Dong Soo
mengahajar semua bandit – bandit dan menyuruh Ji Sun pergi duluan. (sumpah! Dong
Soo keren gilaaakkkk)
Ji Sun berhati – hati jalan menghindari
bandit, tiba – tiba ada seseorang yang menariknya, ternyata itu Jin Ju.
Mereka bertiga
lalu bertemu di kedai, Dong Soo bilang kalau rencana mereka berubah. Pasti ada
seseorang diantara mereka yang berhianat, karena hanya beberapa orang saja yang
mengetahui rencana ini.
Dong Soo lalu
ingat, kemarin Yeo Woon bicara padanya bagaimana kalau ia adalah seorang
penghianat, Dong Soo pasti akan menyesal menjadi Putra Mahkota palsu.
Dong Soo lalu
berniat pergi ke tempat yang sudah direncanakan sebelumnya, dan ia meminta Jin
Ju untuk menjaga Ji Sun. “tolong jaga dulu malaikatku”
“apa?
Ma..malaikatmu? ha cham!” Jin Ju tidak habis pikir, hahahha
Ji Sun
bersikeras menolak tinggal dan ingin ikut, Dong Soo berusaha meyakinkannya
untuk tetap tinggal karena ini terlalu berbahaya,
Sementara itu,
dengan ragu – ragu Yeo Woon mengiyakan perintah Chun untuk mengakhiri nyawa Soo
Woong ditangannya, “maafkan aku… Soo Woong akhirnya mati ditangan Yeo Woon.
Putra Mahkota
mahkota datang terlambat dan melihat Chun dan Yeo Woon meninggalkan mayat Soo
Woong.
“Soo Woong aa.. Soo
Woong!!” Putra Mahkota berusaha membuat Soo Woong sadar, Putra Mahkota marah
besar, ia lalu menggenggam erat tombaknya dan berlari ke arah Yeo Woon dan
Chun.
Dong Soo berlari
sekuat tenaga menuju lokasi, ia lalu melihat Ninja Hitam membersihkan mayat
prajurit istana dan officer Hyeon Dae sudah tergeletak tak berdaya. Dong Soo
berteriak penuh amarah dan menghabisi Ninja Hitam.
Dong Soo
menangis dan mencoba membuat officer Hyeon Dae sadar, Hyeon Dae ternyata maasih
hidup dan menyuruh Dong Soo cepat
menyelamatkan Yang Mulia Putra Mahkota.
“lalu..mana Yeo
Woon? Mana dia??”
Officer Hyeon
Dae menahan sakitnya dan berbisik, membuat mata Dong Soo membelalak kaget. Tak
lama, Officer Hyeon Dae tewas.
Putra Mahkota
melompat ke arah Chun dan siap menebas, Chun menahannya dengan bungkusan merah
yang ia bawa. Bungkusan merah itu ternyata pedang, Putra Mahkota dan Chun
akhirnya bertarung. Pedang Chun berhasil mengenai kaki Putra Mahkota,dan
membuat Putra Mahkota kehilangan keseimbangan.
“sekarang aku
tahu apa yang Gwang Taek punya dan aku tidak punya” kata Chun
“jangan bicara
hal yang tidak berguna!” Putra Mahkota berusaha melawannya
Chun akhirnya
bisa membuat Putra Mahkota tersudut dan bilang kalu ini adalah akhir dari Putra
Mahkota.
“walaupun aku
mati, impianku untuk menyerang utara (Qing) tidak akan hilang, aku tidak
menyesal mati seperti ini, yang aku sesali dan kasihani.. aku mati ditangan
PESURUH Qing”
Mendengar itu
Chun sepertinya tersinggung dan langsung menancapkan pedangnya ke tubuh Putra
Mahkota. Putra Mahkota sudah tidak bisa apa – apa, ia menyandarkan diri di
bawah pohon dan menatap langit “impianku…tidka akan berakhir disini,aku
pasti akan mewujudkannya”
Putra Mahkota
akhirnya meninggal, di tempat lain Ji Sun merasakan dadanya sakit. Air matanya
lalu jath dan ia khawatir terjadi sesuatu pada Putra Mahkota.
