Dong Soo – Yeo Woon – Cho Rip di hari pertama mereka masuk
Istana sudah membuat keributan. Mereka menghajar trainee habis – habisan. Dong
Soo dengan teknik beladiri dan jurus ID tag milik Gwang Taek.. Yeo Woon dengan
teknik akupunturnya..dan Cho Rip yang meninju habis – habisan.. semua trainee
tepar dan babak belur.
Trainee kesal langsung mengambil pedang, trio juga mengambil
pedang dan nyaris bertarung. Untung saja Seo Woong datang dan mengehentikan
mereka.
Salah satu trainee yang mukanya sudah penuh luka protes,
“kami tidak pernah melihat mereka dalam latihan 2 bulan ini, dan kenapa mereka langsung masuk di latihan terakhir
ini. Ini sangat tidak adil.”
“mereka di sewa khusus oleh bangsawan” kata Seo Woong
“aku juga begitu, tapi aku juga ikut latihan dengan mereka.
Ini tdak adil” kata anak Dae ju
“yang kau katakana ada benarnya, kalau begitu aku akan
mendiskusikannya lagi dengan atasanku”
Sementara itu, Ji Sun samapai di tepat Sa Mo. Ji Sun member
salam pada Gwang Taek dan Sa Mo, “aku belum berumur 20 tahun, jadi anda tidak
perlu berbicara formal padaku”
“kamu pasti anak Yu Sang Do, yang bertanggung jawab pada
Raja terdahulu, Putra Mahkota mengirimmu ke sini, pasti kau sedang berada dalam
bahaya” kata Gwang Taek
“aku sudah terbiasa dengan bahaya”
“tolong kau jaga dia baik – baik” Gwang Taek bilang ke Sa Mo.
Di luar Sa Mo mengoceh, kenapa Ji Sun harus menjadi biksu..
kalau bukan biksu sudah pasti ia jodohkan sama Dong Soo. “dia sangat cocok
dengan anakku Dong Soo yang kekanakan itu”
Di kantor Seo Woong, trio dimarah – marahi karena sudah
berulah. “ini tidak baik bagi kalaian ikut latihan dengan mereka, apalagi yang
emngajukan protes adalah ponakan dan anak Dae ju. Berbahaya”
Seo Woong melihat ke arah Dong Soo dan menanyakan bagaiamana
bisa Dong Soo mempelajari ID tag
“ah? Aaaa.. itu.. aku melihat Gwang Taek beberapa kali
menggunakanya, aku tiru saja!” jawabnya enteng
Seo Woong memujinya yang bisa menguasai hanya dengan
mengamati, Dong Soo makin besar kepala dan sambil cengengesan ia bilang kalau
itu karena dia genius! HAHAHAHA
Mereka lalu pergi, Seo Woong lalu bicara dengan bawahannya
“aku bahkan mengahbiskan 1 tahun untuk
menguasai jurus itu”
Semua trainee dan trio berkumpul di lapangan mendengar
pengumuman dari Seo Woong.
* nilai paling tinggi akan menjadi pengawal
pribadi Putra Mahkota
* nilai kedua akan menjadi penjaga istana
* nilai ketiga menjadi pengawal bangsawan
* nilai terendah akan menjadi penjaga suar.
(jabatan yang paling dibenci, ditempatkan di perbatasan, kerja tidak jelas, dan
jarang mendapat promosi)
“kalian bertiga tidak mengikuti latihan, maka kalian
ditugaskan menjadi penjaga suar” kata Seo Woong
Seluruh trainee yang babak belur tersenyum puas, “rasakan
itu”
Trio complain habis – habisan “orang sehebat kita
ditempatkan disitu?” “haaa..tidak masuk akal!! Apa – apan ini!! Penjaga suar??”
Seo Woong melapor ke Putra Mahkota kalau trio ditugaskan
menjaga suar, di perbatasan antara Pyeongando, Hwanghae dan Gaeseong.
“bukankah orang itu
ada disitu juga?”
