Chun datang dan
berteriak memanggil Gwang Taek. Sa Mo keluar dan terkejut langsung mengambil
kapak
“beraninya kau
datang kemari”
“Sa Mo,
hentikan”
Gwang Taek dan
Chun lalu duduk bersama, “kenapa kau tidak menyapaku duluan setelah tiba di
Hanyang, kau malah menemui Dae Woong”
“oh, jadi yang
waktu itu adalah Dae Woong(in)? maaf, aku telah menghilangkan lengan tenganmu”
“jika itu aku,
apa kau akan melakukan yang sama?” Chun langsung mengeluarkan pedangnya dan
menyerang Gwang Taek, untung Gwang Taek sigap dan menangkisnya.
Chun memuji Gwang Taek (iri kaleee),
walaupun kehilangan 1 lengannya ia masih menjadi ahli pedang nomor 1. Gwang
Taek senyum dan balik menyindir kalau dia masih kalah dari Chun.
“tempat untuk pedangmu masih kosong”
terlihat di markas ninja hitam, salah satu tempat pedang memang kosong.
Dong Soo kembali dari kuil, habis mengintip
Putra Mahkota dan Ji Sun
Chun dengan kondisi setengah mabok (memang
terlihat selalu begitu) pamit pulang dan bilang pada Gwang Taek untuk segera
membersihkan pedangnya, “lalu temui aku”
Yeo Woon melihat Chun pergi, dan bingung
ada hubungan apa ia dengan Gwang Taek.
Sa Moo muncul dan mengomeli Gwang Taek,
“hyung-nim!! Kenapa kau membiarkannya pergi hidup – hidup????”
“sudahlah, kali ini dia datang bukan untuk
mencari keributan”
Dong Soo bertemu Chun di tengah jalan, Chun
mendekat dan memandanginya.. bahkan meniup muka Dong Soo.
Dong Soo tidak bisa berkata apa – apa, ia
gugup dan terlihat ketakutan. Saat Chun pergi ia bergumam “bahkan melihatnya
aku begini, aku.. seorang Baek Dong Soo” sambil memegangi dadanya,
Entah Chun dengar atau tidak Dong Soo
meneyebutkan namanya, Chun sempat berhenti.
Jin Ju berjalan sendirian
sabil memegang botol minuman ditangannya, ia tidak sengaja bertemu dengan Yeo
Woon. Yeo Woon berjalan mengendap – endap dan sangat mencurigakan.
Jin Ju mengikutinya dan
melihat kalau Yeo Woon bertemu dengan Chun, ia berusaha mendengarkan percakapan
mereka “haissss..apa yang mereka bicarakan?, ia lalu melihat pedang Chun dan
ada initial disitu, “Chun?”
Yeo Woon member hormat,
kali ini dia menghadap karena ingin tahu siapa pembunuh ayahnya sebenarnya.
“walaupun ia hamper
membunuhku, ayah tetap saja seorang ayah. Kumohon beritahu aku”
Chun tertawa, Yeo Woon
memohon terus “tuan bilang ia adalah orang yang tidak dapat kuraih, lebih
tinggi dari langit. Apakah itu.. Putra Mahkota?”
“mm.. benar” Chun ngomong
ngambang
“mengapa Putra Mahkota
membunuhnya?”
“sederhana saja, majikan
membunuh anjing pemburunya yang sudah tidak berguna lagi”
“tidak mungkin Putra
Mahkota membunuhnya dengan tangan sendiri, siapa? Siapa yang menusukkan pedang
ke ayahku, jangan bilang kalau itu adalah pemilik pedang suci? (Gwang Taek)”
“kau benar”
Yeo Woon menangis dan aura
membunuh di matanya berkobar.
Putra Mahkota berjalan
dengan pengawalnya, dari tadi ia merasa ada yang mengikuti mereka. Ia lalu
memberikan kode untuk mencari orang tersebut. Di balik semak, si orange
bersembunyi dan bersiap dengan pedangnya.
HAPP! Pengawal kehilangan
jejaknya, ia berhasil kabur.
