Chun bertemu dengan Dae Ju, Chun menanyakan peta ekspedisi
utara. Peta itu ternyata sudah habis dibakar oleh raja.
Dae Ju mendesah karena peta itu hanya separuh dari buku
aslinya, “kau sabarlah sedikit, sampai aku mendapatkan tubuh biksu itu”
Dae Ju bertanya apakah Chun sudah membaca buku panduan ilmu
beladiukri yang baru, Chun tidak peduli karena ia bisa melakukan apapun tanpa
melihat buku itu,
Dae Ju : buku itu berisi 18 teknik bela diri, Gwang Taek
yang menulisnya selama di Qing. Sepertinya Putra Mahkota sudah memerintahkannya
sebelum berangkat ke Qing, jika kau menguasai buku itu kau bisa menjadi pemain
pedang terbaik di dataran Joseon dan Qing.
Chun : jadi menurutmu aku bukan yang terbaik sekarang?
Dae Ju: khem..secara pribadi aku menganggaPutra Mahkotau
terbaik, tapi orang lain masih menganggap Gwang Taek yang paling baik, aku akan
mencarikan buku itu untukmu, anggap saja hadiah.
Dae Ju lalu meminta bantuan Chun untuk menyelesaikan Putra
Mahkota, “raja tidak mungkin membiarkan anaknya mati begitu saja, aku saangat
butuh bantuanmu kali ini,”
Yeo Woon menusuk temannya sendiri dan terlihat menyesal,
diluar..teman yang satunya lagi kaget melihat banyak ninja hitam. Mereka
bertarung, Yeo Woon datang dan menusuk temannya itu lagi.
Ninja hitam bergegas pergi, namun si teman masih sanggup berdiri dan melemparkan kunai
bintangnya dan melukai lengan Yeo Woon sebelum akhirnya jatuh tersungkur.
Yeo Woon meminta seniornya untuk pergi duluan dan dia yang
akan membereskan mayat teman – temannya.
Yeo Woon buru – buru lari dan memeriksa keadaan temannya, ia
lalu mengambil kotak obat dan merawat teman – temannya. (apa tujuan bocah satu
ini????)
Di tempat Jin Gi, Gwang Taek menyuruh Dong Soo dan Cho Rip
pergi ke Istana, Cho Rip heran kenapa Yeo Woon sampai sekarang belum pulang.
“lalu siapa yang akan menjaga Sa Moo?” Tanya Dong Soo, Ji Sun lalu keluar dan
bilang ia bisa menjaga Sa Moo.
Di ruangannya, Soo Woong termenungd an teringat
percakapannya dengan raja. Raja meminta bantuan Soo Woong untuk menyelamatkan Putra Mahkota “walaupun ia akan
dieksekusi, aku tidak bisa melihat anakku mati begitu saja”
Sa Moo sudah lebih sehat, Gwang Taek bilang kalau ia dan
trio akan kembali ke Istana “jangan kemana – mana, lukamu belum sembuh”, Gwang
Taek lalu pergi dan mempercayakan Ji Sun untuk menjaga Sa Moo.
Di Hoksa Chorong, Ji membersihkan pedangnya. Chun
mengusiknya dan bilang kalau ini adalah hari H nya. “ini bukan urusanmu” kata
Ji.
Salah satu anak buah Chun datang dan melapor kalau ia tidak
pernah bertemu pembunuh yang lebih hebat daripada Yeo Woon. Chun mengangguk
angguk bangga.
Ji bertemu dnegan Gwang Taek di padang rumput. Gwang Taek
berharap jawaban yang bagus dari Ji. Ji hanya diam tanpa ekspresi dan bilang
kalau hari ini akan menjadi hari terkahir mereka berdua bertemu.
Ji mulai menyerang Gwang Taek dengan melemparkan kelereng –
kelereng hitam (kita sebut black pearl ya.. ^^). Mereka bertarung dan
menuangkan perasaan mereka masing – masing pada ujung pedang.
