Eun Suh memulai hidup barunya di keluarga
Choi. Berbeda dari sebelumnya, ia hanya memakai pakaian sederhana dan sarapan
dengan sisa sup jualan. Eun Suh memperhatikan kakaknya yang lahap menyantap sup
tulang sapi, sedangkan ia sendiri serasa tidak sanggup menyantap makanan sisa
seperti itu.
Nyonya Choi memperhatikan Eun Suh,Eun Suh
merasa bersalah dan dengan senyum ia elahap makanan yang ada di deapnnya. Poor
Eun Suh T_T
“hey kurang ajar kau! Jangan kembali ke sini
lagi” nyonya Choi kesal dan mengejar kakak Eun Suh yang lari mengambil uang
nyonya Choi. Eun Suh yang sedang mengangkat air juga ditabrak oleh kakaknya
yang memang berandalan.
Nyonya Choi melihat Eun Suh mengangkat air di
tengah gerimis, ia antara tidak tega dan malu mengungkapkan perasaannya “siapa
yang menyuruhmu mengangkat air? Biar aku saja! Kau tidak bisa apa – apa ”
“tidak apa – apa i...”
“sudahlah, kalau kau tidak bisa memanggilku
ibu, cukup panggil aku bibi saja”
“hei nyonya Choi.. ada telpon untukmu. Kau ini
memberatkan saja, sudah kubilang jangan memberi nomor telpon rumah kami”
tetangga nyonya Choi kesal
Eun Suh duduk sendirian sedangkan nyonya Choi
pergi menemui seseorang. 2 lelaki paruh baya datang dan memesan sup “hei gadis
kecil,apa ibumu tidak ada? Apa kau bisa menghidangkan sup?”
“tentu saja, silahkan duduk tuan” kata Eun Suh
semangat
Sementara itu.. nyonya Choi ternyata menemui
ibu (mulai sekarang kita ganti jadi nyonya Yoon). Nyonya Yoon memohon dengan
wajah meminta belas kasihan dari nyonya Choi “kumohon, kembalikan EU Suh
padaku, aku tidak tahu harus bagaimana tanpa dia”
Nyonya Yoon menceritakan kalau ia dan keluarga
akan segera pindah ke Amerika dan akan kembali untuk waktu yang lama. Ia
memohon agar bisa mengurus Eun Su dan Shin Ae. “aku tau aku serakah tapi
kumohon, kumohon... kumohon berikan aku kesempatan untuk membesarkan Eun Suh
juga, biarkan aku membesarkannya hingga masuk ke perguruan tinggi dan pulang
dari Amerika. Aku idak sanggup membayangkan Eun Suh bisa mendapat pendidikan
layak jika ia tinggal bersama an...” nyonya Yoon menghentikan ucapannya
Nyonya Yoon mengambil amplop dan
menyerahkannya ke nyonya Choi sebagai tanda penghargaan membesarkan Shin Ae.
“jika kau membiarkanku membesarkan Eun Suh aku
akan berikan apapun”
“apa kau bersedia memberikanku seluruh
kekayaanmu jika aku mengembalikan Eun Suh?”
“maaf?”
Nyonya Choi kesal dan melempar amplop itu ke
muka nyonya Yoon, “kau pikir aku apa? Oh..apa hanya segini harga Shin Ae dan
Eun Suh?”
Di kedai...
2 pelanggan marah – marah karena porsi supnya
lebih sedikit dari biasanya. Ia lalu memaksa Eun Suh untuk menyanyidan menari
serta menuangkan minuman untuk mereka (biasanya hal ini dilakukan oleh wanita –
wanita “pekerja”).
Eun Suh ketakutan dan nyonya Choi kebetulan
melihatnya. Nyonya Choi memukul pintu dengan keras dan menyeret Eun Suh keluar.
“ibu...” Eun Suh meneteskan air matanya
melihat Nyonya Yoon. nyonya Yoon dan Eun Suh larut dalam kesediahn dan saling
berpelukan, dari jauh nyonya Choi memandangi mereka sedih.
“apa kau baik – baik saja?” Ibu masih terus
memeluk Eun Suh
“ibu....ibu...” Eun Suh makin menangis
Nyonya Choi mendekat sambil emnahan
kesedihannya “bawa dia! Bawa anak itu pergi dari sini, dia tidak tau
mengerjakan apapun! Dia akan merepotkanku! Bawa dia!”
Eun Suh terkejut mendengar itu sementara
nyonya Yoon berterima kasih dan menitihkan air mata.
Nyonya Choi pergi dan diam – diam menangis,
“Eun Suh..ayo kita pulang nak”
“ibu..maafkan aku..aku tidak bisa pergi
bersama ibu..maaf ibu... aku bukan putri ibu lagi, tempatku di sini”
“Eun Suh..apa yang kau bicarakan?”