Di tempat lain, Dong Soo
dan Cho Rip membicarakan si pemilik pedang sakti. Dong Soo sangat bersemangat
dan bilang kalau Gwang Taek datang jauh – jauh kemari pasti hanya ingin bertemu
dengannya. HAHAHAHAA
“kau tau… si ahli obat itu…
dia si pemilik pedang sakti!! Kim Gwang Taek” kata Cho Rip sambil memperagakan
teknik tag nama
Dong Soo tertawa dan tidak
habis piker kalau ahli obat itu adalah Gwang Taek.
“hoiii” Jin Ju datang
menyaa mereka
Cho Rip bingung, bukannya Dong
Soo dan Jin Ju bermusuhan?
“hei.. dimana laki laki
dengan wajah kecil yang tampan itu?” Jin Ju ingin memastikan
“disini..hanya aku yang
tampan disini” Dong Soo pede luar biasa
“bukan kamu! Tapi Woon!!” Cho
Rip membenarkan! Hahahha
“oo..namanya Yeo Woon”
“ah sudah – sudah! Ayo
minum saja!” Dong Soo mengalihkan pembicaraan.
Mereka minum sampai teller
Yeo Woon lewat dan melihat
mereka, ia memilih pergi kembali ke rumah. Ia lalu berpas – pasan dengan Gwang
Taek dan Sa Mo.
“dimana Dong Soo dan Cho
Rip?”
“mereka minum – minum”
“aku akan pergi mencari Dong
Soo, bisa – bisanya mereka mabuk di usia seperti ini” Sa Moo pergi mencari
mereka, meninggalkan Gwang Taek dan Yeo Woon
Gwang Taek menebak kalau Yeo
Woon pasti anak Cho Sang. Yeo Woon memberi salam dan mengiyakan. Dalam hatinya
ia ingin sekali menebas kepala Gwang Taek sekarang juga. Hanya 1 ½ langkah..
aku sudah bisa menebasnya. Ya! Aku harus melakukannya. Kata Yeo Woon dalam hati
sambil bersiap mencabut pedangnya.
Gwang Taek melihat matanya
dan bilang kalau matanya memancarkan aura membunuh “kau..apa ada sesuatu yang
ingin kau sampaikan?, ia lalu pergi.
Dong Soo dan Cho Rip sudah
terkapar… Jin Ju tersenyumda n memperhatikan Dong Soo. Ia lalu mengingat
kembali masa kecil mereka. Jin Ju ingin memegang kening Dong Soo, namun Sa Moo
tiba – tiba muncul.
“siapa kau?”
Jin Ju lalu member hormat
dan memperkenalkan dirinya, “aku Hwang Jin Ju”, mendengar itu Sa Mo terkejut
dan senang “wah..kau sudah tumbuh dewasa dan cantik. Kau anak Jin Gi yang
mengejar – ngejar Dong Soo waktu kecil kan?” hahahaa
“mengejar – ngejar?
Heiiisss.. paman!”ia lalu pamit pergi
Jang Mi dengan tersipu
menemui Sa Mo.. ia lalu memberikan Sa Moo baju hasil jahitannya “aku..aku
membuatkanmu baju”, Sa Moo malu – malu.. Jang Mi juga, saking tidak tahannya ia
malah kabur.
Gwang Taek dan Sa Moo
melihat Dong Soo yang sudah tepar. Sa Moo lalu menggunakan baju dari Jang Mi
untuk menyelimuti Dong Soo.
“bisa – bisanya aku tida
mengenalinya dari awal” Gwang Taek tampak kecewa, Sa Moo hanya berdiri di
pojok,nyaris menangis.
“terimakasih..terimakasih
karena tetap hidup” Gwang Taek menyentuh hangat Dong Soo.
Paginya, Dong Soo bangun
dan melihat baju di badannya “apa ini?” ia lalu membangunkan Cho Rip. Cho Rip
jatuh dan kaget, ia setengah sadar berdiri dan memperagakan silatnya! Hahahha
Gwang Taek berjalan ke
bukit dan dari belakang Yeo Woon mengikutinya dari belakang. Gwang Taek
mengunjungi kuburan ayah Yeo Woon, ia member salam dan bilang kalau Yeo Woon
sudah tumbuh dewasa dan sangat mirip dengannya dulu. “aku mungkin tidak akan
berkunjung lagi”
Pengawal menghadap Putra
Mahkota dan bilang ia kehilangan jejak dari orang yang mengikuti mereka. “kita
tidak bisa meninggalkan Ji Sun di kuil, disana berbahaya”. Ia juga bilang kalau
pasukan yang dilatih Sa Moo (Dong Soo dkk) tumbuh sesuai harapan mereka.
