Ayah,ibu, dan Jun Suh terkejut melihat nyonya
Choi datang dan ternyata adalah ibu dari Shin Ae. Mereka lalu duduk bersama
ditemani oleh wali kelas.
Wali kelas membangga – banggakan Eun Suh dan
Shin Ae. “Eun Suh adalah ketua kelas dan
murid yang ceria..”
“apa kabar..aku Yoon Eun Suh”
“kalau Shin Ae..dia adalah wakil Eun Suh dan
ranking 1 di kelas”
“apa? Kau
ranking 1? Wah..kenapa tidak bilang ada ibu” nyonya Choi meningikan
suaranya sambil menatap Shin Ae
“apa kabar..aku Choi Shin Ae”
Ayah dan ibu menatap Shin Ae..begitupula
dengan nyonya Choi yang menatap Eun Suh dalam..
Ibu guru menjelaskan kalau mereka dipanggil
kesini untuk membicarakan suatu hal berhubung karena Eun Suh dan Shin Ae selaku
pengurus kelas.
Nyonya Choi lalu membentak Shin Ae “ibu kan
sudah bilang jangan mengambil peran apapun di kelas! Lihat ini, kita bisa
repot!”
Ibu mengernyitkan dahinya melihat Shin Ae
dibesarkan oleh nyonya Choi yang keras.
“sudahlah nyonya! Bukannya ini bagus dia
menjadi pengurus kelas” ayah ngotot seakan membela Shin Ae
Eun Suh bingung melihat ayahnya peduli dengan
orang yang baru saja ia temui, Jun Suh juga mulai kesal,memukul meja dengan
keras “... maaf, aku ingin ke toilet”
“Begini tuan dan nyonya kami tidak berniat
mempersulit anda karena posisi putri anda, kami hanya...” Guru lalu
mendapat telepon dari wali murid dan harus meninggalkan ruangan..
Suasana kaku... ayah menatap Shin Ae prihatin
begitu juga ibu..sedangkan nyonya choi menatap Eun Suh tidak tega
“nyonya pasti bangga punya anak pintar seperti
Shin Ae” kata ayah “apa..kamu punya saudara?”
“aku punya seorang kakak” kata Shin Ae
Ayah sepertinya ingin tahu bagaimana kehidupan
Shin Ae, ia terus menanyakan bagaimana Shin Ae di rumah..
Shin Ae tanpa rasa malu dan bersalah bercerita
kalau kakaknya di usir oleh ibunya dari rumah, mereka sering tidak akur dan ia
sering dimarahi. Nyonya Choi kesal dengan tingkah Shin Ae yang blak blakan.
“apakah...Shin Ae tidak sakit – sakitan?” ibu
mulai bicara, Eun Suh mulai curiga, kenapa orangtuanya begitu penasaran dengan
Shin Ae
“hei nyonya! Walaupun kami miskin, api aku
membesarkannya dengan baik. Kalian tidak usah terlalu khawatir!!”
Keluarga Yoon pulang, di mobil semuanya diam
dan menahan perasaan masing – masing, hanya Eun Suh yang diam tidak mengerti
apa – apa.
Sementara itu, nyonya Choi terus menanyakan
tentang Eun Suh “hey, orang seperti apa ketua kelasmu itu?”
“ah~ Yoon Eun Suh? Ah! Dia benar – benar
seoang putri..kakeknya mendirikan sekolah kita, dia sangat kaya”kata Shin Ae
cemberut.
Di rumah.. ayah bilang kalau nyonya Choi telah
memastikan tipe darahnya, darah nyonya Choi ternyata sama dengan Eun Suh. Ibu
kontan lemas dan menitihkan air mata.
Eun Suh bermain sendirian di taman dengan 2
buah gelas, yang satu sebagai Eun Suh dan gelas lainnya Jun Suh.
Jun Suh datang dan menemaninya bermain..
FLASHBACK
Sewaktu ulangtahun ibu, Jun Suh dan Eun Suh
mmberikan kado 4 buah gelas replika keluarga mereka, ayah – ibu – Jun Suh dan
Eun Suh.