“ibu..aku tidak apa – apa... aku senang di
sini..” Eun Suh seketika mengejar nyonya Choi danberteriak memanggilnya IBU
“ibu..ibu..tunggu aku”
Eun Suh memeluk ibu kandungnya dan menangis
“maafkan aku ibu..maafkan aku ibu..aku yang salah..aku yang salah...”
“Eun Suh..” nyonya Choi bercucuran air mata
memeluk Eun Suh,sedangkan nyonya Yoon dari jauh menitihkan airmata melihat
keduanya.
Pagi hari di sekolah...
Shin Ae memamerkan makanannya ke teman – teman
sekelas, sekarang gilirannya menyombongkan bekal cantiknya. Teman Shin Ae
mengolok – olok Eun Suh dan Kang Hee dengan mengajaknya ikut mencicipi makan
siang Shin Ae.
Eun Suh membuka kotak makan siangnya. Kang Hee
menahan tangisnya dan bertanya makanan apa itu.. Shin Ae dengan wajah BANGGA
menjelaskan kalau itu daging sisa sup di kedai.
Eun Suh menarik nafas...”mari makan~” dan
melahap makananya sambil tersenyum (that’s good..syukuri apa yang ada)
Jun Suh menunggu Eun Suh di depan sekolah, Eun
Suh emnaydarinya dan berlari menghindarinya. “baiklah, kakak tidak akan
mengikutimu...jangan lari, nanti kau terjatuh”
Jun Suh mendekati Eun Suh dan mengajaknya
jalan – jalan “ayo kita ke pantai”
Eun Suh dan Jun Suh berjalan mengikuti arah
rel, Jun Suh mengingat kalau sebentar lagi ulangtahun Eun Suh
“kak, ada satu hal yang kusesali karena pergi
dari rumah. Aku lupa membawa jam tangan hadiah darimu saat aku berulangtahun ke
14”
“kau mau jadi apa jika terlahir kembali?”tiba
– tiba Jun Suh bertanya
“Pohon..aku ingin menjadi pohon” kata Eun Suh
“Pohon?”
“mm..sekali aku menancapkan akarku..aku tidak
akan pindah kemana – mana. Aku ingin jadi pohon!”
Eun Seuh menahan tangisnya...ia bilang kalau
dirinya bukan lagi adik Jun Suh, “aku sudah mengucapkan selamat tinggal pada
ayah..ibu..dan sekarang giliran kakak. Anyeong Oppa... pura – puralah tidak
mengenalku,maka aku juga bisa berpura – pura tidak mengenal kakak” Eun Suh
berlari sambil menangis meninggalkan Jun Suh.
Pagi hari di rumah Eun Suh.. “selamat
ulangtahun, Eun Suh ^^” Eun Suh menyelamati dirinya sendiri.
Sementara itu, di rumah Shin Ae...ia untuk
pertama kalinya merayakan ulangtahun, meniup lilin, memotong kue,dan
mendapatkan hadiah
“bu..apa aku boleh mengundang semua teman
sekelasku?”
“boleh...silahkan saja” kata Ayah
“bagaimana dengan..Eun Suh?” kata Ibu
Jun Suh mengingatkan kalau Eun Suh juga
ulangtahun di hari ini, ayah lalau menyarankan agar Eun Suh merayakan
ulangtahunnya disini dan makan malam bersama sebelum mereka pindah ke Amerika
“tidak apa – apa kan, Shin Ae?”
“iya” Shin Ae terpaksa menjawab, ia masuk ke
kamar dan menggerutu kenapa semua orang selalu men-eluh – eluhkan Eun Suh. Jun
Suh datang dan memberinya kado jam tangan.
“boleh kuambil ini?” kata Jun Suh mengambil
jam tangan biru,kado ulangtahun ke 14 Eun Suh
Shin Ae kesal karena kakaknya seperti
menyogoknya, ia dengan senyuman sinis lalu berinisiatif agar ia saja yang
menyerahkan jam itu pada Eun Suh.
Di kelas.. suasana sudah gempar karena Shin Ae
pamer mengundang seluruh kelas dan akan mengadakan pesta di taman rumahnya. Eun Suh hanya diam dan
melihat jam tangan miliknya sudah berada di lacinya. “terimakasih kakak”
gumamnya sementara Shin Ae dengan sinis meliriknya
Kelas berikutnya dimulai dan Shi Ae tiba –
tiba menangis karena jam tangan pemberian kakaknya hilang.
Seluruh kelas diperiksa, ibu guru hendak
memeriksa tas Eun Suh tapi Eun Suh bersikeras tidak mau diperiksa. Tasnya lalu
jatuh dan jam tangan biru pun juga jatuh.