Si orange juga melapor ke Dae
Ju, ia bilang kalau Putra Mahkota selama ini pergi menemui biksu muda wanita. Dae
Ju tertawa, apa Putra Mahkota mau cari selir? Ia lalu menyuruh orangnya untuk
mencari asal – usul Ji Sun.
Dong Soo,Cho Rip dan Yeo Woon
sampai di kuil. Dong Soo memohon pada mereka untuk menemaninya “ini yang
terakhir, sungguh! Tunggu disini ya! Jangan pergi!!!”Dong Soo bicara ngawur
lagi “apa kau ingin melihat calon IPAR mu dalam bahaya (Ji Sun)?”
“ipar??” Cho Rip nyaris
tersedak! hahaha
Dong Soo pergi ke dalam
kuil dan melanjutkan pengintaiannya terhadap Putra Mahkota.
“untuk apa Dong Soo
menyuruh kita kemari, dia pasti menyuruh kita untuk berjaga”
“kita lihat saja” hahaha Yeo
Woon tertawa
Putra Mahkota berbincang
dengan Ji Sun. Ia lalu memberikan jawabannya, antara buku atau Ji Sun.
“aku tentu saja memilihmu,
tapi bukan sebagai wanita…” belum selesai Putra Mahkota berbicara, Ji Sun lalu
memotong, baginya jawaban itu sudah cukup.
Ia lalu membelakangi Putra
Mahkota dan mulai membuka bajunya, Putra Mahkota kaget dan merunduk “hentikan”.
Mata Putra Mahkota
membelalak ketika melihat sekujur punggung Ji Sun sudah di tattoo, Ji Sun
mengeluarkan dan bilang ini adalah takdirnya, menjaga tubuhnya agar tidak
hancur dan terbunuh.
“10 tahun lalu, ayahku
mentattoonya dan merobek lalu membakar peta itu”
“kita sama.. kita bagaikan
burung dalam sangkar, kehilangan kebebasan”
Ji Sun lalu memasang
bajunya lagi, belum sempat ia memasang, Dong Soo lalu mendobrak pintu dan kaget
melihat Putra Mahkota dan Ji Sun (well, siapa yang gak kaget dan salah paham)
Dong Soo ingin masuk, namun
pengawal menodongkan pedangnya. Pengawal lalu menggiringnya keluar dan Dong Soo
dikepung. Dong Soo kesal dan mengancam agar pengawal tidak membuatnya marah,
Putra Mahkota menyuruh
pengawalnya utnuk menurunkan pedang, Dong Soo makin bertindak dan menyuruh Putra
Mahkota pergi, Putra Mahkota balik menyuruh Dong Soo pergi.
“aku punya teman yang akan
menolongku disana!” Dong Soo menunjuk ke arah gerbang tapi Yeo Woon dan Cho Rip
hilang! Hahahha
Putra Mahkota tertawa dan
bilang kalau Dong Soo orang gila yang coba menakutinya, Dong Soo makin salah
tingkah.. untung saja Yeo Woon dan Cho Rip muncul.
Mereka lalu bertarung habis
– habisan. Putra Mahkota memperhatikan cara Yeo Woon bertarng dan terpukau.
“hentikan!” Putra Mahkota lalu menyuruh pengawalnya berhenti, tepat hamper
menebas tangan Dong Soo yang coba melindungi Yeo Woon.
Yeo Woon melihat ke arah Putra
Mahkota dan menyadari pedang itu adalah pedang milik kerajaan, ia kontan
berlutut “Yang Mulia”, mendengar itu Cho Rip tanpa basa basi juga berlutu,
kecuali Dong Soo tentunya!
Dong Soo tertawa dan tdak
percaya orang yang ia sangka mesum di depannya adalah Putra Mahkota. Ia melirik
pengawal dan temannya yang seolah memberikan kode untunknya segera berlutut.