(mereka bertarung kayak berdansa, bahkan ada adegan peluk
dari belakang… bertatapan dan seolah Ji akan jatuh dan ditahan oleh Gwang Taek
^^)
Gwang Taek : aku bertemu dengan Jin Gi, aku melihat ada anak
perempuan bersamanya yang sangat mirip denganmu
Ji : itu sudah lama sekali untuk memikirkan hal itu kembali
Gwang Taek : apakah aku terlalu serakah menginginkan untuk
menghabiskan sisa hidupku bersamamu?
Ji : kita… sudah sangat jauh, kumohon lupakanlah, Ji lalu
pergi
Cho Rip Dong Soo datang ke tempat Sa Moo dan terkejut
melihat teman – teman mereka terbujur dengan luka tusukan. Jang Mi khawatir karena tadi malam tempat
mereka memang didatangi oleh sekelompok pembunuh. Soo Woong juga datang dan
melihat mereka, ia lalu curiga dan bertanya kenapa Yeo Woon bisa ada disini dan
tidak bersama dengan Dong Soo dan Cho Rip.
Yeo Woon menunduk dan bilang ia hanya punya firasat buruk
makanya kesini. Soo Woong melihat darah di lengan baju Yeo Woon dan bertanya
kenapa ia bisa terluka, sontak Dong Soo curiga.
Yeo Woon : ini… luka saat aku berusaha kabur saat pura –
pura menjadi pengantar mayat
Soo Woong : katakana yang sebenarnya! Kau tau.. lukamu ini
akibat kunai bintang dan tidak ada satupun penjaga di istana menggunakannya.
Hanya teman – teman kalian yang digunung yang menggunakannya
Yeo Woon : itu…
Dong Soo : itu waktu kita bertemu dengan sekelompok
pembunuh, waktu Sa Moo diserang, Yeo Woon terluka.
Yeo Woon dan Cho Rip melihat ke arah Dong Soo heran, Soo
Woong masih curiga dan bilang kita akan segera tau saat teman mereka siuman.
Salah satu dari mereka akhirnya siuman dan kaget bukan main
melihat Yeo Woon “ Woon!! Kau!!!!!”, Dong Soo sadar ada yang tidak beres
begitupula dengan Soo Woong yang mencoba mencari tahu.
“semalam kami didatangi oleh pembunuh, sepertinya mereka
dari ninja hitam. Aku… aku tdiak bisa mengenali wajahnya karena mereka
menggunakan penutup.”
Teman trio melihat ke arah Yeo Woon yang memiringkan
bibirnya “Yeo Woon kau! Kenapa kau tidak datang lebih cepat???” ia mencoba
menutupi.
Soo Woong lalu menyuruhnya istirahat dan Jang Mi diminta
merawat mereka. “kalian bertiga ikut kau ke Istana”
mereka semua keluar, tinggal Yeo Woon. “terimakasih” kata Yeo Woon, “Aku berterimakasih karena membantu kami tetap hidup, aku akan mendengar penjelasanmu nanti”
mereka semua keluar, tinggal Yeo Woon. “terimakasih” kata Yeo Woon, “Aku berterimakasih karena membantu kami tetap hidup, aku akan mendengar penjelasanmu nanti”
Jang Mi menangis karena tidak bisa menjenguk Sa Moo gara - gara harus menjaga trio baru. sementara itu, Mi Hyo sibuk melempar kunai bintang, dan selalu tepat sasaran. Dia kesal karena tidak diperbolehkan melatih bela dirinya padahal waktu kecil ia dan Dong Soo berlatih bersama.
"bibi, aku masih ingat betul kalau yang membunuh ayahku adalah Ninja Hitam!! aku akan balas dendam!!!"
jang Mi kaget mendengar itu dan menyuruh Jang Mi tidak bicara macam - macam
Trio menunggu di halaman istana, Cho Rip membaca buku.. Yeo
Woon diam menghayal dan Dong Soo sibuk menata bunga di tanah! Ahahhaha
Anak Dae Ju lalu datang dan bilang akalu menteri pertahanan
(ayahnya) memanggil Yeo Woon.
