GWANG TAEK berjalan di kegelapan malam, ia merasa ada yang sendang mengikutinya dan dengan reflex ia mengayunkan pedangnya .. dan 1 orang jatuh tersungkur.
Komplotan orang – orang itu akhirnya menampakkan diri dan
menodongkan pedangnya ke arah GWANG TAEK.
“kau buang – buang waktu saja”
“haisssh… hari ini aku benar – benar akan memotong habis
percaya dirimu!!” In lalu menyuruh orang – orangnya menghadapi GWANG TAEK,
namun dengan beberapa detik saja GWANG TAEK mampu menaklukkan mereka semua.
GWANG TAEK bertarung dengan In yang dari dulu selalu
membuatnya kesal. Mereka saling berhadapan dan berlari ke arah masing – masing
sambil bersiap menebas.
“aaarrrggghhhh” In jatuh berlutut di tanah karena GWANG TAEK
menebas tangannya
“ini kesempatan terakhirmu” GWANG TAEK lalu pergi sementara
In mati – matian merasa kesakitan dan tidak berhenti menyumpahi GWANG TAEK
“lihat saja! Suatu saat aku akan menghancurkan tulangmu dan membuatnya menjadi
sup! Akan kuminum hingga tetes terakhir! Arrghhh…tanganku….”
JIN JU mengintai Mo
Hwa Ru, tempat utusan Qing menginap. Ia melihat Ji dan beberapa pasukan bersama
DAE JOO. Ji hanya diam, walau ia tahu kalau JIN JU mengintainya.
Dae Joo dan utusan Qing membuat kesepakatan. Mereka
berencana untuk membuat “perampokan palsu” di Mo Hwa Ra. Dae Joo juga sudah
menyiapkan satu pasukannya untuk menjadi perampok bohongan. Utusan Qing lalu
menanyakan dimana Chun.
“ia sedang bersemedi” kata Ji
“apapun yang terjadi anjing akan selalu kembali ke
pemiliknya” kata Dae Joo, Ji mendengar itu langsung meliriknya tajam, ia tahu
kalau anjing yang ia maksud adalah Chun.
Dae Joo salah tingkah dan memanggil perampok palsu untuk
masuk.
“akan sulit baginya untuk hidup jika ia gagal” kata utusan
Qing
“dia adalah pasukan terbaikku, kau tenang saja. Apa kau siap
memberikan hidup mu untukku?
“ya,tuan” kata orang itu mantap.
Sementara itu, trio yang baru saja menyelesaikan misi dan
bebas dari hukuman pergi minum – minum di kedai sebelah ^^. Yeo Woon melihat Ji
melintas..
Malamnya…
Jin Ju benar – beanr datang dan merampok! Ia mengendap –
endap masuk ke kamar Utusan Qing dan mulai mengambil barang berharga. Ia
melihat ada perkamen merah, itu pun tidak luput dari sergapannya. Utusan Qing
bangun dan tersenyum sambil ngasih kode – kode ke Jin Ju. Ia mengira kalau Jin
Ju adalah perampok palsu yang sudah disetting.
Jin Ju bingung dan langsung kabur. Ia lalu bersembunyi dan
melihat ada seseorang yang berpakaian hitam – hitam juga mengendap – endap
masuk ke kamar Utusan Qing.
“siapa itu?” “astaga!kau mengagetkanku!!!”
Ayahnya tiba – tiba datang, ia menjewer dan mengomeli Jin Ju
habis – habisan “sudah kuduga kau tidak akan mendengar”
Utusan Qing bingung kenapa ada 2 maling yang masuk mala mini
“apa kau yang sudah disetting?”
“ya,tuan”
“PENJAGAAAAAAAAAA!!!” Utusan Qing histeris teriak karena
sadar kalau yang masuk pertama adalah perampok sungguhan! Hahahha
Jin Ju dan ayahnya dikepung oleh penjaga, mereka tidak bisa
bergerak dan panah hamper saja mengenai Jin Ju. Untungnya pisau misterius
terlempar dan melumpuhkan seluruh penjaga.