Dengan ogah – ogahan dan
masih ngoceh ia berlutut. HAHAHAAHAHA
“aii! Tapi kenapa Putra
Mahkota datang malam – malam ke tempat wanita?
“lalu kenapa kau berlutut?”
“ngg…tidak. Hanya saja, itu
mungkin..” Dong Soo tidak tau mau bilang apa,Dong Soo masih tidak percaya lalu
bertanya apakah Putra Mahkota benar – benar Putra Mahkota? Terus mengapa ia
melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan Putra Mahkota.
“kau benar..ini tidak
sopan”
Mendengar itu Dong Soo lalu
berdiri dan berteriak sambil menunjuk – nunjuk Putra Mahkota, “hei, berdiri!
Dia bukan Putra Mahkota! Ayo berdiri!!” namun Yeo Woon dan Cho Rip masih
berlutut
Dong Soo masih ngoceh kalau
Putra Mahkota sangat sibuk tiap hari, bahkan melihatnya di istana saja susah.
Putra Mahkota senyum gelid
an berbicara formal layaknya keluarga istana “ya benar, aku sangat sibuk”
Dong Soo masih tolak
pinggang sebentar… “si..sibuk?” ia bingung…, pengawal lalu meneriakinya untuk
berlutut.
“Yang Mulia… maafkan aku,
aku sudah berkata tidak sopan, ampuni aku Yang Mulia” kali ini Dong Soo memohon
habis – habisan dan membuat Putra Mahkota makin tertawa
“aku akan menyerahkan
hidupku padamu, ampuni aku Yang Mulia”
Sementara Dong Soo masih
memohon, mata Yeo Woon yang masih menebak – nebak siapa yang membunuh ayahnya..
diam – diam menarik pedangnya.
Yang Mulia lalu menanyakan
nama Dong Soo, Dong Soo lalu menyebutkan namanya. Mendengar itu, Putra Mahkota
terkejut “Dong Soo?”
“apa Yang Mulia
mengenalku?”Dong Soo lalu mencoba mengingat wajah Putra Mahkota, ia lalu ingat
kalau ia pernah menolong Putra Mahkota yang tercebur ke sumur. “haaa.. kau eh!
Anda orang waktu itu kan?”
“hahaha kalau begitu.. kau
pasti adalah Yeo Woon dan Cho Rip,
“ya.. Yang Mulia” kata
mereka
Putra Mahkota lalu
mendekati mereka bertiga dan dengan menaruh harapan ia bersyukur mereka bertiga
tumbuh dewasa “kalian bertiga akan menjadi cahaya Joseon di masa depan”
Mereka bertiga lalu pamit
pulang pada Ji Sun, agak sedikit canggung.. apalagi Dong Soo yang hatinya
serasa remuk. HAHAHAHA
Mereka bertiga minum –
minum lagi, Cho Rip mencoba menhentikan Dong Soo dan Yeo Woon yang tidak
berhenti minum dan mabuk. Mereka hari ini mendapat masalah yang rumit.
Ketika mereka semua
tertidur, Yeo Woon melihat ada bayangan. Ia langsung dengan sigap mengambil
sesuatu dan siap menyerang leher orang tsb. Yang ternyata Gwang Taek.
“kamu dirancang untuk
membunuh” kata Gwang Taek menatap Yeo Woon yang hamper mati kesal.
Gwang Taek bercerita kalau
ia seharian dimakam ayah Yeo Woon, mereka dulu adalah teman layakanya saudara…Gwang
Taek, ayah Yeo Woon dan ayah Dong Soo. Dalam Yeo Woon kesal, ia bergumam kenapa
Gwang Taek membunuh ayahnya.
Yeo Woon yang tidak bisa
menahan amarahnya memastikan diri untuk memenggal Gwang Taek mala mini, ia lalu
bersiap menarik pedangnya. “apa kau yakin?” Gwang Taek menghentikan langkah Yeo
Woon
“jika kau akan menggunakan
pedang, maka kau harus yakin”, tak terasa air mata Yeo Woon jatuh.
“apa maksud anda?”