Yeo Woon menemui Dae Ju, Dae Ju memberikan saran pada Yeo
Woon jika ingin mendapat kedudukan tinggi maka ia harus bisa mengatasi semua
yang menghalanginya tanpa ragu – ragu “ kalau mereka memegangi kakimu maka
injak mereka! Tapi kenapa penerus ninja hitam bisa menjadi penerus Putra
Mahkota??”
Yeo Woon kaget, bagaimana bisa Dae Ju tau kalau ia adalah
anggota ninja hitam? Dae Ju tertawa dan bilang kaalu ia tau semua hal di
istana.
Soo Woong memberitahu trio kalau mereka berencana
mengeluarkan Putra Mahkota dari istana, dan seseorang akan menjadi Putra
Mahkota palsu dan menggantikannya di istana, “pengganti? Ini berarti orang itu
sudah ditentukan akan mati?” Dong Soo
melotot ke arah Soo Woong
Soo Woong : salah satu dari kalian yang akan menggantikannya
Sontak trio kaget, nyawa mereka digantung. Dong Soo menghela
nafas dan bilang kalau tidak ada jalan lain, maka biar dia saja yang jadi
penggantinya.
Dong Soo : Cho Rip sangat mudah takut, Yeo Woon bisa
membantumu mengawal Putra Mahkota dengan selamat.
Cho Rip dan Yeo Woon kaget dan tidak percaya Dong Soo
menyerahkan nyawanya dengan enteng, Soo Woong tersenyum dan bilang kalau ia
tidak salah menilai Dong Soo, “malam ini kalian semua akan menginap di Istana”
Di luar, Dong Soo bilang kalau manusia hanya bisa menjalani
satu kali hidup, ia ingin mati dengan keren. Ia dan Yeo Woon lalu pergi.
Cho
Rip memtuskan berbalik dan ingin menemui Soo Woong, ia malah tidak sengaja
mendengar percakapan Soo Woong yang bilang kalau ia tidak bisa mengorbankan Dong
Soo “ dia satu – satunya keturunan klan Baek yang masih hidup, dan Gwang Taek
mengorbankan tangannya demi dia”
Gwang Taek dan Ji Sun ingin pergi. Sa Moo meneriakinya dan
bilang ia ingin ikut dan bosan terkurung di kamar. Mereka bertiga lalu amit
pada Jin Ju dan Jin Gi.
Jin Ju mengomel kalau bisa – bisanya Ji Sun sangat cantik,
Jin Gi ketawa dan bilang kalau JIN JU juga cantik! Hahaha
Jin Ju : ayah, kenapa tuan Gwang Taek selalu menatapku
dengan tatapan aneh yah?
Jin Gi : hah? Itu.. mungkin karena kau pintar
Jin Ju tertawa dan bilang kalau dirinya memang pintar,
Cho Rip menemui Dong Soo, Cho Rip lalu ingat kalau wkatu
kecil ia dijuluki kucing penakut dan Dong Soo pernah menyelamatkannya ketika
jatuh di laut. Dong Soo eolah tau kalau Cho Rip berniat menggantikannya, ia
lalu menyuruh Cho Rip berhenti bicara ngawur “hidup dan mati adalah
pilihanku..aku sudah menetapkannya,aku Baek Dong Soo!” dari jauh Yeo Woon
melihat mereka
Fraksi Noron bertemu dan berpesta ria, Dae Ju lalu menyela
pesta dan bilang mereka masih harus menyelsaikan satu masalah lagi, Kim Gwang
Taek.
Pasukan istana datang ke tempat Sa Moo, mereka menyampaikan
perintah kerajaan menyuruh Gwang Taek untuk menyelidiki kejahatan yang
dilakukan oleh orang Jepang.