Jin Ju dan ayahnya lalu melirik arah datangnya pisau, mereka
sadar itu adalah Ji.
“kau pergi duluan! Aku akan membereskan sisanya” kata ayah
menyuruh Jin Ju pergi
“ah tidak mau! Ayo pergi bersama”
“CCek!” ayahnya kesal, Jin Ju akhirnya menurut. Jin Gi lalu
berniat menemui Ji, namun Ji menghilang.
Jin Ju dengan karung besar di punggungnya di kejar oleh
banyak penjaga, ia lalu berpas – pasan dengan Cho Rip – Dong Soo – Yeo Woon dan
menabarak Dong Soo. “maaf”
Dong Soo memperhatikan wajah Jin Ju dan ingat kalau Jin Ju
adalah pemimpin pasukan kemarin “ho’! kau.. yang waktu itu kan?”
“hoii…sini kau!
Kemari kau!” Dong Soo malah ikut mengejarnya bersama para polisi.
Yeo Woon dan Cho Rip diam saja, Yeo Woon lalu melihat Chun,
ia lalu menyuruh Cho Rip untuk mengejar Dong Soo.
Yeo Woon lalu berlutut dan member salam.
“seharusnya kau menyapaku setelah selesai latihan di gunung”
“maafkan aku..aku tidak punya waktu”
“tapi untuk minum kau punya waktu? Hhahahaa..lupakan, aku
hanya bergurau. Sepertinya aura membunuhmu sudah dijinakkan, tapi tetap saja
masih kelihatan”
Chun lalu melemparkan batu ke arah Yeo Woon “kau boleh saja
merunduk, tapi tetap focus dan awasi dia (Dong Soo)”
Chun bertanya bagaimana perkembangan Yeo Woon, apa bedanya
pembunuh dan prajurit?“
Yeo Woon menjelaskan kalau ini dibedakan dengan niat
membunuh atau tidak, “apa bedanya? Toh tangan akan tetap berlumur dengan darah”
bantah Chun “ ini akan menjadi prmu!” Chun lalu menghilang
Sementara itu, Dong Soo berhasil menyusul Jin Ju
“haiss.. siapa kau? Kenapa kau mengikutiku?” Jin Ju tergesa
– gesa karena dikejar polisi
“haaaiisss… bukannya kau waktu itu kan? Yang bersama para
bandit?ah! benar!!”
“bu..bukan!” Jin Ju lalu menutup wajahnya
Dong Soo tertawa ria, dan memanggil polisi kalau perampoknya
ada di sini!
“ini dia perampok….” Jin Ju malah hilang dan alhasil Dong
Soo yang digiring ke kantor polisi. Jin Ju sembunyi di atap sambil menahan
tawanya.
“eh eh! Lepaskan aku! Bukan aku pelakunya! Haisss!
Lepaskan!” Dong Soo ngamuk. Melihat itu, Cho Rip malah kabur dan memberitahu Yeo
Woon.
Rombongan polisi lewat di depan Yeo Woon dan Cho Rip, Dong
Soo teriak – teriak minta tolong namun mereka hanya mendesah dan memilih memberitahu
Sa Mo
Sementara itu, di tempat gisaeng. Salah satu anak buah Dae
Joo datang dan bilang kalau ada orang yang mengacaukan rencana mereka. Dae Joo
hanya tersenyum licik. (waktu adegan ini ada gisaeng yang sepertinya mencuri
dengar)
Sementara itu, Jin Ju yang berhasil lolos pulang dengan
sekarung hasil ^^.
“kau! Kenapa lama sekali? Aku hamper mati menunggu!!” Jin Gi
marah – marah
“haa..ayah! aku sudah pulang, waktunya tidur!!”
Di penjara..
Dong Soo berteriak – teriak dan memohon agar sipir
melepasnya “kau salah orang, bukan aku pelakunya!!”. Tidak ada yang
mendengarnya, ia lalu duduk bersandar dan memandangi bulan.. ia langsung
teringat Ji Sun. Ji Sun berjalan – jalan dan sambil menyentuh daun yang
basah…ia juga memandang bulan.