“ ya.. dan guru Gwang Taek juga sudah kembali, Yang Mulia.
Ia sekarang berada di tenpat Sa Mo”
“kalau begitu ia pasti sudah bertemu dengan Ji Sun, aku
harap Gwang Taek bisa langsung segera menemuiku”
Ji berjalan di kegelapan mata dan betapa kagetnya ia melihat
selebaran bergambar wajah Jin gi “dicari”
“sudah kubilang, diam saja dan serahkan ini padaku” Ji pergi
menemui Dae ju
“bisa – bsianya aku diam sementara surat itu tidak tahu
dimana, kalau kau bisa… bawa mayat Jin Gi kemari!!”
Ji lalu memberikan bungkusan hitam yang ternyata berisi
patahan pedang Jin Gi. Dae ju membenarkan kalau itu milik Jin Gi, namun dimana
mayatnya? Dan mana surat itu?
“saat aku hamper membunuhnya, ia melompat kea pi berSa Moa
surat itu. Kau tidak usah khawatir.. surat itu sudah tidak ada di dunia. Aku
dapat menjaminnya dengan nyawaku”
Gwang Taek mengobrol dengan Sa Mo, ia lalu menyerahkan buku
dasar bela diri yang
ia susun. Sa Mo terkesima dan menyuruh Gwang Taek
memperagakannya. “dengan kondisi ini, aku tidak mungkin memperagakannya. Buku
itu berisi 18 jurus”
Jin Ju datang dan menyapa, Gwang Taek Tanya siapa dia. Sa Mo
menjelaskan kalau Jin Ju adalah anak Jin Gi, Jin Gi si penghianat (dulu Jin Gi
anggota Ninja Hitam).
Sa Mo : kau sudah lama di Qing,makanya tidak mengenalnya.. kau
tahu.. anak ini yang selalu mengejar – ngejar Dong Soo waktu kecil HAHAHAHA,
ada apa? Apa kau ke sini mencari Dong Soo?
Jin Ju : tidak!!! Aku hanya mampir saja,
Gwang Taek : anak ini cantik dan manis (please Gwang Taek…that’s
your daughter with Ji!!!)
Jin Ju: maaf? Ah… terimakasih J
kalau begitu aku pamit dulu…
Jin Ju lewat depan rumah Dae ju, ia berfikir kalau ini
tangkapan empuk.
Jin Ju dengan keranjangnya mencoba menjadi sales parfum.
Jin Ju : ini adlaah parfum dari barat nyonya… wanginya tidak
akan membuat lelaki pergi. Bahkan Hwang Jin Yi yang terkenal itu juga
memakainya!!!
Istri Dae ju : kau jangan bercanda, mm.. bagaimana kalau aku
mencoba wanginya dulu
Jin Ju tersenyum licik dan mulai merayu, ia mengipas –
ngipas bau botol parfum yang ia bawa, dan ternyata adalah obat BIUS! Hahaha,
istri Dae ju teparr dan dengan sigap Jin Ju mengambil perhiasan dan kaburr..
HAHAHA
Jin Ju pulang dan seperti biasa, ayahnya ngamuk karena Jin
Ju kabur dan mencuri terus. HAHAHA
Tanpa mereka sadari mereka di panatu oleh Chun. Chun lalu
kembali mengingat bagaimana ekspresi Ji menanyakan nama anaknya…
Jin Gi melihat sudah tidak ada orang, ia lalu membakar habis
Chilk Seo (surat), Jin Ju ternyata melihatnya dengan curiga.
Trio berangkat menuju suar.
Dong Soo : bagaimana kalau kita singgah sebentar dan pamit
pada Sa Mo
Cho Rip : apa kau piker Sa Mo mau mendengar kalau kita ke
istana hanya untuk menjaga suar?
Yeo Woon : ayo kita bergegas, kita harus sampai di sana
sebelum tengah hari
Mereka akhirnya sampai dengan tergpoh – gopoh dan langsung
membaringkan diri. Seseorang lalu keluar, Seo Yu Dae.
