Di Istana,anak Dae Ju dan orangnya pergi mencari dan
berusaha menculik Ji Sun. Mereka lalu melihat Ji Sun dan mengikutinya, saat itu
Ji Sun bertemu dengan Dong Soo yang menghayal melihat bunganya.
Dong Soo mendengar suara anak Dae Ju dan menarik Ji Sun kabur
bersamanya. Dong Soo menyuruh Ji Sun untuk pergi ke tempat yang amand an ia
akan mengecoh anak Dae Ju. Dong Soo lalu emmakai jubah Ji Sun dan berlari di
depan anak Dae Ju.
“itu dia! Ayo cepat!!” kata anak Dae Ju berusaha mengejar Dong
Soo, namun gagal… mereka tidak bisa menangkap Dong Soo yang dikiranya Ji Sun.
Soo Woong melihat rombongan pengikut Dae Ju keluar dari
rumah bordil, Soo Woong curiga dan mencoba bertanya apa yang orang – orang itu
lakukan malam – malam begini, tanpa ia sadari, gisaeng yang keamrin melihatnya
curiga.
Ji Sun berjalan mencari Dong Soo, Dong Soo tiba – tiba
nongol bergelantung di pintu gerbang, hahahaha
Dong Soo bertanya kenapa Ji Sun bisa ada di istana, “apa ini
karena….Putra Mahkota?”
Ji Sun : bukan, aku disini Karena sudah ditakdirkan
Dong Soo : kalau begitu kenapa orang – orang tadi
mengejarmu?
Ji Sun : aku juga tidak tau
Dong Soo bingung kalau Ji Sun tidak tahu kenapa ia harus
lari. Ji Sun bilang kalau beginilah hidupnya, ia selalu hidup dikerjar dan
melarikan diri seperti ini.
Ji Sun melihat kalung yang dipakai Dong Soo dan bertanya
milik siapa itu. Dong Soo teringat kalau kalung ini sebenarnya adalah bros yang
menyelamatkan hidupnya.
Dong Soo : dulu bros ini patah (waktu ditebas oleh Chun),
tapi aku menyatukannya kembali
Ji Sun : itu.. adalah punyaku, aku menjatuhkannya di pasar
waktu kecil.
Dong Soo bingung dan mencoba mengingat “punyamu?”, Dong Soo
lalu ingat kalau ia memang pernah bertemu dengan Ji Sun kecil di pasar, “kau!!
Nona muda yang menyelamatkanku kan?”
Mereka tertawa dan tidak percaya bisa bertemu seperti ini,
“ini pasti takdir” kata Ji Sun
Suasana jadi diam, Dong Soo mencoba memegang pipi Ji Sun. Ji
Sun terlihat malu… dan Dong Soo mengurungkan niatnya. Tanpa mereka sadari..
dari kejauhan Yeong Woo melihat mereka, entah ekspresi apa yang ia pasang,
cemburu kah??
Di rumah bordil, Dae Ju dan Chun bertemu. Dae Ju menunjukkan
peta yang ia temukan “ini dia, yang diacari – cari ninja hitam selama 100
tahun”. Dae Ju berniat memakai ini untuk menyingkirkan putra mahkota sebelum
memeberikannya pada Chun dan mengembalikannya ke Qing.
“karena itu palus, kau bisa lakukan apapun yang kau mau”
Chun meneguk menumannya tidak peduli
“baiklah..beberapa hari lagi aku akan menunjukkan buku eksedisi
utara (Bukbyeoljigye) yang asli”
Di Hoksa Chorong, Ji menanyakan apakah Chun mendapatkan Bukbyeoljigye.
“itu palsu jadi untuk apa kau peduli?”