Raja dan putra mahkota rapat dengan para menterinya. Dae Joo
memulai kobaran api dengan bilang kalaus emalam penginapan Utusan Qing diserang
oleh perampok “satu saja kesalahan kecil bisa membuat Qing marah, ia juga mulai
mengawasi aktifitas kita yang mulia..” sambil tersenyum dibelakang.
Soo Woong memonitori latihan prajurit baru. (prajurit
barunya pake’ baju warna biru..jadi inget resimen kembang naga.y Deok Man ^^)
“apa ini peserta Cho Si?” (peserta ujian masuk militer)
“ya Yang Mulia”
“kapan ujian selanjutnya?”
“kapan ujian selanjutnya?”
“tanggal 8 Agustus yang mulia”
“ini kesempatan untuk mereka” Putra mahkota lalu
memerintahkan agar Seo Woo pergi menemui prajurit yang dilatih Sa Mo.
Seo Woo mendapat kabar dari Sa Mo kalau Dong Soo dipenjara,
ia segera melapor ke Putra Mahkota. “kita harus membebaskannya”
“tapi yang Mulia, ini adlaah tindak pidana berat karena
merampok rumah Utusan Qing”
“temukan penjahat yang asli dan bebaskan Dong Soo”
Dong Soo diseret keluar, ia disuruh berlutut di depan Dae
Joo dan Utusan Qing.
“apa ini orangnya?” Tanya sipir
“coba kau tutup wajahnya” Utusan Qing
Sipir lalu menutup wajah Dong Soo yang dari tadi meronta. Utusan
Qing mendekatinya dan bilang Dong Soo bukanlah penjahatnya “ia memiliki mata
elang sedangkan bocah ini memiliki mata anjing”
“apa? Mata anjing?” Dong Soo langsung berlagak pas
dibebaskan! “ haiisss! Kau hamper saja menghukum orang yang tidak bersalah!!!!”
Dong Soo lalu meludahi sipir satu persatu! Hahahaha lalu pergi dan tidak
berhenti mengomel.
Utusan Qing lalu mengkode Dae Joo, ternyata…. Ini semua suah
di set. Sebelum Dong Soo dibebaskan, Dae Joo menjanjikan akan membuatkan
penginapan baru untuk Utusan Qing asal Utusan Qing membebaskan Dong Soo.
Dong Soo keluar dari penjara dengan segudang ocehan. Ia lalu
disambut oleh keluarga besarnya (Sa Mo Cho Rip,Yeo Woon,Dong Soo dan bibi).
Bibi langsung mencubit pipinya kesal “kau pikir punya berapa
banyak nyawa???”, Sa Mo juga menjewernya habis – habisan.
Mereka bertiga dihukum lagi. Sa Mo lagi – lagi kecewa karena
Yeo Woon tidak bisa menahan Dong Soo yang ceroboh. Sa Mo pergi dan keduanya
menatap Dong Soo dalam – dlam lalu menghajarnya! Hahhaha
“pamaaann…tolong akuu….” Dong Soo teriak
Sementara itu, Ji menemui In yang kesakitan menjahit
lengannya yang putus. In bilang kalau ia baru sja dihajar oleh Gwang Taek.
Cho Rip dan Yeo Woon sibuk latihan pedang, Dong Soo lalu
datang dengan senyuman nyengir kuda kasmaran.
“anak itu! Pasti sudah gila gara – gara bebas dari penjara”
Dong Soo tiba – tiba berdiri dan lari entah kemana. Cho Rip
meneriakinya untuk kembali namun Dong Soo tetap lari. Yeo Woon tertawa geli
“aku tau dia mau kemana, aku harus ikut”
Dong Soo ternyata ke kuil tempat Ji Sun sambil senyum –
senyum. Yeo Woon datang dan mengagetkannya. Mereka melihat Ji Sun lewat, Yeo
Woon lalu mendorong Dong Soo.