“aku membuatnya bersama Eun Suh..selamat
ulangtahun ibu” kata Jun Suh
“tidak bu..ini adalah buatan kakak.. kakak
yang membuat gelasnya..kakak yang membuat gambarnya”
“lalu Eun Suh?” ledek ayahnya
“aku..aku menyemangati kakak ^^”
Ibu dan ayah benar – beanr senang mendapat
kado itu, “aku tidak bisa hidup tanpa anak – anak ayah..”
“kita punya anak – anak dan gelas ini”
“aku akan berada di samping mereka selamanya”
(bener – bener keluarga bahagia ^^)
FLASHBACK END
“Eun Suh cantik.. seperti ibu dan seorang
putri” kata Jun Suh sambil mengangkat gelas miliknya
“tentu saja..aku kan putri ibu”
Mendengar Eun Suh bicara seperti itu, Jun Suh
tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dan memilih pergi.
Di rumah Shin Ae...
“apa? Makana sisa lagi? Ibu menyuruhku makan
sisa sup jualan tiap hari?” kata Shin Ae
Ibu kesal dan mengambil mangkuk sup “kalau begitu
kau tidak usah makan!”
“apa ibu tega melihat anak ibu ke sekolah
tanpa sarapan? Ah! Inilah sebab kakak lari dari rumah!!”
“pulanglah lebih cepat hari ini!”
“ibu akan menyuruhku bekerja kalau aku pulang
cepat kan!?”
“dasar anak kurang ajar! Ke sini kau!” ibu
lalu mengejar Shin Ae
Di rumah keluarga Yoon
Ibu membungkuskan makan siang Eun Suh,
“terimakasih ibu..^^”
“sini biar ibu rapikan rambutmu” ibu lalu
memegang kuping Eun Suh dan teringat percakapan mereka di kamar mandi beberapa
waktu lalu
“Eun Suh...kalau kau tidak cepat aku akan
meninggalkanmu” teriak Jun Suh
Di luar Jun Suh sudah siap dengan
sepedanya..Eun Suh cemberut melihat sepedanya, itu karena ia tidak mahir
bersepeda.
“kakak...bonceng aku hari ini ya..”
“apa? Kau kan sangat berat” ledek Jun Suh
“aduh..bagaimana ini? Kenapa tiba – tiba Aku
merasa pusing..aku tidak akan kuat naik sepeda..bagaimana kalau aku jatuh lagi?”
Eun Suh pura – pura akting lemas
“baiklah, ayo naik”
“terimakasih ^^”
“ingat..jangan mengungkit soal jatuh lagi”
“baik..kaaaa...kak ^^” mereka berangkat
sekolah bersama
Di sekolah..
Kang Hee berteriak “teman – teman ayo ke
sini..bekal Eun Suh sangat enak..ayo ke sini!” kontan sebagian kelas berkerumun
di depan Eun Suh dan gak sabar mencicipi bekal makan siang Eun Suh.
Shin Ae dengan tatapan iri melihat ke arah Eun
Suh, ia lalu melihat isi bekala makan siangnya dan buru – buru menutupnya.
Shin Ae berniat makan di luar kelas, namun Eun
Suh juga berdiri dan tidak sengaja menabrak Shin Ae dan makan siang Shin Ae
tumpah.
Seluruh kelas memperhatikan bekal Shin Ae yang
isinya hanya Kimchi dan nasi kemarin. Eun Suh merasa bersalah dan meminta maaf.
Shin Ae hanya menatapnya tajam dan kesal lalu pergi dari kelas.
Saat pulang sekolah...
Shin Ae kaget melihat kakaknya sudah menunggunya
depan rumah. Shin Ae kabur lalu kakaknya menangkapnya, Eun Suh melihat kejadian
itu dan menguping.
“kak..aku tidak punya uang, jangan meminta
uang padaku!”