Sa Moo mendesah dan bilang kalau ini pasti jebakan agar Gwang
Taek jauh dari ibukota dan mereka bisa melakukan rencana mereka, Gwang Taek
lalu bernisiatif menuju Istana dan mencari tahu apa surat perintah itu benar.
Gwang Taek dilarang masuk istana karena sedang diadakan
larangan masuk oleh Raja. Gwang Taek lalu menuju rumah Dae Ju.
Dae Ju sepertinya sudah tau kalau Gwang Taek akan ke
rumahnya dan menanyakan legalitas surat perintah itu. Dae Ju sudah menyambutnya
dengan kudapan dan arak. Dae Ju menawarkan arak pada Gwang Taek namun ia
sendiri tidak meminumnya.
Arak itu ternyata bercaun, si biru sudah memberikan racun
mematikan pada Dae Ju dan bilang kalau racun ini bisa menghancurkan organ dalam
yang meminumnya.
Gwang Taek pulang dari rumah DAE JU, ia lalu jatuh
tersungkur dan darah keluar dari mulutnya. Seorang pejalan kaki mengenalinya
dan mencoba menolongnya.
Malam hari, Putra Mahkota melihat ke arah langit… Ji Sun
melihat bulan dalam..begitupula dengan Dong Soo, benang merah diantara mereka
bertiga.
Cho Rip lalu datang dan mengajak Dong Soo minum arak.
Hari eksekusi Putra Mahkota sudah datang, Sa Moo cemas bukan
main karena sampai sekarang Gwang Taek belum kembali, Gwang Taek sekrang berada
di suatu tempat dikelilingi herbal.
Pengawal Putra Mahkota datang dan bilang kalau hari ini
saatnya. Yu Dae menangis dan memberi hormat “jaga tubuh bangsawanmu Yang Mulia..”, Putra
Mahkota tersenyum dan bilang agar Yd menjaga diri.
Soo Woong membantu Putra Mahkota memakai Jubahnya, Cho Rip
lalu datang dan member hormat.
Putra Mahkota kaget dan memarahi Soo Woong, bagaimana
mungkin ia mengorbankan salah satu trio demi membebaskan dirinya, “aku menerima
kesetiaanmu tapi aku tidak bisa mengorbankanmu” kata Putra Mahkota ke Cho Rip
Cho Rip menguhkan hati, ia ingat kalau tadi malam ia
memberikan obat tidur di minuman Dong Soo.
Sambil menangis Cho Rip bilang ia melakukan ini karena Putra
Mahkota dan juga.. Dong Soo..
Sudah tengah hari dan Dong Soo baru bangun. Ia kaget melihat
surat Cho Rip “aku melakukan ini karena kemauan sendiri”, Dong Soo sontak kaget
dan menangis berlari menemui Soo Woong
Dong Soo marah besar dan berniat menghentikan Cho Rip, Soo
Woong menahannya dan bilang ini keputusan Cho Rip dan jangan membuat
pengorbanannya sia – sia.
“apa kepalamu hanya hiasan? Kita bisa menyelamatkan Cho Rip
kalau Putra Mahkota bisa keluar dari istana dengan selamat!!!!!” Soo Woong
membentak
“ya! Aku lahir dengan kepala sebagai hiasan, aku hidup
menggunakan hatiku”
“ini bukan sesuatu yang bisa kau putuskan dan hentikan,
sudah terlambat sekarang”
Dong Soo teriak dan menangis, Yeo Woon melihatnya dan
matanya ikut berkaca – kaca.
Soo Woong lalu menyuruh Dong Soo berdiri dan menguatkan
hati, “yang harus kau lakukan sekarang adalah mencari Gwang Taek”
Dong Soo menemui Gwang Taek, namun Gwang Taek tidak ada di
tempat. Dong Soo menjelaskan kalau Putra Mahkota sudah diberhentikan dari
posisinya, seluruh orang kaget, termasuk Ji Sun.