Dong Soo salah tingkah dan member salam, ia lalu bilang
kalau kesini membawa herbal.
“daun itu..adalah tumbuhan beracun”
“haa..kau tahu?” Dong Soo malu
“lukaku sudah sembuh, terimakasih” Ji Sun lalu pergi.
Dong Soo bingung mau ngapain, dari jauh Yeo Woon mengkodenya
untuk mengikuti Ji Sun.
Dong Soo melihat Ji Sun berdoa, ia ikutan berdoa dan bilang
kalau jika Buddha memberikannya istri seperti malaikat (Ji Sun) ia akan
membalas kebaikan berkali kali lipat. Ji Sun tersenyum gelid an pergi,
sementara itu.. Yeo Woon hanya duduk menikmati angin.
Dong Soo terus terusan mengikuti Ji Sun
“kenapa ka uterus mengikutiku?”
“mm…tidak…anu…”
“ini adalah tempat untuk berdoa dan menyucikan diri, mari
kutunjukkan. Ikuti aku”
Dong Soo lompat kegirangan, dikira cintanya direspon “YESSS!
YESSS!!!”
“aaa..apa? 3000 kali berlutut?apa kau bercanda? hahahha” Dong
Soo kaget karena Ji Sun menyuruhnya berlutu pada budha dan menyucikan dirinya.
“baa..baiklah”
Dong Soo mulai ritualnya, Ji Sun ketawa. Dong Soo pegal
bukan main, ia udah berlutut sebanyak 874 kali.
Yeo Woon penasaran apa yang dilakukan Dong Soo di kuil, ia
sontak tertawa melihat Dong Soo malah ketiduran mandi keringat! Hahahha
Yeo Woon lalu membantu Ji Sun membersihkan kuil. Dong Soo
yang sudah puas tidur bangun dan kaget melihat mereka sepertinya dekat “eh
kalian…” gak sabar mau berdiri, ia tersandung dan jatuh! hahahha
Dong Soo masih terus berjuang, dan Yeo Woon mendukungnya
dari belakang dan tidak habis pikir dengan tingkah konyol temannya ini.
Muka Dong Soo dipenuhi cat, ia melukis di dinding kuil!
Hahhaha, ia juga menyusun batu – batu kecil.
Ji Sun habis berdoa, ia lalu kaget melihat ada batu – batu
membentuk garis. Ia lalu mengikuti dan ujungnya ada tulisan “AI” yang berarti
cinta.
Dong Soo dari jauh cekikikan melihatnya, “aku berhasil”.
Biksu besar lewat, ia kaget melihat lukisan besar Dong Soo. Ia lalu mengendap –
endap dengan sapu besar dan mengejar Dong Soo! Hahahha
Ji Sun tersenyum melihat batu Ai itu, ia lalu memperbaiki
susunannya, sementara Yeo Woon dari jauh memperhatikannya.
Di markas…
Jin Ju berfikir nasib Dong Soo setelah ditangkap. Ia lalu memutuskan
untuk menemuinya.
Sa Mo ngomel dan menghukum Dong Soo karena boros latihan dan
pergi ke kuil.
“ayolah paman..aku akan memberitahu alasannya ketika waktunya
tiba”
“kalau begitu tetaplah begitu sampai waktunya tiba!!!!”
“kalau begitu tetaplah begitu sampai waktunya tiba!!!!”
“kenapa Yeo Woon tidak dihukum?”
“betul – betul!jangan menyeret orang tidak bersalah!!!!!”
Yeo Woon pura – pura tidak terjadi
apa – apa agar tidak dihukum. Hahahhaha
Raja bertemud dengan Dae Joo dan
Hong Pung Han (pemimpin fraksi Noron dan sekalgus ayah mertua Putra Mahkota).
“Putra Mahkota menyelamatkan nyawa
seseorang dan memberikan penginapan sebagai imbalan”.