Yoo Dae yang paling tua dan paling senior menyuruh
memberikan mereka tugas pertama.
Yoo Dae : kayu bakar harus setiap hari diganti dan harus
kering, dan kalian harus mencari kotoran serigala dan sii ke kotak ini. Itu
dipakai untuk menghidupkan api
Dong Soo dan Cho Rip kaget setengah mati… “kotoran
serigala?” HAHAHHA
Yoo Dae bilang kalau mereka bisa tidak mengganti kayu bakar
jika hujan, dan bisa mengganti kotoran serigala dengan kotoran sapi atau kuda
Yeo Woon ngeyel : bagaimana kalau kita tidak bisa menemukan
ketiganya?
Yoo Dae : keringkan punyamu sendiri!!!
HAHAHAHHAHAA Cho Rip dan Dong Soo mau muntah!
HAHAHAHHAHAA Cho Rip dan Dong Soo mau muntah!
Ji Sun berdiri sendiri sambil memandang langit, Mi Hyo diam
– diam mengintipnya dan memanggilnya serigala, Ji Sun balik dengan tatapan
tajam dan dinginnya, membuat Mh kaget dan kabur.
Sa Mo meminta tolong pada Jang Mi agar Ji Sun bisa tinggal
di rumahnya,
Sa Mo : akan terlihat aneh kalau ia tinggal di tempat pria
Jang Mi : baiklah, aku akan berbagi kamar dengannya
Sa Mo : ahh..kau baik sekali, seperti Peri. Jang Mi tersipu
malu
Dong Soo memperhatikan Yoo Dae dan bertanya – Tanya sudah
berpaa lama Yoo Dae bertugas di sini. Yoo Dae berfikir – fikir dan mencoba
mengingat.. “30 tahun!”, Dong Soo kaget bukan main
Yoo Dae : aku disini sejak latihan terakhir (sama seperti
trio)
Dong Soo : apa kau tidak ikut ujian?
Yoo Dae : percuma.. apa yang bisa kau dpat disini? Kau tidak
bisa mengalahkan mereka yang bekerja di ibukota, mereka dengan gampang lulus
karena punya koneksi dan menyuap.
Mereka bertiga keringat dingin, jangan – jangan mereka akan
mati membusuk sebagai penjaga suar! HAHAHAHA
Yoo Dae makin usil menakut – nakuti mereka, terutama Dong
Soo tentunya! HAHAHAA
Yoo Dae bilang kalau disini rentan hukuman mati, jika mereka
terlambat sedetiks aja menyalakan api.. mereka akan dibunuh begitu saja.
Dong Soo : dibunuh begitu saja?
Yoo Dae : kau piker saja, kalau sedetik saja kalian tidak
mengirim sinyal dengan api.. Negara kita bisa saja DIJAJAH! Kau tidak percaya?
Tahun lalu ada 10 – 15 penjaga seperti kalian yang mati gara – gara itu.
Trio kecuali Yeo Woon makin keringat dingin, Cho Rip bahkan
hamper menangis! HAHHAAHAH, dasar anak -
anak :p
Dong Soo menikmati tidur siangnya, Yoo Dae lalu datang dan
enimbunnya dengan pakaian kotor. Dong Soo berteriak hamper sesak dengan bau
pakaian! Hahaha
Dong Soo : kau tidak pernah mencuci ya?
Ys : sudah setahun!
Cho Rip dan Dong Soo kesal bukan main, bisa – bisanya Yoo
Dae tidak mencuci pakaian selama setahun dan menumpukya begitu saja! HAHHAHA,
mereka bahkan hamper muntah,
Ys membodoh – bodohi Dong Soo dan Cho Rip,
Yoo Dae : aku punya 1 cara agar kalian bisa keluar dari sini
dengan cepat!!