Chun pergi dan
menyuruh Yeo Woon mengubur Putra Mahkota dan tidak meninggakan jejak.
Yeo Woon
berlutut di depan Putra Mahkota dan menangis “maafkan aku Yang Mulia, aku benar
– benar minta maaf…aku tidak bisa menghindari dan menolak orang itu. Kumohon
maakan aku”
Sementara itu, Dong
Soo berlari sekuat tenaga dan akhirnya melihat Soo Woong masih dalam posisi
yang sama. Dong Soo makin resah dan menangis sejadi – jadinya melihat Soo Woong
sudah mati.
Dong Soo lalu
mencari Putra Mahkota dan ia melihat Yeo Woon, berlutut di depan Putra Mahkota.
“Yang mulia… Yang Mulia..!!!” Dong Soo menangis sambil memegang tubuh Putra
Mahkota
Dong Soo marah
besar dan berteriak depan Yeo Woon sambil memegangi bajunya.
“apa kau yang
membunuh Putra Mahkota dan Soo Woong??? kau yang membunuh mereka??????”
Yeo Woon tetap
saja diam, Dong Soo makin kesal “apa kau Woon yang kukenal?? Kenapa kau
melakukannya?? KENAPA???”
Dong Soo masih
terus berteriak penuh emosi dan air mata sedangkan Yeo Woon diam, Dong Soo
bertanya apakah Yeo Woon juga akan membunuhnya karena Dong Soo sudah tau siapa Yeo
Woon sebenarnya??
“tidak ada yang
bisa kulakukan, ini adalah takdir aku sudah mencoba lepas tapi aku tidak bisa”
“jangan bicara
hala yang bodoh!!!!!”
Dong Soo meninju
Yeo Woon beberapa kali saking kesal – menyesal – dan sedih, dia terus mengingat
bagaimana perjuangan mereka bersama, mulai dari latihan digunung sampai di
tempat suar.
Dong Soo tidak
percaya…
Dong Soo lalu
ingat saat Yeo Woon bertanya kenapa Dong Soo tidak menanyakan dan curiga luka
di lengannya, “karena aku mempercayaimu, Woon”
Dong Soo
memukuli Yeo Woon habis – habisan namun Yeo Woon tidak membalas, Dong Soo makin
kesal dan menyuruh Yeo Woon berdiri “aku akan membunuhmu”
Ji Sun dan Jin
Ju berjalan menuju tempat Putra Mahkota, mereka lalu melihat Chun dan langsung
bersembunyi. Chun menyadari keberadaan mereka dan memintanya untuk keluar saja.
Jin Ju mendesah
dan menyuruh Ji Sun diam saja, biar dia yang tangani. Jin Ju lalu keluar dan
cengengesan “halo..paman paman.. bukan kah cuacanya sangat bagus hari ini??
Hehehe” lalu kabur dan dikejar oelh anak buah Chun
Dong Soo
berusaha menikam Yeo Woon, Yeo Woon meNinja Hitamindar dan bilang agar Dong Soo
tidak memakasanya untuk mengeluarkan pedang, “Baek Dong Soo, KUMOHON!!!”
Dong Soo tetap
saja mencoba menikamnya dan bilang ia akan membunuh Yeo Woon. Yeo Woon tidak
bisa berbuat apa – apa dan dalam keadaan terdesak ia melempar debu ke mata Dong
Soo.
Pandangan Dong
Soo kabur dan berusaha menebas apapun di depannya, ia lalu menebas Yeo Woon, Yeo
Woon juga begitu, ia sudah mengeluarkan pedangnya. Untung, sebelum mereka benar
– benar membunuh satu sama lain, Ji Sun datang dan menahan tangan Yeo Woon.