Ji kesal dan bilang Chun melupakan tujuannya yang ingin
hidup bebas dan pergi kemana saja, Chun balik menantang Ji “ aku ingin kalian
semua berada di bawah kakiku”. Ji memilih pergi “ tidak semua orang bisa
melakukan apapun yang kau inginkan”
Dong Soo dan Yeong Woo sampai ke suar. Cho RIp dan Yoo Dae
dari tadi menunggunya, Cho RIp berteriak dan memeluk Yeong Woo dan Dong Soo
“hhahahahaha aku tau kalian pasti bisa melakukannya”
Yoo Dae : walaupun kalian sangat muda, tapi kerja kalian
bagus.
Dong Soo mendelik ke arah Yoo Dae sambil memiringkan
mulutnya “aku sudah tau semuanya, kita hanya ditugaskan disini selama 10 hari
kan? Cho RIp..besik kita kembali ke Istana!”
Dong Soo : kau sebenarnya mantan jendral kan?
Cho RIp : siapa? Tuan Yoo Dae? astaga!! Apa benar??
Jabatannya berarti lebih tinggi dari menteri pendidikan dan komandan??
Dong Soo : iya, aku daritadi sudah bilang, berhentilah
bertanya!!,Hahaha Cho RIp makin menarik nafas terkejut bukan main
Yoo Dae : kalau kau sudah tau, kenapa kau tidak berlutut dan
minta maaf??, Yeong Woo hanya tertawa kecil melihat Y dan Dong Soo adu mulut
Cho RIp lompat ke hadapan Yoo Dae dan berlutut minta maaf,
hahahha. Dong Soo kesal dan bilang ia tidak perlu minta maaf “oi pak tua, kau
sekarang bukan jendral lagi.. kau hanya penjaga suar!” Dong Soo mengomel dan
pergi tidur karena capek
Cho RIp yang selalu mengomeli Dong Soo kayak ibu Ibu,
gregetan melihat Dong Soo yang tidak sopan sama sekali. Yoo Dae ketawa hebat
dan bilang bocah kurang ajar itu akan melakukan hal hebat di masa depan.
Sa Mo makan siang bersama Jang Mi, Jang Mi memberitahunya
kalau Dong Soo baru saja sembuh dari gigitan ular. Tiba – tiba Jang Mi mengubah
topic pembicaraan “laki laki memang butuh wanita di sampingnya..jadi kenapa kau
tidak menikah saja?” hahahah, Sa Moo batuk dan tersedak air sup!
Mi Hyo membawa kudapan untuk Gwang Taek, ia bilang ini dari
Jang Mi (jadi Jang Mi bukan ibunya, Cuma bibinya). Gwang Taek bertanya berapa umur Mi Hyo. Mi Hyo bilang
umurnya 20 tahun. Gwang Taek lalu melihat gantungan milik Mi Hyo dan menebak
kalau Mi Hyo pasti anak Dae Po, sahabatnya. “aku dan Dae Po seperti saudara,
maka anaknya berarti anakku juga”
Trio baring sambil memandang langit dan tidak sabar untuk
hari kebebasan besok. HAHAHHA
Cho RIp bergumam apakah teman – teman mereka yang latihan di
gunung tahu bagaimana kesulitan yang mereka hadapi selama ini. “apa mereka juga
sudah berhasil seperti kita ya?”
“hhaaa..sudah lama sekali, kau merindukan mereka” kata Dong
Soo
Trio pamit pada Yoo Dae, Dong Soo tanpa rasa bersalah bilang
semoga Yoo Dae bisa mengahabiskan masa tua dan hidup tenang SENDIRIAN sampai
hayat menjemput di suar ini. Hahahaah Yoo Dae tertawa kesal. Mereka lalu pergi,
“kau akan menjadi orang hebat nantinya” kata Yoo Dae melihat Dong Soo pergi.
Yoo Dae lalu didatangi oleh orang Dae Ju (Hyo RIn gak tau
namanya, dan mulai sekarang kita panggil dia si biru). Si biru menangkap Dae Ju dan menggiringnya ke ibukota
karena dianggap sebagai penghianat Negara.