“lidah memang bisa
berbohong, tapi tidak dengan mata”, Gwang Taek juga bilang kalau ia diberi
tanggung jawab oleh ayah Yeo Woon untuk menjaganya.
Yeo Woon tidak tahan, ia lalu
pamit dan bilang mau pergi ke suatu tempat.
Gwang Taek lalu melihat Dong
Soo yang tidur pulas, ia memukul Dong Soo namun tak disangka Dong Soo malah
menghindar! Padahal ia tertidur.. HAHAHAHAHA Gwang Taek tertawa keras.
Jin Ju bermain sendiri di
kamarnya, ayahnya lalu datang dan mengganggunya. Ayahnya lalu melihat karung
yang ternyata curian dari Mo Hwa Ra.
Ayahnya mengecek isi karung
dan melihat perkamen merah, ia lalu terkejut dan meneriaki Jin Ju, Jin Ju kabur
sambil berteriak. HAHAHA
Sementara itu, Utusan Qing
panic karena perkamen merah yang ternyata surat dari Kaisar Qing hilang, ia
lalu meminta bantuan pada Dae Ju untuk mencarinya.
Yeo Woon ternyata pergi ke
markas Chun, dengan gaya tidak karuan ia berlutut dan memohon agar Chun
memberitahu siapa yang membunuh ayahnya.
Ji terlihat kaget,
sementara Chun masih tutup mulut, “apa gunanya kau tau?”
Yeo Woon tetap memohon,
Chun menyerah dan bilang kalau yang membunuh Cho Sang.. adalah Yeo Woon sendiri
“kau orangnya”
Yeo Woon terkejut dan
ingatan tentang Yeo Woon kecil di tengah hujan terlihat menikan ayahnya
sendiri. “aku adalah korban pertama dan terakhirmu” kata Cho Sang sambil
menahan rasa sakitnya.
Yeo Woon menangis, Chun
lalu bilang kalau Yeo Woon menghpaus memori itu dari otaknya dan mengunci
insting membunuhnya karena ia berusaha melarikan diri dari jiwa pembunuh.
Yeo Woon menodongkan
pedangnya ke lehernya sendiri dan berniat bunuh diri, Chun juga menodongkan
pedangnya,
“aku bahkan tidak mampu
membunuh diriku sendiri” Yeo Woon menangis hebat
“itulah pembunuh. Kau sudah
kuberitahu apa beda antara pembunuh dan prajurit kan? Mereka sama – sama
membunuh, namun pembunuh..adalah orang yang menentukan hidup orang lain” Chun
lalu menyuruh Yeo Woon berdiri.
“aku mengerti sekarang,
maafkan aku”
“kau boleh saja merunduk,
tapi jangan kehilangan focus”
Dae Ju menemui Ji dan
bilang kalau ia ingin menemui Chun. Ji mengatakan urusan perkamen itu tidak
perlu membutuhkan bantuan Chun, cukup dia saja, “kau haru ingat, aku salah satu
pemimpin dari ninja hitam” Ji mengancam
“aku dengar pencuri itu
adalah Jin Gi, haaahh..dia salah satu ahli pedang”
Dae Ju lalu menawarkan pada
Ji sejumlah uang kalau Ji berhasil membawa Perkamen itu, atau membawa perkamen
lengkap dengan kepala Jin Gi.
“kau diam saja dan percaya
padaku”kata Ji
Sementara itu, Chun
menerima surat dari Dae Ju kalau Ji sedang bergerak sendiri untuk menangkap Jin
Gi, “Jin Gi?”
Jin gi membaca isi perkamen
merah (Chilk Seo), tiba – tiba pisau misterius hamper menebasnya. Ia lalu
keluar dan memotong sebuah pedang.
Jin gi berjalan dan menemui
Ji, ia lalu menyerahkan bungkusan hitam.
“benda itu berbahaya,
hancurkan!” Ji menyuruh
“tapi..Chik Seo menyangkut
nyawa Putra Mahkota”
“ini demi keselamatan kau
dan putrimu”
Ji lalu pergi dan tiba –
tiba berhenti, “siapa… nama putrimu?”
“Jin Ju…Hwang Jin Ju”
Ji pergi, tanpa sepengetahuannya,
Chun memata – matainya.