“ti..tidak, nona
muda!
Dong Soo dan Yeo
Woon kaget karena Ji Sun melindungi mereka dan akhirnya tertusuk oleh pedang Dong
Soo. Ji Sun jatuh kesakitan dan Dong Soo berusaha memapahnya dengan emosi
campur aduk.
“bagaimana? Kau
puas sekarang?? Nona muda memang berani” kata Yeo Woon membuat Dong Soo makin
bersalah,
“Woon, kau tidak
boleh mati! Aku sendiri yang akan membunuhmu jadi pastikan kau tidak mati”
Dong Soo lalu bergegas menggendong Ji Sun pergi mencari tabib.
Dong Soo lalu bergegas menggendong Ji Sun pergi mencari tabib.
Di tengah jalan,
Ji Sun minta Dong Soo untuk membawanya kembali ke Putra Mahkota, ia tidak ingin
pisah dengan Putra Mahkota. “kalau kita kembali kau bisa mati!!!”, tapi Ji Sun
masih bersikeras.
Ji Sun duduk dan
bersandar di tubuh Putra Mahkota “Yang Mulia, kenapa kau pergi sendiri… kumohon
bawa aku bersamamu” Ji Sun sudah pucat dan terus memegangi Putra Mahkota.
Dong Soo menangis
dan berteriak kalau Ji Sun tidak boleh mati, masa bodoh dengan takdir yang
mengiktanya, dia Baek Dong Soo akan mengubah takdir itu. Dong Soo teriak sekuat
tenaga dan menangis habis – habisan.
Jin Ju yang
bersembunyi mendengar suara Dong Soo yang teriak, ia lalu berdiri “Dong Soo
ya!!”
Anak buah Chun
melihatnya dan menodongkan pedangnya ke leher Jin Ju, untung Jin Gi datang dan
menolongya, mereka lalu berlari ke tampat Putra Mahkota. Sa Mo dan Gwang Taek
juga dalam perjalanan ke sana,
Chun kembali ke
tempat Putra Mahkota, Dong Soo melihatnya dan langsung ingin membunuh Chun.
Perut Dong Soo dicekik.
Chun melihat
mata Dong Soo dan ingat kalau Dong Soo kecil pernah melakukan hal yang sama dan
menusuk perut Chun, “jadi..kau anak itu? Baek Dong Soo??”
Dong Soo lalu
tersadar kalau orang yang membunuh Dae Po dan memporak porandakan camp mereka
adalah Chun, “jadi kau orangnya? Kau yang membuat semua kekacauan ini??”
“kau harus
ingat, ini akan terukir di sejarah” Chun masih mencekik Dong Soo, Dong Soo lalu
balik melihat tajam Yeo Woon, mata Yeo Woon menghindar terus
Dong Soo : aku
Baek Dong Soo benar benar akan
membunuhmu kali ini!!!
Chun :
benarnkah? Kau sudah tumbuh dewasa tapi apa kau bisa melakukannya?
Chun lalu
meninju Dong Soo sampai tidak bisa apa – apa, kesakitan luar biasa.
“lain kali aku
yang benar – benar akan membunuhmu”, “ini semua takdir kalian!” Chun melihat ke
Dong Soo Yeo Woon dan Ji Sun
Ia lalu melihat Ji
Sun dan bertanya apakah dia si biksu itu? Yeo Woon tetap diam. Chun lalu
membawa Ji Sun bersamanya sementara Dong Soo tidak bisa berbuat apa – apa
karena badannya berasa kaku.
“kau harus
bertahan hdiup, datangah dan balas dendammu padaku”
“aku tidak akan
mati! Aku tidak akan melupakanmu!! SELAMANYA!!” Dong Soo menangis sejadi –
jadinya dan terus memanggil nama Ji Sun,
Jin Ju akhirnya
datang dan langsung memegang wajah Dong Soo, mengecek keadaannya, “apa kau baik
saja?? Dong Soo yaa..”