Dong Soo : apa? Apa?????, Dong Soo memohon sambil senyum
senyum manis
Yoo Dae : caranya….. CUCI dulu pakaian ini!
HAHAHAHAHA
Sementara itu, di Hoksa Chorong (markas Ninja Hitam), Dae
Woong mengamuk tidak jelas, ia bahkan menebas orang tanpa kesalahan.
Ji dan Chun duduk bersama, Ji bertanya ada apa dengan Chun
akhir – akhir ini?
Chun : aku baru saja bertemu dengan Gwang Taek, kalau kau penasaran.. temui saja dia.
Chun : aku baru saja bertemu dengan Gwang Taek, kalau kau penasaran.. temui saja dia.
Dae Woong masih mengamuk dan bersumpah akan memotong –
motong tubuuh Gwang Taek. Chun yang mulai kesal memperingatkan kalau jangan
membawa masalah pribadi ke dalam Ninja Hitam.
Dae Woong kesal karena Chun dan Ji tidak mendukungnya, ia
membanting pintu dan bilang ia punya jalan sendiri!!
Di sungai…
Cho Rip mencuci baju busuk itu sambil menahan muntah, ia
lalu melihat Dong Soo dan Yeo Woon santai bukan main.
Cho Rip : oi Dong Soo! Kau bilang itu mencuci?
Dong Soo : air disini
masih murni, kita celup saja pakaian ini, dan bersih deh!!
HAHAHAHA, Dong Soo hanya mencelup celup baju di air.
Sementara Yeo Woon hanya bersantai menikmati angin, well Cho Rip mana berani
menegur Yeo Woon, ia berteriak kesal sambil memukul mukuli baju. HAHAHAHA
Dengan susah payah, mereka menjemur 3 ember lebih pakaian! Dong
Soo dengan senyum sumringah berlari ingin istirahat sambil memakai baskom di
kepalanya, hahhaa
Yoo Dae datang dan menyuruh mereka mengangkat jemuran
kembali
Dong Soo: ai’! maksudmu apa? Kami baru saja selesai!!
Tiba – tiba saja hujan datang, Yoo Dae tertawa berhasil
mengusili mereka, Dong Soo kesal bukan main, “kau sudah tau ini sejak awal kan?
HHAAAA..kau betul – betul!!” sambil berlari pungut jemuran! HAHAHA
Di siang bolong..
Cho Rip dan Yeo Woon dengan susah payah
mengumpulkan kayu bakar kering, Dong Soo hanya duduk santai dekat pembakaran
sambil menggigit ujung rumput. Dong Soo cengengesan melihat langit yang
ternyata ada bayangan Ji Sun! HAHAHA
Cho Rip kesal dan menyuruhnya ikut membantu, Yeo
Woon juga menyuruhnya mencari kotoran serigala, tapi Dong Soo masih dengan
wajah kaSa Moaran memandang langit.
Yeo Woon : sudahlah… dia sakit lagi!
Yoo Dae datang menemui Dong Soo yang malas –
malasan, lagi – lagi ia berusaha membodohi. HAHAHA
Yoo Dae menyuruh Dong Soo mengambilkannya
Kimchi yang sudah ia simpan di gua selama 3 tahun. Dong Soo complain habis –
habisan, tapi memikirkan dirinya bakala membusuk selama 30 tahun lebih di suar,
ia mengiyakan saja perintah Yoo Dae,
Dong Soo : haaaa! Benar – benar! Kenapa ia
menyimpan kimchi jauh sekali?
Dong Soo mulai memasuki gua dan menemukan
gentong berisi Kimchi “mm..enak!” hahaha Dong Soo mencomot segenggam kimchi dan
mencobanya.
Dong Soo lalu merasakan ada yang aneh pas ia
mengambil kimchi lagi, dan benar saja… ia kontan teriak saat menemukan banyak
ular di sekitarnya! HAHAHA, ia bahkan kena gigitan ular “SELAMATKAN AKUUUU…..”