Raja lalu menyuruh Putra Mahkota
masuk, Putra Mahkota berpas – pasan dengan Dae Joo, sepertinya percikan api di
mata mereka sudah keluar.
Raja marah karena Putra Mahkota
tidak mengikuti aturannya dan memilih menyelamatkan nyawa seseorang yang tidak
tahu siapa. “kau harus belajar politik, menyelamatkan hal besar dan
mengorbankan hal kecil”. Raja lalu memintanya untuk bertanggung jawab dan
mencari solusi lain sampai besok pagi!
Si trio beristirahat, Dong Soo
guling – guling tidak jelas dan berniat kabur, “kalau kau pergi lagi, maka
kupastikan kau tidak akan melihat wajahku lagi” Yeo Woon mengancam, bosan
dihukum.
“ti..tidak! aku hanya ingin
menghirup udara segar”
Dong Soo jalan – jalan, ia lalu
bertemu dengan Jin Ju.
“kkau!”
Jin Ju mengajaknya pergi ke
gerbang kantor polisi, ia menjelaskan kronologi pencurian ke Dong Soo dan
berniat mencari penjahat sesungguhnya agar nama Dong Soo bersih.
“itu dia! Coba lihat! Yang pakai
baju biru itu”
“ah benar! Aku yakin itu dia!” Jin
Ju mengingat kembali muka si perampok settingan.
Mereka lalu mengikuti si perampok
settingan hingga ke tempat sepi. Mereka lalu menghadangnya dan menghajarnya
habis – habisan.
Si perampok mengeluarkan pedang
dan membuat Dong Soo kaget an nyaris jatuh di sungai!!!!hahhaha “auuusssss… aku
hampir jatuh!!” ia mengomel sambil berpelukan dengan batang pohon, hahahaha
Orang itu coba menebas Dong Soo,
namun langsung pingsan pas “itunya” ditendang Jin Ju,
Jin Ju dan Dong Soo membawa orang
itu ke tempat sepi. Jin Ju bingung bagaimana ia mengetahui kalau orang ini
pelakunya, Dong Soo dengan lucunya memperagakan..
“perampok itu jalannya
seperti ini” sambil berjinjit “mereka tidak berjalan dengan tumit”
“ngomong – ngomong siapa namamu?”
“aku? Hahahahaa.. aku semakin
terkenal saja” Dong Soo makin membusungkan dada.. “kau dengar ya.. aku hanya
mengatakan satu kali saja! Namaku adalah…. PRAJURIT TERBAIK JOSEON MASA
DEPAN..BAEK DONG SOO”
Jin Ju kaget mendengar nama itu
“Baek Dong Soo?” ia lalu mengingat waktu kecil ia pernah mencium bocah laki –
laki dan bilang kalau anak itu tumbuh besar nanti dia harus menikah dengannya.
Putra mahkota memutuskan untuk
menghentikan semua hubungan Negara dengan Qing, Seo Woo menasehatinya agar
tidak mengambil keputusan buru – buru.
Putra Mahkota lalu ke ruangannya
dan memperhatikan pedangnya. Ia mengingat ketika ia menebas tugu Joseon dan
bersumpah akan mengubah sejarah.
Ia lalu pergi ke gerbang istana,
di sana ia melihat perampok settingan terbaring lemas dihajar habis – habisan. Seo
Woo bilang kalau ini prajurit yang bekerja dibawah perintah Dae Joo. Dae Joo
hanya bisa menelan ludah.
Dae Joo kesal dan membanting meja,
ia lalu pergi ke ruang introgasi. Disana si perampok settingan sudah mandi
darah (well,hukuman ala joseon).
“kau masih mau hidup?”
“tolong selamatkan aku, aku ingin
hidup”
“kau bilang akan menyerahkan hiduPutra
Mahkotau untukku kan..” Dae Joo lalu menyuruh kaki tangannya (pendekar orange)
untuk mengeksekusinya. Tak lama.. para sipir mengangkat mayat keluar dari
penjara dan tidak sengaja berpas pasan dengan Seo Woo.