Jin Ju di jewer habis – habisan karena kedapatanmau kabur
lagi, “mau kemana kau??”
Jin Ju : ah ayah..aku hanya ingin menemui Dong Soo, ia
kembali ke istana hari ini. Kalau tdiak sekarang, kapan lagi aku bsia
menyapanya. Boleh ya!! Aku hanya ingin mengucapkan selamat
Jin Gi : istana? Tempat itu bukan tempat untuk orang seperti
kita mendekat, MASUK KE KAMARMU!!!
Trio berada di ruangan Soo Woong. Soo Woong memberitahunya
kalau trio berhasil lolos ujian suar. “kalian pasti mempelajari banyak hal
disana”
Dong Soo dan Cho RIp bergumam memang banyak yang mereka
pelajar, mencuci baju..menjemur baju..dan digigit ular! HAHAHHAA
“karena kalian hanya bertugas di suar, kalian harus
beradaptasi dan meningkatkan kemampuan kalian agar tidak akalh dengan trainee
yang lain. Kalian dipilih oleh Putra Mahkota”
Yeong Woo : apakah Putra Mahkota berada dalam bahaya?
Soo Woong : tidak ada tempat yang aman dalam istana bagi Putra
Mahkota
Dong Soo : teang sja, selama Baek Dong Soo ada disini, tidak
ada yang perlu dikhawatirkan
Soo Woong dan anak buahnya mendelik ke arah Dong Soo, Cho
RIp menyenggol Dong Soo dan mengomel.. “khem..maaf” kata Dong Soo
“tingkah laku dan cara kalian bicara sepertinya perlu
ditingkatkan juga” kata Soo Woong
Dae Ju berpas – pasan dengan menteri yang selalu mendukung Putra
Mahkota. Dae Ju mengancamnya lebih baik bergabungd enagnnya daripada terus
mendukung Putra Mahkota “Putra Mahkota tidak bisa apa – apa lagi, kau akan
melihat kejadian besar mala mini” kata Dae Ju diiringi Guntur hebat
Dae Ju menemui Dae Woong yang sudah baikan, ia bertanya
bagaimana keadaan lengan Dae Woong. Dae Woong tertawa dan bilang bagaimana
mungkin dia bisa baik kalau lengannya buntung.
Dae Ju lalu memberikannya sebuah lengan palsu. Dae Woong
mencobanya dan tertawa senang + licik. “aku akan mengingat budimu. Haa
sekaranga lenganku sudah kuat!! Beritahu saja apa yang kau ingin aku lakukan!”
katanya sambil menggerak – gerakkan lengannya,
Benar saja, DAE JU menyuruh Dae Woong untuk membunuh menteri
yang tadi ia temui. Ckckckck
Chun menemui Putra Mahkota, Putra Mahkota kaget bagaiana
bisa Chun masuk. Chun datang dan memperingatkan Putra Mahkota untuk melupakan
impian tidak amsuk akalnya, untuk menyerang Qing “bagaiamana bisa Negara kecil
ini bisa menyerang Qing?”
Putra Mahkota kesal dan bilang jangan meremehkan negaranya
yang dulu bahkan bisa menguasai 1 benua.
Chun lalu menunjukkan bungkusan merah ke hadapan Putra
Mahkota, jika mereka bertemu kembali, Chun janji akan menunjukkan benda ini.
Chun lalu pergi dan memperingatkan sekali lagi “kau keras kepala, lupakan saja
impian mustahil itu”
Yoo Dae di introgasi oleh Dae Ju, Soo Woong melihatnya dari
jauh.
Dae Ju menyuruh Yoo Dae agar membuat kesaksian palsu kalau Putra
Mahkota mengadakan latihan militer di perbatasan Selatan. Yoo Dae menolak
bahkan jika dirinya di bunuh. Dae Ju tertawa besar dan bilang ini adalah
terkahir kalinya Yoo Dae akan bicara dan sok setia karena Putra Mahkota
sebentar lagi juga akan berakhir sepertinya. Yoo Dae kesal bukan main dan
berteriak, dan memaki Dae Ju.