Dong Soo tidak
menjawab dan tidak berkedip, matanya bengkak karena menangis dan pandangannya
kosong.
Jin Gi Sa Mo dan
Gwang Taek datang dan melihat Putra Mahkota sudah tergeletak, mereka berlutut
dan menangis. Gwang Taek lalu memeriksa Dong Soo, yang pandangan matanya
kosong---
Gwang Taek lalu
menodongkan pedangnya ke seseorang dibalik pohon yang ternyata Ji,
Gwang Taek :
kenapa kau bisa ada disini?
Ji : aku tadinya
ingin meminta maaf padamu dan membunuh diriku, kumohon tuan, bunuh saja aku.
Gwang Taek kesal
dan menebas baju Ji, sebuah black pearl jatuh dan Jin Ju melihatnya. Ji meminta
maaf, dan berjanji akan mengembalikan Ji Sun pada mereka.
Gwang Taek yang
marah besar pergi mencari Chun, ia lalu merasa ada seseorang disekitarnya
mengintai. “aku sudah ama menunggu, tapi aku tidak berselera untuk bertarung
hari ini” Chun bersembunyi
Gwang Taek terus
mencari keberadaan Chun “kau melakukan hal yang tidak seharusnya kau lakukan
hari ini, keluarlah.. akan kupenggal kepalamu”
Chun masih
bersembunyi dan bilang kalau kali ini ia tidak bisa melawan Gwang Taek karena Gwang
Taek tidak sehat, “suatu saat nanti kita akan bertarung secara adil”
“Chun a.. kau
akan mati ditanganku,” Gwang Taek lalu pergi
Di istana,
pengawal raja menjemput Cho Rip dengan wajah berduka, Cho Rip bingung…
Gwang Taek pergi
menemui raja dan memberitahu tentang kematian Putra Mahkota, sementara itu para
Noron berpesta pora!!
Cho Rip pulang
ke rumah Sa Mo dengan langkah gontai, ia tidak percaya nyawanya selamat namun
dilain sisi Putra Mahkota malah meninggal. Sa Mo memeluk Cho Rip dan bilang
kalau ia bangga pada keberanian Cho Rip, Jin Ju juga terharu.
Cho Rip lalu
melihat Dong Soo yang duduk dipojokan dengan pandangan kosong tinggal menunggu
setan merasukinya, Cho Rip memeluk Dong Soo dan menangis.
Di halaman
istana, algojo membuka tandu Putra Mahkota dan kaget melihat Putra Mahkota
sudah tergeletak tak bernyawa. (tidak ada yang tau kalau ia mati di tangan
Chun)
Pangeran Jeong
Jo berlari ke ayahnya “abamama…abamama…” dan menangis melihat ayahnya sudah
meninggal.
SEBULAN
KEMUDIAN…
tampak di
kediaman pribadi pangeran, ia berjalan ditemani pengawal dan Gwang Taek.
Sementara itu di tempat Sa Mo, Cho Rip berteriak karena Dong Soo hilang.
“lagi?” Sa Mo kesal.
Sa Mo Cho Rip
dan trio baru pergi mencari Dong Soo sementara Gwang Taek dan pengawal juga
mencari Pangeran yang jalan – jalan sendiri.
Di pasar, Dong
Soo jlan Sa Moepoyongan dan masih dengan padangan yang sama. Ia sering
kehilangan keseimbangan dan berpenampilan seperti orang gila. Ia menabrak
jualan orang, penjual sangat marah dan menggebuki Dong Soo.
Pangeran lalu
datang dan menyuruh penjual berhenti menggebuki Dong Soo.
“aku akan bayar
semuanya!”
“lalu apa kau
bawa uang??”