“dasar anak pembohong! Cepat berikan aku uang”
Shin Ae bersikeras kalau dia gak punya uang,
kakaknya kesal dan hampir memukulnya. Eun Suh datang melerai dan memberikan
kakak Shin Ae uang.
“jangan pukuli Shin Ae, ini ambil saja”
“wah..sejak kapan kau berteman dnegan anak
orang kaya?”
Shin Ae kesal dan membuang uang itu “siapa
kau! Ini bukan urusanmu!”
Kakaknya lalu marah dan memukul Shin Ae, Eun
Suh kaget dan menyuruh kakak Shin Ae pergi.
Shin Ae menangis dan marah – arah ke Eun Suh
“apakah ini bagusnya jadi orang kaya? Kau
bebas mengurusi urusan orang lain? Kau tahu... aku berharap orang sepertimu menghilang
dari dunia ini!” Shin Ae lalu kabur
Mobil ayah hampir saja menabrak Shin Ae yang
berlari sambil menangis, ia lalu memanggil Shin Ae dan mengobrol bersama.
Ayah bertanya mengapa Shin Ae menangis dan
apalah Shin Ae tidak punya sepeda ke sekolah
“sepeda hanya untuk orang kaya seperti Eun
Suh, mana mungkin aku bsia membelinya.”
Ayah prihatin melihat Shin Ae, Shin Ae juga
tanpa malu sedikitpun menceritakan semua kegiatnnya di rumah. Ayahnya yang
meninggal sejak ia belum lahir dan kehidupan keras bersama ibunya. “ibu tidak
memarahiku ketika aku sendag belajar. Makanya aku rajin belajar”
“aku berharap cepat dewasa dan pergi dari
ruamh seceoatnya” lanjut Shin Ae lagi.
Shin Ae diantar pulang oleh Ayah, ayah lalu
memperhatikan Shin Ae sejak tadi melihat boneka beruang di seberang jalan.
Lain lagi dengan ibu, ia rupanya pergi ke
pasar dekat rumah Shin Ae dan memperhatikan rumah nyonya Choi. Nyonya Choi
muncul dan ibu bersembunyi.
Nyonya choi dan ibu terkejut melihat mobil
ayah datang dan Shin Ae turun sambil memegang boneka beruang besar.
“terimakasih tuan..sampai jumpa”
Shin Ae memainkan bonekanya dengan senang...
ibunya lalu masuk dan menatapnya kesal
“dari mana kau ambil boneka itu?”
“aku tidak mencurinya, aku dibelikan oleh ayah
Eun Suh”
Nyonya Choi lalu memukuli Shin Ae, Shin Ae
kesal dan menangis “apa salahnya aku punya boneka? Apa ibu pernah membelikanku?
Bahkan kalau aku punya tabungan, ibu menghabiskannya! Ibu hanya tahu memukuliku
dan menyuruhku bekerja”
“apa kau bilang?kurang ajar!!” ibu masih memukuli
Shin Ae
“ibu!!!!! Apa yang salah dneganku? Anak lain
tidak sepintar diriku tetapi mengapa mereka bisa membeli yang mereka inginkan?
Mengapa aku tidak? Aku harap tuan itu adlaah ayahku!”
“pergi kau! Pergi kau!!!!!!”
“baiklah! Aku akan pergi!”
Ibu makin kesal “pergi kau! Tinggal lah
bersama mereka yang kaya! Tinggallah bersama orangtua kandungmu yang kaya!!!”
“a..apa? orangtua kandungku? Ibu..apa yang kau
katakan?” Shin Ae bingung dengan apa yang baru saja dikatakan nyonya Choi,
sedangkan nyonya Choi tidak tahu harus menjelaskan dari mana.
Sementara itu, ayah membeli boneka yang sama
dengan yang dibelikan pada Shin Ae untuk Eun Suh, ayah lalu terkejut melihat
ibu juga berada di daerah rumah Shin Ae, mereka sama – sama mengelak kalau
mereka tidak berniat mengunjungi rumah Shin Ae.
