersebut sambil menyiram air ke
seseorang.
Mereka mencoba masuk ke rumah tersebut yang
ternyata sebuah kedai. Ibu memasang wajah berkerut me;ihat kondisi rumah yang
kotor,panci dimana – mana, pakaian kotor terhambur dan kabel listrik aut autan.
Ahjumma tersebut dengan sopan menanyakan apa
maksud mereka datang ke tempat seperti ini.
“begini nyonya, apakah putrimu lahir di
tanggal 4 oktober?”
“bagaimana anda tahu? Apa anda gurunya? Apa
dia bermasalh di sekolah?”
“tidak nyonya. Begini..apa nyonya melhirkan di
rumah sakit Karam? apakah kami bisa bertemu dengan putri anda?”
Ibu sudah tidak tahan dan menyuruh ayah segera
pergi, mereka berdua cek cok dan ini membuat ahjuma kesal.
“apa – apaan kalian! Apa yang kalian bicarakan
tentang putriku!” ahjumma kesal sambil membanting lap di atas meja.
“putri kita mungkin tertukar!” ayah keceplosan
Jun Suh yang ternyata mengikuti ayah
ibunya,mendengar semua itu dan terkejut.... Eun Suh bukan adiknya...
Ibu kesal pada ayah dan tidak ingin berbicara
sepatah katapun. “ayo kita pergi
memastikannya” kata ayah. Ibu makin kesal dan nyaris frustasi, ia
menyuruh ayah segera mengantarnya ke Eun Suh.
Di rumah sakit, Eun Suh asyik membaca buku,
ibu lalu datang dan memeluknya.
“apa putri kesayangan ibu baik – baik saja?”
“mengapa ibu datang?”
“aku datang karena putri ibu takut pada
hujan..jadi ibu akan menemani Eun Suh”
“aku bukan bayi lagi bu..” kata Eun Suh senang
dipeluk ibunya.
Ibu memeluk Eun Suh erat, ia bilang akan
melindungi Eun Suh selamanya “Eun Suh..Eun Suh putri ibu... ibu akan melindungi
Eun Suh..melihat Eun Suh ke perguruan tinggi..melihat Eun Suh bertemu dengan
pria baik..melihat Eun Suh menikah dan mempunyai anak..”
“ibu...^^”
Sementara itu... ahjumma menghayal..ia
teringat masa lalu ketika ia melahirkan..
FLASHBACK
Setelah anak kecil (ternyata itu Jun Suh)
menjatuhkan papan nama dan suster memperbaikinya, ahjumma datang. Ia memandangi
bayi tersebut “kasihan kamu..kamu tidak bisa melihat ayahmu. Si brengsek itu
meninggal, tapi ini lebih baik daripada kau mempunyai ayah seperti dia”
FLASHBACK END
Ibu dan ayah mendiskusikan untuk pindah ke
Amerika “ayah, ayo kita segera pindah..aku tidak mau di sini..aku akan pergi bersama Eun Suh ”
ayah sepertinya sudah menyerah “baiklah”. Jun Suh mendengar percakapan itu, ia
berjalan lesu dan sedih menuju ke rumah sakit.
Di rumah sakit, Eun Suh sudah menyelesaikan
bukunya. Jun Suh lalu datang...
“ada apa dengan ibu dan kakak? Ini aneh..”
“mm..aku datang untuk memberitahumu rahasia!
Siapa yang aku sukai”
“beanrkah? Wah~”
“orang itu keras kepala dan agak bodoh,
matanya besar dan rambutnya lurus panjang sepertimu, tingginya juga. Ia selalu
mengikutiku padahal aku selalu memarahinya. Dia juga tidak bisa naik sepeda ^^”
“itukan aku!
Kakak! Apa kau meledekku?”
“Eun Suh..jika kita berdua tidak
bersaudara..apakah kita tetap bisa bertemu?”
“tentu saja..takdir kan mempertemukan kita ^^”
“tentu saja..takdir kan mempertemukan kita ^^”
Mereka lalu bermain gunting – batu – kertas
untuk tahu apakah ucapan Eun Suh benar. “kalau aku yang menang berarti takdir
memang mempertemukan kita ^^”
Mereka lalu suit dan.... “aku
menang..wah..batu memang bekerja !!” kata Eun Suh senang.. “sudah kubilang kan
kak.. ini karena takdir ^^”
Jun Suh hanya tersenyum dan berharap kalau Eun
Suh tidak tahu apa – apa.
Eun Suh sudah sembuh dan kembali
bersekolah..tepat di hari pameran. Yoon sekeluarga erkumpul bersama, ibu
melihat sebuah lukisan dan pusii lalu memujinya. “ini punya teman
sekelasku..Choi Shin Ae” kata Eun Suh
Di tempat lain ahjumma juga datang ke sekolah,
ia agak minder menuju ke tempat pameran. Ayah,ibu dan Jun Suh kaget melihat
ahjumma datang, mereka bertanya – tanya apakah putri ahjumma itu juga
bersekolah di sini?
“ibu! Untuk apa ibu datang kemari? Aku malu ibu!!”
Shin Ae mengahampiri ahjumma (mulai sekarang kita sebut Nyonya Choi) itu!
Jun Suh terkejut setengah mati mengetahui
kalau putri Nyonya Choi adalah Shin Ae!
Nyonya Choi juga melihat keluarga Yoon dan
terkejut! Shin Ae dan Eun Suh juga bertatapan bingung.. mereka tidak tahu apa –
apa ...
Bersambung
Hai Hoii! Hoii! Readers..akhirnya Hyo in
kembali dengan sinopsis Endless Love ^^
Hyo Rin butuh dukungan, tinggalkan komentar
kamu ya ^^, biar Hyo Rin makin semangat dan menyelesaikan Sinopsis ini ^^, Your
comments are my spirit ^^
Salam Hoii! Hoii!
.rin, aq bertandang ke blogMu untuk memberi dukungan ...
BalasHapus.slalu ji ku buka blogmu, jadi lanjutkan yah sampe tamat...
.da..dah...
gamsahamnida ^^
HapusREKHAIKMY wong sulawesi toh?
.hehehe, iya..
Hapus