Episode 13
Menghabiskan malam di pondok, Hae-in tak henti-hentinya meraba wajah dan menyebut nama Joon-young. Meski berbohong dengan mengatakan kalau dirinya bisa hidup tanpa gadis itu, Joon-young tak berkutik ketika Hae-in menyatakan lebih baik mati daripada berpisah lagi.
Memutuskan untuk keluar dari rumah, langkah Gun-woo meneruskan perusahaan rekamannya diganjal sang ayah yang meminta menantunya, yang diam-diam tersenyum, untuk menghentikan sepak terjang putranya itu. Sementara itu, Joon-young dan Hae-in menghabiskan hari dengan romantis tanpa sadar kalau gadis itu sedang menjadi incaran wartawan.
Kembali setelah membelikan obat, Joon-young mendapati Hae-in telah pergi. Rupanya Gun-woo telah menyelamatkannya dari kejaran wartawan, namun saat berbicara empat mata, gadis itu menyebut kalau dirinya tidak ingin menjadi penyanyi lagi.
Dikerubungi wartawan dan ditanya seputar hubungannya dengan Hae-in, Gun-woo naik pitam dan memukul seorang diantaranya serta membanting kamera pers. Di apartemen, Hae-in didepan Audrey akhirnya mengaku kalau dirinya telah mengetahui identitas Joon-young namun saat hendak melangkah pergi, langkahnya tertahan oleh ucapan sang bibi yang menyebut operasi matanya dibiayai Gun-woo.
Saat minum di bar bersama Joon-youn, Gun-woo yang biasanya kuat meneteskan air mata saat menceritakan kalau Hae-in ingin meninggalkannya. Melihat sahabatnya begitu menderita, Joon-young merasa bersalah karena dirinyalah orang yang paling bertanggung jawab atas semua kejadian itu.
Mendengar Joon-young ada di vila untuk mengantarkan Gun-woo yang mabuk, Hae-in menyusul dan bertemu pemuda itu di dermaga. Meski telah diyakinkan, gadis itu (meski merasa berhutang budi) ngotot untuk memberitahu Gun-woo tentang semuanya.
Episode 14
Dikerubungi wartawan dan ditanya seputar hubungannya dengan Hae-in, Gun-woo naik pitam dan memukul seorang diantaranya serta membanting kamera pers. Di apartemen, Hae-in didepan Audrey akhirnya mengaku kalau dirinya telah mengetahui identitas Joon-young.
Namun saat hendak melangkah pergi, langkahnya tertahan oleh ucapan sang bibi yang menyebut operasi matanya dibiayai Gun-woo. Saat minum di bar bersama Joon-kyu, Gun-woo yang biasanya kuat meneteskan air mata saat menceritakan kalau Hae-in ingin meninggalkannya. Kontan, pemuda itu merasa sangat bersalah.
Mendengar Joon-young ada di vila untuk mengantarkan Gun-woo yang mabuk, Hae-in menyusul dan bertemu pemuda itu di dermaga. Meski telah diyakinkan, gadis itu (meski merasa berhutang budi) ngotot untuk memberitahu Gun-woo tentang semuanya.
Melihat kondisi pria itu yang mengenaskan, Hae-in sempat ragu-ragu terutama bila mengingat kebaikan hati Gun-woo terutama ketika tunangannya itu meminta penjelasan kenapa gadis itu ingin meninggalkannya. Akhirnya, Hae-in harus mengambil keputusan yang membuat hatinya pedih : tetap berada disamping Gun-woo.
Saat digelar konferensi pers, Joon-young hanya bisa menyaksikan dari kejauhan melihat gadis yang dicintainya seumur hidup bersanding disamping sahabat baiknya. Hati Gun-woo sendiri begitu berbunga-bunga, ia berjanji bakal membahagiakan kekasihnya itu tanpa bantuan sang ayah.
Saat bertemu Hae-in, Joon-young memintanya untuk melupakan pria itu supaya bisa hidup bahagia. Ucapan tersebut kontan membuat Hae-in sedih dan langsung berlari meninggalkan Joon-young, ia tidak sadar kalau dibelakangnya pemuda itu meneteskan air mata.
Langsung didatangi oleh Hwa-jung, Hae-in melakukan tindakan yang sama sekali tidak diduga : ia menampar gadis itu dan menyebut tidak akan pernah memaafkannya karena telah memisahkan Hae-in dengan Joon-young. Belakangan, ia memutuskan untuk mengikuti kompetisi bakat yang hadiahnya menjanjikan kontrak rekaman.
Kejadian itu semakin membuat Hwa-jung mendendam, pasalnya gadis itu juga mengikuti kompetisi yang sama namun dengan kehadiran Hae-in, peluangnya untuk menang tipis. Saat bertemu muka, ia mengatai Hae-in sebagai orang yang tidak tahu diri. Bertekad membuktikan diri, Hwa-jung unjuk kebolehan menari didepan para juri.
credit: indosiar.com
Komentar
Posting Komentar