“bagaimana kalau kita ajak anak – anak untuk
piknik?”
Keluarga Yoon lalu pergi piknik, memancing
bersama. Eun Suh dan Jun Suh sangat gembira. Ibu dari jauh menatap sedih senyum
Eun Suh
Ayah lalu menghampiri ibu, ibu memohon pada ayah
agar segera pindah di Amerika dan melupakan semuanya, ia tidak tega melihat Eun
Suh harus dibesarkan oleh nyonya Choi.
“suamiku..kumohon..kasihanilah aku...”
Ayah akhirnya luluh dan setuju untuk melupakan
semuanya.
“wah...kau sangat cantik Eun Suh... darimana
asal kecantikanmu?” Eun Suh pura – pura bicara dengan bonekanya.semua tertawa
melihat Eun Suh.
“kau sangat senang hari ini” kata ibu
“tentu saja..aku sangat senang ^^”
“kalau begitu aku juga sangat sangat sangat
senang ^^” kata jun Suh
Tiba – tiba ayah mengerem mendadak, ia melihat
seseorang duduk di depan halaman mereka.
Itu Shin Ae! Menangis dan memasang tampang
sedih sambil memeluk boneka.
Eun Suh turun dari mobil dan kaget melihat
Shin Ae dan bonek yang sama dengan miliknya,
Shin Ae masih terus menangis dramatis, ia
bilang kalau dirinya diusir oleh ibunya karena tuan Yoon membelikannya boneka
dan tidak punya tempat tujuan
“tapi kenapa kau datang kemari?” Eun Suh
bingung
“Choi Shin Ae, sini ku antar kau pulang” kata
Jun Suh
“aku mendengar semuanya!” Shin Ae mulai
mengungkap kebenaran
“ibu apa yang ia bicarakan...”
“tuan..apa aku benar – benar putri kandungmu?”
“Shin Ae..apa yang kau biacarakan?” Eun Suh
makin bingung sementra ayah dan ibu tidak bisa berkata apa – apa
“akulah putri mereka! Bukan kamu! Kita
tertukar di rumah sakit!!” Shin Ae tanpa mempertimbangkan perasaan Eun Suh
bertetiak seenaknya
Eun Suh mulai menangis dan lari.. Jun Suh
khawatir dan mengejarnya, sementara Shin Ae masih terus menangis.
Jun Suh masih terus mencari Eun Suh di tengah gelapnya
malam, sementara itu Shin Ae masih dengan hati yang dingin dan egois luar biasa
masuk ke kamar Eun Suh dan tanpa sungkan memainkan mainan Eun Suh
Jun Suh masih terus mencari adiknya, ia lalu
melihat ada bayangan Eun Suh. Jun Suh perlahan mendekat ke Eun Suh yang
menangis
“Eun Suh..bagaimana bisa kau pergi sejauh ini?
Bagaimana kalau kau tersesat?”
“kau bukan kakakku”
“bagaimana bisa kau bukan adikku?”
“tapi itu yang dikatakan Shin Ae! Aku benar –
benar berbeda dari kalian, ayah,ibu dan kakak pandai melukis,cerdas, dan bisa
bersepeda sedangkan aku tidak..aku benar – benar bukan putri mereka” Eun Suh
terus menangis
“Eun Suh..hentikan, ayo kita pulang..ayo
pulang”
Eun Suh terus menangis dan tidak mau
pulang,Jun Suh juga mulai menangis “benar! kau bukan adikku! Adikku sangat
manis dan menyayangi kakaknya! Bahkan kalau ia sembunyi ia pasti memberikan
petunjuk dimana ia bersembunyi..adikku tidak suka membuat kakaknya susah.”
“kenapa kakak menangis?kakak tidak perlu
menangis” Eun Suh makin sedih
Jun Suh mendekatinya dan menggendong Eun Suh
pulang.
Di rumah..