Dong Soo berbaring dan senyum –
senyum remaja kasmaran, ia berada dimakam ayah – ibunya.
“sepertinya aku sudah menemukan
calon istri yang tepat. Hehehee. Kalau kalian lihat, kalian pasti akan setuju!
Haaa.. kalau Sa Mo tahu aku ke sini, Ia akan menghukumku lagi!”
Dong Soo lalu berdiri dan
mengikatkan garmet biru ke makam ibunya “ini hadiah ayah untukku, dan sekarang
akan kuberikan ke ibu” Dong Soo lalu pergi.
Di tengah jalan, ia bertemu dengan
Gwang Taek.
“kau sepertinya mempelajari teknik
tag nama ya?” Gwang Taek mengusilinya
“eh? Kau! Aku…mana mungkin
mempelajarinya” ia lalu berdeham dan bilang ini tempat suci baginya, jadi ia
tidak mau cari rebut dengan Gwang Taek.
Gwang Taek lalu pergi ke makam
ayah-ibu Dong Soo. Ia member penghormatan dan mengingat kejadian 20 tahun lalu.
Sewaktu ayah – ibu Dong Soo dieksekusi tanpa salah, ayah Dong Soo berpesan agar
Gwang Taek menjaga Dong Soo.
Gwang Taek kaget ketika melihat
garmet biru. “apakah anak itu?” ia lalu berteriak memangil Dong Soo
Dong Soo menghentikan langkahnya
“sepertinya ada yang memanggilku” Dong Soo melanjutkan perjalanannya.
Di pasar, Sa Mo dikagetkan dengan
kedatangan Gwang Taek. Ia memluk Gwang Taek erat – erat sambil menangis…
“apa Dong Soo masih hidup?”
“aku membesarkan berandal!!” Sa Mo
masih terus menangis, Gwang Taek lega.. ia mengira Dong Soo kecil yang ia
tinggalkan sudah mati diterkam binatang buas.
Putra Mahkota berjalan dengan 2
pengawalnya ke arah kuil. Pengawalnya merasa ada yang aneh dan langsung
mengeluarkan pedang. “ada apa?” Tanya Yang Mulia
“tidak ada apa – apa Yang Mulia”
kata pengawal masih waspada
Benar saja, ternyata orang suruan Dae
Joo, si pendekar orange mengikuti mereka.
Dong Soo datang sambil senyum –
senyum dengan membawa bunga ke kuil. Ia lalu terkejut melihat si orange
mengendap – endap mengikuti Putra Mahkota.
Dong Soo dan orange mengamati Putra
Mahkota di tempat berbeda.
”apa kau ada di dalam?” Putra
Mahkota memanggil Ji Sun, Ji Sun lalu membukakan pintu dan Putra Mahkota masuk.
Dong Soo hanya mebelalak melihat Putra
Mahkota masuk. Ia bingung apa yang pria lakukan di kamar gadis malam – malam?
Sementara itu,
Putra Mahkota datang dan
menanyakan tentang Buku perang ekspedisi utara yang dijaga oleh Ji Sun dan
apakah Ji Sun memerlukan bantuan untuk menjaga keselamatannya.
Ji Sun menyuruh yang mulia untuk
tidak khawatir, “hanya satu yang kutanyakan.. siapa yang Putra Mahkota
pilih…aku atau Buku itu?”
Putra Mahkota hanya diam, kaget
mendengarnya.
Lain lagi di markas Sa Mo…
Cho Rip dan Yeo Woon ngobrol
tentang Dong Soo yang kabur, “bisa – bisa kita mati gara – gara Dong Soo” kata Cho
Rip. Chun tiba – tiba datang dan mengagetkan mereka,
“apa kau kenal dia?”
“tidak” Yeo Woon pura – pura
Chun berteriak memanggil Gwang
Taek, Sa Mo keluar dan kesal, ia lalu mengambil kapak. Gwang Taek menahan Sa
Mo…
“ada apa kau mencariku?” Gwang
Taek melihat Chun
Komentar
Posting Komentar