Penjual dan
pangeran berdebat dan tanpa mereka sadari, si orange sudah siap membidik
Pangeran. (belum mati juga dia)
Pangeran
menyuruh penjual untuk tidak memukuli lagi dan ia akan pulang dulu mengambil
uang, “kau jangan pergi ya..tunggu disini” katanya pada Dong Soo
Ssseeettt!!!
Penjual dan
pangeran kaget setengah mati karena hampir saja tertususk anak panah si orange,
untung Dong Soo dengan tenang dan mata kosong berhasil menangkapnya.
Pengawal datang
dan melindungi pangeran “apa yang kalian lakukan! Ini adalah pangeran!!
Perlihatkan hormat kalian”, semua orang di pasar berlutut
Gwang Taek dan Sa
Mo datang dan memperkenalkan Dong Soo pada pangeran. Dong Soo lalu dibawa
pulang, Jin Ju melihat Dong Soo dengan sedih.
Pangeran
menanyakan kematian ayahnya, “apakah abamama mati karena dibunuh ninja?”, Gwang
Taek hanya menunduk, pangeran makin sedih, bisa – bisanya Putra Mahkota negeri
ini dibunuh oleh seorang ninja. “Yang Mulia anda juga harus lebih berhati –
hati”
Trio baru dan Cho
Rip khawatir melihat Dong Soo yang sudah sebulan tidak jelas, apakah hidup atau
mati atau berada diantaranya. Matanya kosong dan selalu digebuki orang di
pasar.
“bahkan orang –
orang bilang kalau dia sudah gila”
Dae Ju juga
mendengar kabar kalau Dong Soo sudah gila, ia lalu menyuru si orange mengirim
buku ke ninja hitam dan si biru mengecek bagaimana keadaan Dong Soo sebenarnya.
Sementara itu, Jin
Ju memperhatikan black pearl milik Ji dan black pearl yang sudah lama disimpan
oleh Jin Gi.
Jin Gi ketemu
dengan Ji, “anak itu, dia melihatku dengan mata tidak bersalahnya” Ji sedih
Jin Ju lalu
datang dan Ji seketika hilang, ia bertanya kenapa ayahnya ada disini.
Jin Ju : aku
menemukan black pearl milik ahjumma (ji) tadi, kenapa sama dengan yang ayah
punya?
Jin Gi : itu..
black pearl itu banyak! Kau bisa membeli benda seperti itu di pasar!
Mereka lalu
pulang ke tempat mereka, Jin Ju lalu mendengar suara batang kayu tempat Ji
sembunyi.
Jin Ju mencoba
mencari Ji, “keluar saja, kau tidak tau apa julukanku? SI HIDUNG ANJING, aku
akan menemukanmu!”
Jin Ju mengendus
endus bau Ji, “ha! Ini bau parfum, berarti perempuan. TUNGGU, kau kah
ini…ahjumma??”
Jin Ju mencari –
cari Ji, dia juga bilang kalau black pearl milik Ji sama dengan milik ayahnya
“jangan – jangan..kau adalah ibuku kan? Iya kan??”, Ji sekuat tenaga menahan
tangisnya.
Sementara itu,
Jin Gi memperhatikan black pearl miliknya dan flashback. Waktu itu, Jin Gi
sedang menggendong bayi.
“nona muda..
anak ini butuh nama” katanya pada Ji, Ji tidak menjawab dan tidak menoleh
sedikitpun lalu pergi. Jin Gi hanya mendesah dan melihat black pearl yang
ditinggalkan Ji “bagaimana kalau Jin Ju?” katanya sambil melihat si little Jin
Ju tersenyum.
Chun melihat
buku yang diberikan Dae Ju, buku yang katanya bisa membuatnya bisa menjadi
kstaria pedang terbaik se Joseon dan Qing. Chun tersenyum sinis dan membakarnya
habis.