Sa Moo lalu bergegas untuk mencari Gwang Taek, karena Gwang
Taek satu – satunya yang bisa membantu mereka untuk menyelamatkan Putra Mahkota,
tak lupa si trio baru juga membantu.
Di halaman istana, Dae Ju dengan lantang membacakan
pencopotan jabatan Putra Mahkota dan hukuman untuknya. Raja hanya menarik nafas
“jalankan hukum itu”, Putra Mahkota lalu dimasukkan ke dalam kotak seperti
tandu.
Ji Sun melihat ada yang tidak beres dengan wajah Dong Soo.
“apa sesuatu terjdi pada teman – temanmu?”
“tidak, tidak ada apa – apa” Dong Soo mencoba tersenyum
Dong Soo mengawal Ji Sun untuk menemui Putra Mahkota, Jin Ju
melihat mereka dan berteriak nama Dong Soo, tapi Dong Soo tidak mendengarnya. Jin
Ju cemberut kesal
Di pasar, Dong Soo merasa ada yang aneh dengan orang – orang
di pasar.
Dong Soo berbisik : anda bisa naik kuda kan? Jalan saja
terus hingga menemukan Pohon ** (lupa namanya ^^), ada yang aneh disini
Salah satu pedagang memaksa Dong Soo untuk melihat – lihat
sepatu jualannya, Ji Sun juga tidak sengaja melihat ada pedang yang pedangang
itu sematkan dibawah mejanya. Dong Soo member kode dan Ji Sun lalu memacu
kudanya.
Dong Soo yang sedang di enak hati dan pikiran semakin kesal
dan menghajar orang – orang tersebut sampai babak belur. ( kalau Yeo Woon hebat
di teknik pedang, tapi kalau Dong Soo… dua jempol untuk keahliannya di
taijutsu/ahli bela diri)
Sementara itu di istana, pengawal Putra Mahkota dan Cho Rip
mengendap – endap menuju ke halaman istana, dan menukar Putra Mahkota dengan Cho
Rip.
Cho Rip menggantikan Putra Mahkota dan keringat dingin, ia
selalu meyakinkan diri, “tidak apa – apa.. tidak apa – apa…”
Pengawal Putra Mahkota menyuruh Putra Mahkota lewat jalan
rahasai dan Soo Woong sudah menunggunya di sana, “Yang Mulia… jaga tubuh
bangsawan anda” Pengawal Putra Mahkota berlutut
Putra Mahkota dan Soo Woong melewati jalan yang dibangun
oleh raja terdahulu, Putra Mahkota merasa sangat berterimakasih dan member
penghormatan pada raja terdahulu…
Yeo Woon dan prajurit kerajaan mengawal Putra Mahkota
melewati perbatasan Istana, penjaga curiga dan ingin memeriksa gerobak.
Hyeon Dae menunjukkan dokumen dan bilang ini adalah logistic
militer.
Dari belakang, si orange melihat mereka dan melapor pada Dae
Ju, Dae Ju tersenyum bengis “ini akhir bagimu Putra Mahkota”
Di Hoksa Chorong, Chun menerima pesan dari Dae Ju. Chun
menyuruh Ji untuk tetap tinggal dan ikut campur “mungkin aku akan bertemu
dengan Gwang Taek, dan kurasa kau tidak bisa menahan dri nanti.Gwang Taek akan
datang dengan niat membunuh, dan aku atau dia akan pulang dengan selamat”
Di tengah hutan, gerobak di hadang oleh beberapa ninja
hitam. Hyeon Dae dengan susah payah melawan mereka dan tertebas. Ia lalu
melihat Yeo Woon yang ebrdiri berdampingan dengan ninja hitam yang lain.
“Yeo Woon a..kau..kau berhianat??”
Yeo Woon hanya tertunduk tidak menjawab, sementara Hyeon Dae
berusaha tetap hidup namun Nh dibelakangnya menikamnya hingga tewas.
Nh lalu membuka gerobak dan terkejut karena bukan Putra
Mahkota yang ada dalamnya, tetapi puluhan anak panah dan membunuh sebagian
besar dari mereka.