Di ruang pertemuan Istana, menteri mengajukan permohonan
pada Raja agar Putra Mahkota dihukum karena sudah melakukan penghianatan
bersama Jendral Seo Yoo Dae. Raja tidak terima dan meminta bukti, Dae Ju lalu
memberikannya perkamen biru, peta !
Di ruang Putra Mahkota, Soo Woong melapor kalau ada yang
aneh di ruang pertemuan, dan Yoo Dae sedang diintrogasi. Putra Mahkota berniat
menyelamatkan Yoo Dae namun Soo Woong menahannya dan bilang ini tidak berguna. Putra
Mahkota lalu mengecek perkamennya dan ia sangat terkejut ketika melihat isi
perkamen itu kosong!!!!
Orang dari istana dalam lalu memanggilnya, Putra Mahkota
dipanggil oleh raja untuk mengahadap.
Raja memarahinya dan bertanya apakah Putra Mahkota akan
melakukan penyerangan terhadap Qing. Utusan Qing kaget dan bilang ini tidak
bisa dimaafkan dan ia akan melapor ke Kaisar, kecuali Raja memenggal kepala Putra
Mahkota.
Putra Mahkota kesal dan berteriak kalau 5000 tahun lalu
sebagian wilayah Qing adalah milik Joseon, dia tidak melakukan hal salah, dia
hanya ingin mengambil kembali tanah leluhurnya.
Raja kesal mendengar perdebatan itu dan melempar peta kea
rah Putra Mahkota menyuruhnya diam.
Tiba – tiba salah satu menteri melihat jubah yang dipakai Putra
Mahkota sama seperti jubah yang seharusnya hanya boleh dipakai oleh Kaisar
Qing. “Raja.. Putra Mahkota memakai jubah dengan 7 cakar naga”
Semua kaget, raja memeriksanya dan betapa kesalnya ia.
(seharusnya Putra Mahkota hanya boleh memakai jubah dengan 4 cakar naga,
sedangkan raja 5). Putra Mahkota juga kaget, ia lalu ingat kalau semalam.. ratu
mendatanginya dan memberikannya jubah baru untuknya, Jubah yang hari ini
dipakai Putra Mahkota. PUTRA MAHKOTA DIJEBAK!!!
Trio dipanggil oleh Soo Woong dan diberi tugas mengawal Ji
Sun keluar dari istana dan mencarikan tempat aman. “apakah terjadi sesuatu pada
Putra Mahkota?” Tanya Yeong Woo. Soo Woong tidak bisa menjawab karena ia
sendiri tidak tau kabar.
Raja yang kesal mengambil pedang dan menebas baju Putra
Mahkota. Putra Mahkota tidak terima dan menjelaskan kalau ia tidak salah dan
memohon agar raja mempercayainya. Menteri tidak kalah..ia terus menekan raja
untuk memberikan hukuman setimpal pada penghianat. Raja stress dan berteriak
agar semuanya diam
Dengan berat…. Raja menyuruh Putra Mahkota membuka mahkota
dan jubahnya “kau..diusir. lepaskan
jubahmu.. lepaskan mahkotamu.. dan tundukkan kepalamu”
Putra Mahkota tidak bsia berbuat apa – apa, ia melakukan apa
yang raja minta sambil meneteskan air mata.
Di luar istana, Dae Ju, mertua Putra Mahkota dan Ratu..
tersenyum PUAS
Trio berusaha memikirkan jalan keluar yang paling aman, Dong
Soo melihat peta dan bilang jalan paling aman adalah Dead Gate, jalur yang
biasa untuk memindahkan mayat dari istana).