Eun Suh,Jun Suh, dan Shin Ae dipanggil ke
ruang guru. Shin Ae dengan dramatisnya berusaha membela Eun Suh “sudahlah bu
guru, kalau aku tahu Eun Suh yang mengambilnya aku tidak akan
mempermasalahkannya”
Eun Suh tidak menyangka kalau Shin Ae berani
memfitnahnya, Jun Suh juga kesal karena tidak bisa berbuat apa – apa. Susah
menjelaskan kalau itu milik Eun Suh...
Eun Suh dihukum duduk di ruang guru sambil
memegang tulisan besar “AKU BERBOHONG”. Dengan bercuuran air mata, Eun Suh
tidak pulang kerumah dan menulis di papan tulis kalau ia tidak berbohong.
Jun Suh datang dan mencoba menghiburnya. Eun
Suh kesal dan menyuruh Jun Suh pura – pura tidak emngenalnya.
“baiklah. Ini pertama kali kita bertemu.. Hai!
Namaku Jun Suh.. maukah kau berteman denganku..wah~ kau terlihat sangat cantik
^^” Eun Suh sedikit terhibur dengan lelucon Jun Suh.
“kakak..aku tidak berbohong..aku tidak
mencurinya”
“aku percaya padamu, tidak mungkin kau
mencurinya”
“terimakasih kakak, aku tenang kalau kau
mempercayaiku”, Jun Suh lalu mengajak Eun Suh
ke pantai dan merayakan ulangtahunnya.
Mereka menghabiskan waktu seharian bermain di
pantai.. Jun Suh lalu menggambarkan sketsa wajah Eun Suh di pasir
“apa ini aku? Kenapa aku jelek sekali?”
“ini kan memang kamu ^^” goda Jun Suh
Jun Suh lalu memberikan kado Eun Suh gelas
miliknya, “kau membawa gelasmu pergi, kau pasti kesepian..jadi bawa gelasku
bersamamu”
Malam mulai tiba...
Eun Suh menanyakan kapan kakaknya akan pindah
ke Amerika, “kak.. apakah kakak akan lama? Kapan kakak akan pulang?” Eun Suh
mulai meneteskan airmata
“jika kalian pergi,aku akan berpura – pura
tidak pernah mengetahui kalian, ah~ ini pasti akan sangat berat bagiku.aku akan
berusaha..., kakak...bagaiamana jika kau melupakanku? Bagaimana jika kau tidak
mengingat wajahku lagi?”
Jun Suh tidak sanggup menahan kesedihannya
“aku akan selalu mengingat Eun Suh..walaupun aku lupa segalanya..aku pastikan
aku akan mengingat kalau aku punya adik yang
ingin jadi POHON ketika ia dilahirkan kemabali, sebuah pohon...”
Di sekolah..
Bu guru mengumumkan kalau hari ini Shin Ae dan
kluarganya pindah ke Amerika dan kelas akan memilih ketua kelas baru.
Mendengar hal tersebut Eun Suh kaget dan keluar
dari kelas.
Eun Suh berlari menuju rumah lamanya, ia
berharap masih bisa melihat ayah,ibu dan kakaknya. Eun Suh terus berlari dan mengejar
mobil keluarga Yoon, ia berhenti di depan terowongan..dengan wajah lesu dan
banjir air mata memandangi mobil keluarga Yoon pegi
“ayah..ibu...kakak... selamat tinggal”
(sumpah...instrument musiknya bikin NANGIS BOMBAY..ampun Hyo Rin..AMPUNN T___T)
Beberapa tahun kemudian...
Seorang lelaki tampan berjalan menyusuri
terowongan, bernostalgia saat ia dan adik perempuannya bebroncengan menyusuri
terowongan itu. Yup! Dia Jun Suh
Jun Suh meminjam sepeda dan berkeliling di
kampung halamannya, ia pergi ke tempat yang dulunya pernah ia habiskan bersama
Eun Suh.
“tuan, apakah tuan kesini lagi untuk mencari
adik tuan?” tanya seorang gadis yang ternyata penghuni baru rumah lama Eun Suh
“ya, aku belum menemukannya”
“aku dengar kalau keluarga mereka hidup susah
di Seoul dan sekarang pindah entah kemana”
Seseorang lalu menelponnya, ternyata ia adalah
Yumi “apa kau sudah bertemu dengan cinta pertamamu?”
“belum,aku masih mencarinya”
“pastikan kau pulang dan menghadiri acara kita
besok ^^”
“tentu”
Lain lagi di sebuah Hotel...
Para wanita housekeeping asyik menguping
pembicaraan penghuni kamar. Seorang wanita tiba – tiba datang dan memutuskan
obrolan. Seseorang menelpon wanita tersebut
“halo,saya Choi Eun Suh, pelayan di
housekeeping centre.ada yang bisa saya bantu” ternyata dia Eun Suh
Orang yang menelpon Eun Suh ternayat orang
yang obrolannya di dengarkan oleh teman – teman Eun Suh tadi.. Hong Tae Sung.