“kau tidak tahu kalau ini bukan Putra Mahkota?” salah satu
Nh mendesah dan bilang kalau Yeo Woon dari awal tidak dipercaya oleh istana.
Orang itu lalu menyuruh anak buahnya untuk mengurus mayat dan tidak
meninggalkan jejak sedikitpun.
Putra Mahkota dan Soo Woong melarikan diri lewat jalan
rahasia, mereka tau – tau dibuntuti oleh si orange dan Nh. Soo Woong berusaha
melindungi Putra Mahkota, Putra Mahkota juga akhirnya membuka bungkusan birunya
yang ternyata adalah pedangnya (kayak tombak malah)
Soo Woong berhadapan dengan si orange “kita lihat siapa yang
lebih baik, pedangmu atau tombakku”
“tombak lebih baik jika orang yang memakainya dan lawannya
di level kemampuan yang sama”
Si orange sudah kewalahan dan tidak bisa melawan Soo Woong,
ia lalu menyuruh anggotanya untuk memanah Soo Woong. Soo Woong kena di bahu
kanan dan kaki kanannya gara – gara melindungi Soo Woong.
Anak buah orange membidik Soo Woong dan siap melepas anak
panahnya, tiba – tiba ada belati yang terlempar ke arahnya, itu ternyata Chun!!
Chun mencekik si orange sampai mati karena tidak suka dengan
cara si orang yang melawan Soo Woong dengan curang. (si orange memakai panah dan
curang. Tidak one by one,dan ini bertentangan dengan Chun).
Putra Mahkota dan Soo Woong berjalan ke hutan di bawah
pengawasan Chun dan Nh.
Mereka lalu bertarung habis – habisan, Soo Woong melawan
Chun yang berbeda level darinya.
Chun : kau tau apa yang dikatakan Gwang Taek padamu?
Soo Woong : tuan Gwang Taek bilang agar menjga jarak darimu,
tapi dia juga bilang jika aku memberikan kepalaku setidaknya aku mengambil
lenganmu.
Chun : hahaha kau bukannya belajar bela diri, kau hanya
belajar teknik menggertaknya
Soo Woong lalu melihat Yeo Woon datang, ia terkejut karena Yeo
Woon bersama Nh. “apa ini identitas aslimu??”, ia lalu mendorong Chun dan
berlari ke arah Yeo Woon.
Soo Woong berniat menebas Yeo Woon namun ditangkis oleh Chun
sementara Yeo Woon tidak bergerak dan hanya tertunduk.
Chun : bisa – bisanya kau mau membunuh harapan masa depan
Nh.
Chun lalu menebas Soo Woong.
Soo Woong muntah darah dan tidak bisa berbuat apa – apa,
Chun lalu melihat Yeo Woon “apa kau ingin menghabisinya?”
Yeo Woon dilemma, hatinya merasa ini tidak benar menghabisi Soo
Woong yang mempercayainya, dilain sisi Chun sudah menggantungkan masa depan Nh
padanya.
Yeo Woon maju dan menikam Soo Woong “maafkan aku….tuan”
Soo Woong disisa nafasnya sempat menyarungkan pedangnya dan
meminta maaf pada Putra Mahkota “Yang Mulia… jaga tubuh bangsawanmu..” Soo
Woong lalu meninggal dalam posisi berlutut.
Chun memegang pundak Yeo Woon bangga, “lihat dia, Lim Soo
Woong.. meninggal tapi tidak kehilangan harga dirinya sebagai prajurit.”
Mereka lalu pergi, Putra Mahkota lalu datang dan melihat Soo
Woong sudah tidak bernyawa. Putra Mahkota menangis dan mencoba menyadarkan Soo
Woong. Putra Mahkota kesal, ia menggenggam kuat – kuat pedangnya dan berlari ke
arah Nh.
WHERE IS MY DONG SOO????
Komentar
Posting Komentar