Sementara itu, ratu datang menemui raja dan pura – pura
memohon agar Raja menarik perintahnya terhadap Putra Mahkota. “dia akan menjadi
peneruSa Moou, kumohon pertimbangkan kembali”, raja sudah pusing dan bilang
sudah tidak ada yang bisa dilakukan terhadap Putra Mahkota.
Ratu berjalan keluar menuju tempat Putra Mahkota ditahan.
“kau menentangku karena bergabung dengan Noron, lihat jalan apa yang kau ambil.
Apakah lebih baik dariku? Jalan yang kau anggap baik itu membawamu terkurung
seperti ini”
Pangeran (anak Putra Mahkota) menangis menemui ayahnya dan
bertanya kenapa ayahnya seperti ini.
Trio menyamar menjadi pembawa mayat, penjaga tidak bisa
memeriksa mereka karena bau mayat yang luar biasa. Mereka berhasil keluar
danmayat itu hidup!
Mayat itu ternyata Dong Soo! Hahahaa, Dong Soo mengomel
betapa baunya badannya! Hahahaa, Ji Sun lalu mengulurkan kainnya agar Dong Soo
membersihkan wajahnya
“ah kau benar, aku harus membuat wajahku bersinar” HAHAHA
kata Dong Soo
Trio mengawal Ji Sun hati – hati, mereka tibda – tiba
dihadang oleh 3 orang. Ternyata itu teman mereka sewaktu masih berlatih di
gunung.
Mereka melepas rindu satu sama lain, hahahahah. “senyummu
masih sama, Woon ”
Sa Moo juga datang dan menanyakan kabar tangan Dong Soo,
“ular jahat seperti itu mana bisa membunuh Baek Dong Soo”
Ssset!! Sa Moo tiba – tiba menangkap belati yang diarahkan ke
arah Ji Sun. Belati kedua tidak berhasil dihadang dan Sa Moo terkena tusukan
tepat di perut kanannya.
“Sa Moo!!!” trio kaget dan berusaha menyadarkan Sa Moo
Orang yang melempar belati itu ternyata Dae Woong, teman Dong
Soo berusaha melawan Dae Woong namun mereka dengan mudah dikalahkan. Dae Woong
lalu melihat ke arah Yeong Woo dan Dong Soo.
Gwang Taek muncul dan membuat Dae Woong sedikit gemetar,
“aku akan meladenimu kapan – kapan” kata Dae Woong melihat kearah Yeong Woo,
sambil melempar bom asap, ia kabur
Soo Woong datang menemui Putra Mahkota, ia bilang kalau Ji
Sun selamat sampai tujuan. Soo Woong berlutut dan bilang kalau raja ingin
menemuinya.
Dong Soo yang banjir air mata menggendong Sa Moo ke markas
Jin Gi. Anggota Jin Gi tidak member izin masuk, Dong Soo kesal dan berteriak
Jin Gi keluar dan langsung merawat Sa Moo “kalau dia bisa
bertahan sampai pagi, kurasa dia bisa hidup. Lukanya cukup parah” Dong Soo
sudah mandi air mata, Ji Sun memgang bahu Dong Soo dan memberinya semangat,
dari jauh Jin Ju melihat mereka.
Jin Gi lalu mengantar Ji Sun ke kamar Jin Ju, ia
memperingatkan Jin Ju agar tidak mengganggu Ji Sun selama Ji Sun berbagi kamar
dengannya
Jin Ju mencoba memulai pembicaraan, “khemm…anu… aku
seharusnya tidak mengatakan ini, tapi aku dan Dong Soo sudah berjanji akan
menikah!” HAHAHAHA, Ji Sun hanya heran
Dong Soo keluar dan menangis habis – habisan berfikir Sa Moo
akan mati, semua orang melihatnya. Gwang Taek datang dan mengajaknya bertarung
(kurasa Gwang Taek ingin Dong Soo melampiaskan kemarahnnya dengan berlatih)
“kalau seorang prajurit kehilangan kepercayaan
dirinya,bagaimana ia bisa melakukan hal yang hebat?”