Eun Suh berpura – pura menjadi wanita 37 tahun
dan Tae Sung percaya, sejak beberapa hari ini memang Tae Sung suka mengobrol
dengan bibi Choi (panggilan Tae Sung untuk Eun Suh).
Eun Suh mengayuh sepedanya melewati Tae Sung,
tentu saja mereka tidak kenal satu sama lain.
FLASHBACK
Beberapa
waktu lalu Tae Sung kesal karena seseorang mengusiknya, orang itu tidak suka
dengan tae Sung yang suka menghamburkan uang dan melakukan hal sesukanya. Hong
Tae Sung sebenarnya adalah anak orang kaya dan berpengaruh, ayahnya memiliki
perusahaan besar dan salah satu kekayannya adalah hotel ini.
Tae Sung
dipaksa bekerja oleh orang itu, tai Tae Sung menolak dan membuat orang itu
menamparnya.
Tae Sung
yang kesal,minum - minum merasa kamarnya terlalu pengap, ia menelpon
Houskeeping centre dan protes. Eun Suh yang menerima telponnya lalu berpura –
pura menjadi bibi – bibi. “kalau anda ingin kamar anda sejuk..silahkan berjalan
ke arah sebelah kiri...pegang shower di sebelah kanan anda dan tekan tombol di
jari anda” seketika ai mengucur dan membuat
tae Sung kesal
“apa
yang kau lakukan?”
“kau
tidak tau berbicara dnegan siapa? Aku lebih tua daripada kamu, aku wanita 37 tahun dengan 2 orang anak!”
FLASHBACK
END
Eun Suh dengan sepedanya tidak sengaja berpas
– pasan dengan Jun Suh, tapi sayang...mereka tidak saling bertatapan dan tidak
kenal satu sama lain.
Jun Suh datang menemui Tae Sung yang ternayata
teman kuliahnya saat di Amerika. Jun Su bilang kalau keluarganya akan kembali
ke sini karena ia akan segera bertunangan dengan Yumi.
Tae Sung mendengar hal itu tentu saja senang,
apalagi Yumi juga teman mereka sewaktu kulaih di jurusan Seni. “apakah Shin Ae juga
akan pulang ke sini?” Tae Sung sepertinya khawatir! Hahahaha
Malamnya..Jun Suh tidak bisa tidur dan terus
memikirkan Eun Suh, Tae Sung menemaninya.
“apa kau sudah menemukannya?”
“belum..”
“sebenarnya siapa dia?”
“dia adikku..adik diluar keluargaku sekarang”
“aku juga anak luar di keluargaku” Tae Sung
bercanda,... Tae Sung benar anak luar alias anak hasil selingkuhan ayah dan
ibunya,dan itu menjadi masalah ketika saudaranya dari istri sah ayahnya selalu
memandangnya sebelah mata.
Tae Sung mengantar Jun Suh kembali ke Seoul.
Tae Sung pergi ke ruang housekeeping centre dan bertanya apakah ada bibi – bibi
yang bekerja di sini. Tae Sung kesal setelah tau ternyata tidak ada bibi
berusia 37 tahun yang bekerja di sini, dia telah ditipu oleh Bibi Choi.
Sementara itu, Yumi dan Jun Suh ada di ruang
rias. Mereka mengobrol bersama, dan ternyata yumi juga pernah ditanyai jika ia
terlahir kembali akan menjadi apa, Yumi menjawab dengan jawaban yang sama milik
Eun Suh.. POHON
Tae Sung punya ide,kebetulan ponsel Jun Suh
tetringgal di mobilnya, ia memanfaatkannya.
Tae Sung menyambungkan ponsel Jun Suh ke
telpon layanan kamarnya lalu dengan ponselnya ia menelpon ke ponsel jun Suh
yang sudah tersambung ke houskeeping centre. Sambil berbasa basi dengan bibi
CHoi... Tae Sung bergegas menuju ruang Housekeeping centre.
“ah~ ternyata kau bibi Choi?” Tae Sung senyum
sini melihat Eun Suh.
“jadi seperti apa cinat pertamamu?” tanya Yumi
yang juga bersamaan dengan pertanyaan Tae Sung pada Eun Suh “ siapa kamu
sebenarnya?”
“Pohon”kata Eun Suh yang juga bersamaan dengan
jawaban Jun Suh “POHON”
Good hyo rin, lnjutkan...
BalasHapuswuhuuuuuyy lanjut episode 4 :)
BalasHapusbuset dah lw bikin blog sembrawut banget,,episode loncat2,,pusing gw....
BalasHapusmakis sedih .. tp tmbah snang ..
BalasHapusmakis sedih .. tp tmbah snang ..
BalasHapus