Sa Mo dkk
mencoba menyuapi Dong Soo agar makan, tapi tidak ada respon. Si biru melihat
itu dan melapor ke Dae Ju. Dae Woong sadar kalau Baek Dong Soo yang diincar Dae
Ju ternyata anak dari baek Sa Gweng, “untuk apa kau mau membunuh bocah gila?, Dae
Ju lalu mendelik padanya kesal “ngg.baiklah jika ingin aku akan membunuhnya”
Dae Ju bertemu
dengan ratu dan memohon agar ratu bisa membujuk raja untuk membawa
pangeran kembali ke istana karena akan
sulit bagi mereka untuk mengontrol pangeran yang berada di luar istana, apalagi
Pangeran tidak pernah pisah dari 2 pengawal dan Gwang Taek.
Akhirnya ratu
dengan penuh tipu daya dan mulut manis pergi memohon pada raja.
Pangeran akhirnya
pamitan pada Gwang Taek dan bilang akan bersabar dan berhati besar hingga
saatnya tiba bagi mereka.
Jin Ju datang
dan melihat Cho Rip dan Dong Soo duduk bersama dengan pose bloon kepala kosong
yang sama ^^. Jin Ju melambai – lambaikan tangannya dan menyiram air,membuat Cho
Rip kaget tapi tidak dengan Dong Soo.
Jin Ju mennyeret
Cho Rip dan Dong Soo ke danau dan menyuruh Cho Rip lompat ke danau. Jin Ju
berusaha membuat Dong Soo sadar lagi, karena Dong Soo pernah menyelamatkan Cho
Rip waktu kecil, siapa tahu Dong Soo juga bisa menyelamatkan Cho Rip saat ini.
Cho Rip takut –
takut, karena ia tidak bisa berenang.. mereka akhirnya seret menyeret dan
akhirnya nyebur berdua! HAHAHHA
“Cho Rip bodoh!
Kau yang terjun! Kenapa kau juga menyeretku?” Jin Ju mengomel habis – habisan, Dong
Soo tidak tahan dan akhirnya tertawa sembunyi – sembunyi.
Cho Rip dan Jin
Ju sibuk mengeringkan pakaiannya dan baku kejar mengejar. Dae Woong lalu datang
dan meNinja Hitamampiri Dong Soo.
Ia datang
mengecek apa Dong Soo betul jadi gila. Dong Soo menatapnya dan senyum tidak
jelas, Dae Woong kaget “apa kau suka padaku?” hahahha
Dae Woong lalu
mengayunkan pedangnya tepat di depan mata Dong Soo, tapi Dong Soo tidak
bergeming, bahkan tidak berkedip sedikitpun.
Dae Woong
akhirnya pergi dan bilang kalau Dong Soo sudah positif gila.
Gwang Taek
pulang dan kesal melihat kondisi Dong Soo tidak jelas. Ia memukuli Dong Soo
berkali – kali, Jin Ju dkk khawatir bisa – bisa Dong Soo mati kalau dipukuli
seperti itu oleh Gwang Taek. Sa Mo tidak bisa apa – apa karena takut juga sama Gwang
Taek.
Dong Soo
menangkis pukulan Gwang Taek,
“bangun!
Kubilang bangun!” Gwang Taek menggertak, “semangatmu yang mati tapi tubuhmu
tapi bukankah masih hidup?, Dong Soo menatap Gwang Taek dan senyum cengengesan.
Gwang Taek makin kesal dan berteriak agar Dong Soo sadar.
Sementara itu di
Hoksa Chorong, Yeo Woon berjalan menuju tempat Chun dan duduk di singgsana
barunya (tempat Dae Woong dulu), semua anggota ninja hitam lalu berlutut.
a bathing ape
BalasHapuslongchamp bags
kyrie irving shoes
air jordan
kobe byrant shoes
jordan 11
jordan shoes
nike off white
longchamp
supreme outlet
best replica bags online replica wholesale handbags replica wholesale handbags
BalasHapus