Mereka lalu beraturng dan Gwang Taek memukul Dong Soo habis
– habisan. Gwang Taek meremehkannya kalau ia tidak bisa melakukan apapun,
“kalau begitu ajari aku!! Agar aku bisa membalaskan dendam Sa Moo”,
Gwang Taek kembali memukulnya “walau kau menjadi prajurit
paling hebat di Joseon, tetapi pedangmu penuh dendam kau tidak bisa membelah
buah busuk sekalipun, sudah kukatakan gunakan hatimu ketika memegang pedang.”
Gwang Taek lalu bertemu dengan Yeong Woo, Yeong Woo memohon
agar Gwang Taek bisa bertarung sekalis aja dengannya. Mereka bertarung
sederhana dan Yeong Woo kalah. Yeong Woo menunduk dan berterimakasih, “kenapa
pedangmu sangat haus darah?”
Dong Soo duduk bersama Ji Sun…
Dong Soo : kenapa kau menjadi biksu?
Ji Sun : aku sudah ditakdirkan sejak lahir untuk menajdi
biksu
Dong Soo : hingga sekarang kau pasti kesepian
Ji Sun : aku selalu kesepian dan melalu banyak kesulitan,jika
bukan karena Putra Mahkota yang selalu menja..
Dong Soo lalu menyela dan bilang mulai sekarang ia yang akan
menjaga Ji Sun, Ji Sun menolak dan bilang ia tidak ingin ada orang lain terluka
karena takdir dirinya.
Dong Soo : aku tidak percaya dengan takdir
Ji Sun : apa kau yakin ada orang yang bisa lari dari
takdirnya?
Dong Soo : aku, Baek Dong Soo akan menunjukkannya padamu, Dong
Soo lalu pergi
Dong Soo memegang tangan Sa Moo dan menangis takut Sa Moo
mati, Sa Moo lalu perlahan sadar dan melihat ke arah Dong Soo “Dong Soo yaa…”,
Di bawah, Jin Ju terlihat senang mendengar Sa Moo sudah siuman.
Malam hari..
Gwang Taek duduk sendirian, ia merasa ada yang aneh dan ia
tahu kalau Yeong Woo ada di balik pintu mengamatinya.
Yeong Woo lalu pergi ke Hoksa Chorang menemui Chun
Chun : kau sudah melawannya?
Yeong Woo : ya, kurasa dia 2 kali lebih hebat dariku
Yeong Woo : ya, kurasa dia 2 kali lebih hebat dariku
Chun : 2 kali? Kau salah, Gwang Taek 10 kali lebih baik
darimu
Chun lalu bilang kalau selama ini ia tiak mau melawan Gwang
Taek karena Gwang Taek tidak pernah melakukan yang terbaik melawannya, “ia
tidak punya nafsu membunuh, aku bisa megalahkannya dengan mudah tapi itu tidak
SERU”
Chun lalu memberikan Yeong Woo misi, ia disuruh pergi ke
tempat Sa Moo di pasar, “aku ingin melihat Gwang Taek marah besar”
Chun pergi dan Yeong Woo melihat pesan yang diukir Chun
untuknya “bunuh”
Di tengah malam… Yeong Woo pergi ke tempat Sa Moo, ia masuk
dan ada 2 temannya di sana. Ia lalu membunuh 1 temannya, teman yang satunya
bangun dan terkejut.
Yeong Woo melumpuhkannya dengan jarum, “Yeong Woo.. itu kau
kan?” Yeong Woo lalu menusuknya, temannya itu masih memanggil – manggil namanya
tidak percaya,
Dengan berderai air mata… Yeong Woo memegang pisau berlumur
darah teman seperjuangannya sendiri…..
Komentar
Posting Komentar