Dong Soo akhirnya kembali dengan semangkok
Kimchi, Yoo Dae senyum senyum dan siap makan siang. Dong Soo kesal dan menuduh
kalau Yoo Dae sudah tau banyak ular di gua itu makanya menyuruhnya pergi.
Yoo Dae : itu sarang ular! Mereka berkumpul
disana
Dong Soo: APA?!
Dong Soo shock berat! Hahaha,
Yoo Dae penasaran apakah Dong Soo digigit ular,
Dong Soo yang sok jago menyembunyikan tangannya dan bilang mana mungkin seorang
Bae Dong Soo bisa digiGwang Taek ular.
Mereka sudah siap santap siang.. namun Yeo Woon
belum juga datang. Dong Soo yang aut – autan mengajukan complain besar –
besaran
“sayur! Ini sayur! Itu juga sayur! Mana
daging???” sambil menunjuk semua mangkok satu persatu
Dia pergi dan mengoceh kalau dia akan menangkap
dagingnya sendiri, “aku butuh energy!!!”
Dong Soo pergi ke tengah hutan dan tanpa
memilih – milih mangsa ia lalu memanah seekor burung! “azza!”
Sementara itu, Yeo Woon juga di tengah hutan,
setengah mati bersiul memanggil burung yang sedari tadi ia tunggu.
Yeo Woon kembali ke suar, ia melihat temannya
sudah terbaring kekenyangan mencomot daging yang Dong Soo bawa. Yeo Woon juga
makan daging itu dan bertanya bagaimana bisa mereka mendapatkan daging ayam
Cho Rip : itu bukan ayam, itu elang
Dong Soo : itu daging elang pembawa pesan
HAHAHHA, Yeo Woon kontan kaget dan berfikir
jangan – jangan itu elang miliknya. Dong Soo lalu memberikan Yeo Woon sebuah
pesan yang ada di kaki elang tsb. “bunuh”
Dong Soo : aku rasa aku baru sja menyelamatkan
nyawa seseorang
Yeo Woon : mm.. ya, kerja yang bagus. HAHAHA,
Dong Soo : jangan beritahu Yoo Dae, Ok
Cho Rip heran melihat wajah Dong Soo yang pucat
dan matanya sudah kayak panda
Cho Rip: Dong Soo yaaa.. kau kenapa? Apa kau
sangat mengantuk?
Yeo Woon langsung menarik tangan Dong Soo dan melihat
kalau Dong Soo benar sudah digigit ular dan racunnya mulai menyebar, Dong Soo masih
sok kuat bilang kalau ia baik – baik saja “bisa – bisanya Baek Dong Soo kalah
dengan ular”
BLAAAKK! Dong Soo langsung pingsan..
Cho Rip panic dan mencoba menyadarkan Dong Soo,
Yeo Woon juga berlari mencari herbal. Yoo Dae melihat Yeo Woon dan bertanya ada
apa,
Yoo Dae lalu melihat Dong Soo yang sudah
terkapar, “kalau begini ia bisa mati”
Yoo Dae meminta pisau, Cho Rip kaget.. apa Yoo
Dae akan memgamputasi tangan Dong Soo?
Yoo Dae : tidak ada pilihan lain, kau ingin ia
mati? Lebih baik kehilangan tangan dari pada mati!
Cho Rip hampir menangis dan memohon “apa
gunanya prajurit tanpa tangan?”
Ys lalu menyuruh Yoo Dae menyingkir, ia yang
merawat Dong Soo. Yeo Woon mengiris lengan Dong Soo dan mengisap racun – racun
ular, ia juga mengakupuntur Dong Soo. (Yeo Woon ingat ketulusan Dong Soo waktu
mereka menghadapi pengawal putra mahkota, Dong Soo hampir kehilangan lengannya
demi Yeo Woon)
Ji Sun dan Jang Mi family tidur di kamar yang
sama, walaupun Mi Hyo sempat protes.
Sementara itu, di Hoksa Chorong..