Keesokan harinya,
Ji Sun dijemput oleh
pengawal Putra Mahkota dan naik tandu menuju Istana.
Sementara itu, Dong Soo dkk
pergi menemui Sa Moo. Ia melihat ada Gwang Taek disana
“siapa dia?” sambil
menunjuk nunjuk Gwang Taek tidak sopan
Gwang Taek berbalik dan
tersenyum, Dong Soo kaget dan bilang kenapa si ahli obat bisa ada di sini??
Sa Moo memukulnya dan
menyuruh mereka bertiga berlutut “beri salam, dia adalah paman kalian”
Sa Moo menjelaskan kalau
mulai sekarang Gwang Taek yang akan melatih mereka, Dong Soo sombong dan bilang
kalau teknik miliknya sudah sangat hebat, Gwang Taek tertawa dan langsung
spontan memukul ingin memukul kepala Dong Soo pakai kayu.
“hoooooooo!!!” Dong Soo
menghentikannya, dan mulai pamer sama temannya! Hahahaha Dong Soo sang
penangkap pedang!
Dong Soo lalu duel melawan Gwang
Taek, Dong Soo menampilkan tekniknya yang lumayan hebat.. namun berhasil
dijatuhkan oleh Gwang Taek “teknikmu ini memiliki kelemahan di kaki, kau harus
lebih menyeimbangkan diri”
Sa Moo datang “bagamana?”
“dia luar biasa” kata Gwang
Taek lalu mengulurkan tangannya, membantu Dong Soo berdiri.
Dong Soo dkk. Pamit pada
Jang Mi, mereka sekarang akan ke istana. Jang Mi terharu…
Jang Mi lalu melihat baju Dong
Soo, “bukankah itu baju yang….” Jang Mi kesal melihat Sa Moo
Gwang Taek tertawa melihat
mereka dan bilang mereka berdua cocok. HAHAHAHA
Mereka berjalan menuju
Istana dengan senyum di wajah mereka, Dong Soo yang memang bawel tidak berhenti
membanggkan diri “aku..Baek Dong Soo akhirnya bisa ke istana!!!” suaranya yang
kerasa ternyata di dengar oleh Ji Sun yang juga menuju istana dan kebetulan
berbarengan dengan mereka.
Sesampainya di istana,
mereka berganti kostum dan disuruh menunggu oleh Seo Wong.
“aku merasa aneh dengan
baju ini” Dong Soo
“aku juga.. tapi Yeo Woon
terlihat keren”
Mereka lalu mendengar suara
orang sedang latihan. “waahhh” kata Dong Soo ketika melihat sekompi calon
prajurit latihan
“kidah sudah mempelajari
teknik ini waktu kecil” Dong Soo bicara ke Cho Rip
“tapi mereka lumayan” kata
Yeo Woon
“apa kita harus latihan
dengan anak – anak?”
Salah satu dari trainee
mendengarnya dan kesal (ponakannya Dong Ju, Myeong Ju), “apa kau bilang?”
“anak..anak…” Cho Rip
menambahi sambil meledek.
Trainee kesal dan mengepung
mereka bertiga. Dong Soo juga gak mau kalah dan ikut meladeni “kurasa – rasa kau
akan membuat masalah hari ini” kata Dong Soo ke Cho Rip
“kau juga!” kata Cho Rip balik.
Dong Soo dan para Trainee
berhadapan dan beberapa Trainee berhasil dilumpuhkan, Myeong Ju kesal dan
menyuruh temannya untuk menutup gerbang,
“kalian akan mati !!”
Yeo Woon melempar pedangnya
ke Cho Rip dan bergabung bersama Dong Soo.
“membereskan mereka satu
per satu lumayan merepotkan, bagaimana kalau kita selesaikan sekaligus??” kata
Dong Soo
Yeo Woon – Dong Soo – Cho Rip
lalu bertarung dengan para trainee.
(well, baru masuk sudah
cari rebut! HAHAHAHAHA)
Sinopsis by Hyo Rin
@mewmewhyorin.blogspot.com
Picture taken from popv @http://popv.wordpress.com/
Komentar
Posting Komentar