Shin Ae tidur di kamar Eun Suh, sementara Eun
Suh tidur sekamar dengan kakaknya. Ibu masuk dan membelai Eun Suh smabil
menahan tangisnya
Ibu mengkhawatirkan Eun Suh dan Jun Suh,
sementara ayah menghawatirkan Shin Ae. Ibu ngotot supaya Shin Ae diantar pulang
besok
“Shin Ae adalah putri akndung kita! Apa kau
pernah berfikir bagaimana ia hidup selama ini?”
“terus? Ayah akan mengorbankan Eun Suh-ku? Apa
ayah pernah berfikir sedikitpun bagaimana Eun Suh akan hidup seperti Shin Ae?”
“istriku..tapi...”
“aku akan melindungi Eun Suh-ku! Jika aku
mulai bersimpati pada Shin Ae..bagaimana dengan Eun Suh?”
Shin Ae mencoba semua baju milik Eun Suh, ibu
lalu masuk dan dengan hati yang dingin ia melarang Shi Ae menyentuh barang Eun
Suh dan memberikan Shin Ae baju baru.
Keluarga Yoon sarapan dengan Shin Ae, suasana
kaku. Ibu menyiapkan minum menggunakan gelas hadiah, hanya Shin Ae yang memakai
gelas yang berbeda..simbol kalau dia bukan bagian dari keluarga yoon.
Shin Ae ke sekolah dengan sepeda Eun Suh
sementara Eun Suh dibonceng kakaknya. Mereka berlomba sampai ke sekolah.
“pasti kakak berfikir kenapa aku tidak di
ruamh saja untuk sementara kan? Tenang saja kak..walauseluruh sekolah akan
mencari tahu, aku tidak akan lemah ^^”
“baiklah..kakak percaya padamu”
Di sekolah..Shin Ae becerita kalau ia dan Eun
Suh tetrukar, Eun Suh lalu masuk dan teman sekelasnya kontan menatapnya.
Kang Hee memeluk Eun Suh sambil meanngis, Eun
Suh hanya tersenyum dan bilang kalau ia akan baik – baik saja.
Ibu mengunjungi rumah nyonya Choi dan memesan
sup. Ibu mencoba menelan sup yang ia pesan namun tidak bisa. Mereka lalu mulai
membicarakan tentang putri mereka.
Ibu datang untuk menyuruh nyonya Choi
mengambil kembali Shin Ae, ibu juga memohon agar Eun Suh tetap bersamanya
“sejak kecil Eun Suh sakit – sakitan...dia bisa seperti sekarang karena
bergantung padaku..kumohon nyonya..”
“apakah nyonya tidak menyesal Shin Ae
dibesarkan di tempat seperti ini. Ayahnya telah meninggal dan meninggalkan
banyak hutang. Aku terlalu sibuk mengurusi hutang dan tidak bisa membesarkannya
menjadi gadis lembut”
“maafkan aku kumohon biarkan Eun Suh
bersamaku”
Sementara itu di sekolah, Shin Ae menghadang
Eun Suh dan kang Hee
“mau kemana kau?”
“Eun Suh akan pulang, ada apa?” kang hee
ngotot
“kau seharusnya kembali di tempat seharusnya
kau berada! Apa kau khawatir akan tinggal dengan orang miskin
kotor,kasar,bodoh,dan ahnay membuka kedai kecil di pasar?”
“kau benar – benar jahat Shin Ae! Bisa –
bisanya kau mengatakan hal seperti itu. Dia ibu yang membesarkanmu. Kau benar –
benar mengerikan”
Shin Ae dengan paksa menyeret Eun Suh ke
rumahnya, Kang Hee berlari melapor ke Jun Suh.
Tetangga nyonya Choi datang menggodanya, ia
menyinggung masalah tertukarnya Shin Ae “jadi berapa uang yang kau dapat
mereka?”
Nyonya Choi kesal dan memukul tetangganya, ia
lalu terkejut melihat Shin Ae dan Eun Suh yang heran melihatnya memukuli
tetangga.
“dasar anak kurang ajar! Dari mana saja kau?”