Dae Woong mabuk – mabukan dan terus teriak
tidak jelas (Hyo Rin kesal banget lihat nih oranGwang Taekua!!)
Chun datang dan memperingatkannya agar tidak
macam – macam di sini.
Dae Woong dengan senyum memuakkan bilang, apa
yang akan dilakukan Chun pada sahabatnya (dia) yang sudah menemaninya selama 10
tahun
Chun : sahabat adalah orang yang ada dalam
hati, namun selama 10 tahun ini.. kau tidak pernah sekalipun ada di hati ini!
Chun lalu pergi, Dae Woong mendengar itu makin
kesal dan melempari barang – barang disekitarnya,
Gwang Taek datang menemui Putra Mahkota, Putra
Mahkota sangat senang menemuinya. Gwang Taek lalu menyerahkan buku karangannya,
Putra Mahkota tidak tahu harus bagaimana untuk berterima kasih pada Gwang Taek.
Gwang Taek : aku melakukan ini untuk
kepentingan Negara Yang Mulia,
Putra Mahkota : aku akan meminta raja untuk
memberimu posisi di pemerintahan,
Gwang Taek menolak dengan halus dan bilang
kalau Seo Woong lebih baik daripada dia menerima gelar itu.
Gwang Taek merasa ada yang aneh ia lalu
berteriak kalau ada seseorang tidak dibutuhkan ada disini “ keluar kau! Aku
bisa mendengar suara nafaSa Mou”, Seo Woong sontak mendobrak pintu dan salah
satu dayang kedapatan dengan posisi menguping.
Dayang itu kaget dan bilang kalau ia disuruh
Raja untuk memanggil Gwang Taek.
Gwang Taek menemui Raja, “kenapa kau baru
menyapaku?”
Raja menawarkan Gwang Taek posisi di pemerintahan,
namun Gwang Taek menolak dengan alas an ia ingin menghabiskan sisa hidupnya
dengan wanita yang ia cintai. Raja hanya tertawa “kalau begitu aku tidak bisa
berbuat apa – apa”
Sementara itu, dayang yang tadi ternyata mata –
mata Dae ju, ia melaporkan kalau Putra Mahkota dan Raja barus aja bertemu
dengan Gwang Taek. Dae ju kesal bukan main “mengapa orang menyusahkan itu
kembali lagi dalam hidupku?”
Yeo Woon merawat Dong Soo, Dong Soo tiba – tiba
mengigau tentang Ji Sun dan sontak bangun.
Dong Soo : ada apa? Kenapa aku disini?
Yoo Dae : ular yang menggigitmu beracun
Dong Soo : beracun? Mana mungkin! Aku sudah
membaca buku waktu kecil kalau ular seperti itu tidak ada di daftar ular
beracun
Yoo Dae : kau baca buku tahun berapa? HAHAHAHA
Dong Soo mencoba bangun dan sok kuat, ia malah
tidak bisa berdiri dan jatuh lagi.
Dae Woong kembali berulah, ia mendatangi tempat
sakral Chun dan membuat onar. Ia kesal kenapa Chun dan Ji tidak melakukan
apapun pada Gwang Taek yang notabene membuat lengannya buntung.
“sepertinya kau datang ingin mati” Chun sudah
tidak tahan
Dae Woong dengan senyum andalan memuakkan
bilang maaf seharusnya ia tidak datang mengusik MAHA CHUN,
Dae Woong mendekati Chun dan nyaris menebasnya,
Chun memegang pundak Dae Woong “jangan salahkan aku”
Ia lalu menebas Dae Woong, Dae Woong muntah
darah dan terkapar, “singkirkan mayatnya”. Ji hanya diakm melihatnya
Dae Woong yang masih sanggup bicara dan sudah
dibuang bersumpah serapah kalau ia bakal tetap hidup walau tangan dan kakinya
dipotong “AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN SEMUA”
Putra Mahkota menerima kabar dari Seo Woong
kalau Ji Sun hidup berasama Jang Mi. Putra Mahkota juga bertanya apakah Seo
Woong sudah menemukan cara untuk menghilangkan tattoo dari tubuh Ji Sun, Seo
Woong bilang kalau ia menemukan seorang Gisaeng yang bisa melakukannya.