“dia yang Shin Ae, bukan aku!” Shin Ae
mendorong Eun Suh
Nyonya choi makin kesal dan mengejar Shin Ae,
Jun Suh tiba – tiba datang dan menampar Shin Ae sampai jatuh.
“apa yang kau lakukan pada Eun Suh”
“kakak..”
“siapa yang kau sebut kakak?”
Nyonya Choi dan Eun Suh hanya diam, Jun Suh
lalu mengajak Eun Suh pulang.
Eun Suh – Jun Suh – Kang Hee tidak langsung
pulang ke rumah, mereka memilih menenangkan diri. Eun Suh terus menangis, Kang
Hee apalagi. Melihat adiknya seperti itu Jun Suh juga tidak bisa menahan air
matanya...
Shin Ae pulang memasang wajah memelas dan berlinang
air mata, ia mengadu kalau Jun Suh menamparnya gara – gara Eun Suh.
Ibu masih tidak mempedulikan Shin Ae, “ibu!
Akulah putrimu! Mengapa anda membenciku? Baiklah aku akan pergi! Hiduplah
dengan damai bersama Eun Suh ! biar aku yang dipukuli dan hidup di kedai itu!”
Ibu masih tidak mau mempeduliakn Shin Ae
“apa kau tahu bagaimana susahnya aku hidup?
Aku juga ingin memakai gaun yang indah. Apa aku tidak berhak dicintai oleh
keluargaku.. apa aku tidak boleh? Ibu..aku adalah putrimu..ibu...ibu..” Shin Ae
berlutut dan menangis
Ibu tidak tahan dan memeluk Shin Ae “maafkan
ibu...maafkan ibu...”
Ayah menunggui Jun Suh dan Eun Suh. Ayah kesal
kenapa Jun Suh memukul Shin Ae
“kenapa kau memukul adikmu?”
“aku tidak memukul adikku! Adikku di sini
bersamaku” kata Jun Suh memegang tangan Eun Suh
Ayah kesal dan menamparnya, Eun Suh kaget. Jun
Suh mulai emosi dan menyuruh Eun Suh masuk.
Eun Suh menahan air matanya mendengar ayah dan
kakaknya bertengkar, ia berjalan menuju kamarnya dan melihat ibu menemani Shin
Ae.
Eun Suh duduk di hadapan gelas hadiah
ulangtahun
“ayah..ibu..terimakasih sudah membesarkanku..
aku akan mengambil gelas milikku, selamat tinggal ayah....selamat tinggal
kakak.... selamat tinggal ibu,kau adalah ibu terbaik” Eun Suh menangis sambil
mencium gelas.
Eun Suh lalu pergi dan mengambil gelasnya,
pertanda kalau ia bukan bagian dari keluarga Yoon lagi.
Jun Suh terbangun dari tidurnya dan kaget
melihat Eun Suh sudah tidak ada di kamar, ia mencari ke seluruh penjuru rumah
tetapi tidak ada.. Jun Suh dengan masih menggunakan piyama mencari Eun Suh
subuh – subuh..diaman Eun Suh?
Di rumah nyonya Choi subuh hari.. nyonya Choi
sudah memulai aktivitasnya membersihkan kedai, ia terkejut melihat seorang
gadis berseragam berdiri di hadapannya lengkap dengan tas penuh dengan
pakaian.. dia Eun Suh.
(satu lagi episode yang menguras air mata... )
Hyo Rin butuh dukungan, tinggalkan komentar
kamu ya ^^, biar Hyo Rin makin semangat dan menyelesaikan Sinopsis ini ^^, Your
comments are my spirit ^^
Salam Hoii! Hoii!
Lanjut (งˆ▽ˆ)ง
BalasHapusini drama buat penontonnya nangis bombay :'(
BalasHapusakhirnya ketemu jga sinopsis drama ini :) thx hyo rin
BalasHapussemangat buat nulis sinopsisnya yaa
terimakasih atas komentarnya... nantikan lanjutan sinopsis Endless love berikutnya ya ^^
BalasHapussedih ..
BalasHapus