Putra Mahkota : panggil gisaeng itu secara
rahasia mengahadapku
Jin Ju mengendap – endap kabur dari rumah,
ayahnya menjaganya dengan ketat! Bahkan tidur tepat di depan pintu kamar Jin Ju,
hahahha
Jin Ju berhasil kabur lewat jendela. Ia
berjalan – jalan di sekitar pasar…
Jin Ju melihat seorang pengawal milik istri Dae
ju memukuli gadis kecil yang mengemis di istri Dae ju. Jin Ju menolong anak itu
yang sudah berlumur darah di wajahnya, “bisa – bsianya mereka melakukan ini
pada anak kecil sepertimu”
Pengawal Dae ju lalu berjalan ke istana dan
melihat Ji Sun masuk ke dalam istana.
Di dalam.. Putra Mahkota memberitahu Ji Sun
kalau ia sudah menemukan orang yang akan mencppy tattoo dan menghilangkannya
dari tubuh Ji Sun. “aku akan melindungimu”
Anak buah Chun datang dan melapor kalau mayat Dae
Woong hilang
Chun : jangan khawatir, ia pasti berusaha untuk
tetap hidup. Itu takdirnya, ia kan?, katanya sambil melirik Ji
Ji sontak mengingat kembali saat ia dan Gwang
Taek di padang rumput dan Chun melihatnya.
Chun lalu menyuruh Ji menemui Gwang Taek kalau
ia penasaran, Ji keluar dan menangis
Seorang pelukis datang dan bilang kalau ia
mewakili gurunya yang sedang sakit. Putra Mahkota menanyakan apakah ia bisa
menjaga rahasia dan dapat dipercaya?
Pelukis : tutup mata dan telingamu jika berada
dalam istana, dan tutup mulutmu saat ekluar dari istana, itu yang diajarkan
guruku,,Yang Mulia
Putra Mahkota lalu memberikan kode Ji Sun, Ji
Sun lalu membuka bajunya dan pelukis kaget. Ji Sun menahan tangisnya (well
harga diri habis) dan pelukis mulai mengerjakan tugasnya.
Malam hari di suar.. Dong Soo gelisah tidak
bisa tidur, ia terus mengingat Ji Sun. Ia lalu memilih pergi ke kuil, Yeo Woon
hanya diam melihatnya,
Dong Soo di bawah hujan deras menatap dalam
lukisannya di kuil,
Sementara itu, pengawal Dae ju melapor kalau ia
melihat biksu wanita itu masuk ke dalam istana.
Pengawal : biksu itu sudah 10 tahun terakhir
bolak – balik ke kuil, ia bahkan pernah mengunjungi Qing, umurnya sekitar 20
tahun, tapi tidak ada yang tahu tentang dia
Dae ju : 10 tahun lalu? HAHAHAHA… itu pasti
anak Yu Sa Gong yang berusaha melarikan diri 10 tahun silam.
Dae ju tertawa keras dan puas, ia tidak sabar
menanti apa yang akan terjadi selanjutnya.
Pelukis minta maaf, karena ia menggambar
terlalu lama (keringat dingin). Putra Mahkota bilang ini tidak amsalah yang
penting ia bisa menggambar dengan baik dan tidak ada kesalahan.
Setelah selesai, Putra Mahkota bingung.. kenapa
ia menggambar 3 buah peta.
Pelukis : ini terlihat seperti 1 peta, namun
sebenarnya orang yang menatto itu menyatukan 3 buah peta dalam satu gambar.
Putra Mahkota dan Ji Sun sontak kaget.
Sinopsis by Hyo Rin
@mewmewhyorin.blogspot.com
Picture taken from popv @http://popv.wordpress.com/
Komentar
Posting Komentar